Menguak Kesalahpahaman Populer soal SCRUM part 3

Menguak Kesalahpahaman Populer soal SCRUM Part 3 (Final)

Kita kembali lagi untuk mengungkap dan membongkar kesalahpahaman seputar scrum. Artikel ini masih akan membahas sejumlah kesalahpahaman yang sering muncul dalam praktik scrum. Mari kita lanjut membacanya!

Poin 1: Release increment tidak harus menunggu akhir sprint

Dalam scrum, pengembangan increment seharusnya berjalan sepanjang waktu, dan increment dapat dirilis kapan saja tim dan product owner menganggapnya sudah siap untuk dikirim ke pelanggan atau pengguna akhir. Hal ini memungkinkan nilai tambah untuk diberikan lebih cepat.

Poin 2: Sprint khusus untuk persiapan, release, dan lainnya tidak ada

Sprint dalam scrum adalah periode waktu pengembangan produk yang potensial untuk pengiriman. Tidak ada sprint khusus untuk tugas-tugas tertentu di luar lingkup pengembangan produk. Tugas-tugas seperti persiapan atau release seharusnya terintegrasi dalam sprint biasa.

Poin 3: Komunikasi dengan stakeholder bukan hanya kewenangan product owner

Meski product owner memainkan peran penting dalam menjalin komunikasi dengan pemangku kepentingan, semua anggota tim scrum seharusnya dapat berinteraksi dengan pemangku kepentingan. Komunikasi terbuka dan berkelanjutan dengan pemangku kepentingan membantu memahami kebutuhan dan memastikan produk berkembang sesuai dengan harapan.

Poin 4: Product backlog item bisa diubah selama sprint berlangsung

Ada kesalahpahaman bahwa Product Backlog Item (PBI) tidak boleh diubah ketika sprint berlangsung. Namun, sesuai dengan prinsip adaptasi terhadap perubahan, PBI dapat diubah selama sprint jika diperlukan. Namun, perubahan semacam itu harus dikelola dengan hati-hati dan mempertimbangkan dampaknya pada sprint goal. Pengubahan PBI harus disetujui oleh product owner dan tim pengembangan.

Poin 5: Durasi sprint tidak terkait langsung dengan jumlah product backlog Item yang dikerjakan

Durasi sprint adalah keputusan tim, dan itu biasanya ditentukan secara konsisten, misalnya, 2, 3, atau 4 minggu. Jumlah PBI yang dikerjakan selama sprint harus sesuai dengan kapasitas tim, bukan ditentukan oleh durasi sprint. Tujuan utama adalah memberikan nilai yang konsisten dan berkualitas kepada pemangku kepentingan dalam setiap iterasi.

Scrum adalah kerangka kerja yang dinamis dan fleksibel. Namun, seringkali kesalahpahaman menghalangi implementasi yang efektif. Klarifikasi atas kesalahpahaman ini diharapkan dapat membantu Anda memahami lebih baik bagaimana mengadopsi scrum dengan benar. Teruskan untuk memahami lebih lanjut konsep-konsep penting dalam praktik scrum.

Menguak Kesalahpahaman Populer Tentang SCRUM (1)

Menguak Kesalahpahaman Populer soal SCRUM Part 2

Di artikel sebelumnya, kita sudah membahas beberapa kesalahpahaman yang umum terjadi tentang SCRUM. Sekarang, mari kita lanjutkan kesalahpahaman lain yang perlu diklarifikasi.

Poin 1: Product owner dan scrum master bagian dari tim SCRUM

Sebenarnya, dalam kerangka kerja scrum, keduanya adalah anggota integral dari tim. Mereka berperan penting dalam membantu tim mencapai kesuksesan proyek.

  • Product owner: Bertanggung jawab atas perencanaan dan pengelolaan backlog produk. Mereka adalah pemangku kepentingan utama yang menentukan kebutuhan dan prioritas fitur.
  • Scrum master: Berperan sebagai fasilitator untuk memastikan tim dapat menerapkan scrum dengan baik. Mereka membantu mengatasi hambatan, memfasilitasi event-event scrum, dan menjaga tim fokus pada prinsip-prinsip scrum.

Poin 2: Komunikasi antara anggota tim SCRUM tidak terbatas pada saat event

Scrum memiliki serangkaian event seperti daily scrum, sprint planning, sprint review, dan sprint retrospective. Namun, kesalahpahaman yang umum adalah mengira bahwa komunikasi antara anggota tim scrum hanya terjadi selama event tadi. Sebenarnya, komunikasi yang baik harus terjadi sepanjang sprint. Tim harus saling berkolaborasi dan berkomunikasi secara teratur untuk memecahkan masalah, berbagi pengetahuan, dan menjaga proyek berjalan lancar.

Poin 3: Estimasi waktu dan effort developer bukan komitmen mutlak

Estimasi waktu dan usaha pengembang selama sprint planning harus dianggap sebagai komitmen yang tidak boleh dilanggar. Anggapan itu tidak sepenuhnya benar. Estimasi adalah perkiraan berdasarkan pemahaman saat ini tentang pekerjaan yang harus dilakukan. Disisi lain, penting bagi pengembang untuk berusaha memenuhi estimasi dalam situasi yang berubah atau perencanaannya perlu disesuaikan saat muncul hambatan. Scrum mendorong adaptasi terhadap perubahan.

Poin 4: SCRUM wajib menggunakan scrum board

Meskipun scrum board berguna untuk memvisualisasikan pekerjaan dalam sprint, tools itu bukan jadi keharusan mutlak. Tim bisa menggunakan alat atau metode visualisasi yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Hal terpenting, pekerjaan terlihat dan bisa dikelola dengan baik.

Poin 5: Sprint retrospective bukan bagian penting dari SCRUM

Beberapa orang berpikir bahwa sprint retrospective jadi opsional dalam SCRUM. Padahal, retrospektif adalah elemen penting dalam perbaikan terus-menerus. Ini adalah kesempatan bagi tim untuk melihat kembali sprint sebelumnya, mengidentifikasi apa yang berjalan baik dan apa yang perlu diperbaiki. Meskipun retrospektif mungkin tampak opsional, itu adalah alat yang kuat untuk meningkatkan kinerja tim.

SCRUM adalah kerangka kerja yang mempromosikan kolaborasi tim, adaptasi terhadap perubahan, dan perbaikan terus-menerus. Klarifikasi atas kesalahpahaman ini diharapkan dapat membantu Anda dalam menerapkan scrum dengan lebih baik. Jangan lewatkan artikel selanjutnya di seri ini, di mana kita akan terus menjelajahi konsep-konsep scrum yang penting.

Menguak Kesalahpahaman Populer soal SCRUM – part 1

Apakah kamu pernah mendengar tentang SCRUM? Sebagian mungkin sudah sering mendengarnya, terutama jika berkecimpung di dunia pengembangan perangkat lunak. Namun, ada banyak kesalahpahaman tentang SCRUM yang perlu kita klarifikasi. Dalam seri artikel ini, kita akan mengulas beberapa poin penting yang sering di salah pahami soal SCRUM. 

Poin 1: SCRUM bukan Metodologi, Melainkan Framework

Kesalahpahaman yang umum terjadi adalah menganggap SCRUM sebagai metodologi. Padahal, sebenarnya SCRUM adalah sebuah framework. Apa bedanya? Metodologi adalah aturan ketat yang harus diikuti di setiap situasi, sementara framework memberikan kerangka kerja yang lebih fleksibel. Dalam SCRUM, tim punya kebebasan untuk menyesuaikan praktik-praktiknya dengan kebutuhan proyek tertentu.

Poin 2: SCRUM bukan satu-satunya framework agile

Sebenarnya, ada banyak framework agile lain seperti Kanban, Lean, dan Extreme Programming (XP). SCRUM hanyalah salah satu pilihan, dan pemilihan framework bergantung pada karakteristik proyek dan preferensi tim.

Poin 3: Timebox dalam SCRUM itu penting!

Saat berbicara tentang SCRUM, seringkali ada kesalahpahaman bahwa timebox (waktu yang terbatas) dalam setiap kegiatan SCRUM tidak begitu penting. Ini tidak benar. Timebox adalah salah satu elemen kunci dalam SCRUM. Misalnya, dalam sprint, ada batasan waktu yang ketat untuk menyelesaikan pekerjaan. Ini membantu tim untuk tetap fokus dan menghasilkan hasil lebih baik dalam waktu yang telah ditentukan.

Poin 4: Daily SCRUM bukan cuma untuk laporan progress

Daily SCRUM atau stand-up meeting harian sering dianggap hanya sebagai wadah untuk melaporkan progress. Padahal sebenarnya lebih dari itu. Tujuan utama dari daily SCRUM adalah untuk menyinkronkan tim, mengidentifikasi hambatan yang mungkin muncul, dan membuat rencana tindakan yang diperlukan. Ini bukan hanya acara untuk product owner, melainkan seluruh tim.

Poin 5: Sprint harus menghasilkan increment

Anggapan itu bertentangan dengan prinsip utama SCRUM. Dalam setiap sprint, tim harus menghasilkan potongan produk yang berfungsi. Ini memungkinkan pemangku kepentingan untuk mendapatkan nilai tambah setelah setiap sprint selesai.

SCRUM adalah sebuah framework yang memungkinkan tim untuk mengembangkan produk dengan lebih efektif dan responsif terhadap perubahan. Menghindari kesalahpahaman tentang SCRUM adalah langkah pertama menuju penggunaan yang lebih baik. Dalam seri artikel ini, kami akan terus menjelajahi lebih dalam tentang SCRUM dan bagaimana Anda dapat menggunakannya secara efektif dalam pengembangan perangkat lunak. Nantikan kelanjutan pembahasan mengenai scrumb!