Menguak Kesalahpahaman Populer soal SCRUM – part 1

Apakah kamu pernah mendengar tentang SCRUM? Sebagian mungkin sudah sering mendengarnya, terutama jika berkecimpung di dunia pengembangan perangkat lunak. Namun, ada banyak kesalahpahaman tentang SCRUM yang perlu kita klarifikasi. Dalam seri artikel ini, kita akan mengulas beberapa poin penting yang sering di salah pahami soal SCRUM. 

Poin 1: SCRUM bukan Metodologi, Melainkan Framework

Kesalahpahaman yang umum terjadi adalah menganggap SCRUM sebagai metodologi. Padahal, sebenarnya SCRUM adalah sebuah framework. Apa bedanya? Metodologi adalah aturan ketat yang harus diikuti di setiap situasi, sementara framework memberikan kerangka kerja yang lebih fleksibel. Dalam SCRUM, tim punya kebebasan untuk menyesuaikan praktik-praktiknya dengan kebutuhan proyek tertentu.

Poin 2: SCRUM bukan satu-satunya framework agile

Sebenarnya, ada banyak framework agile lain seperti Kanban, Lean, dan Extreme Programming (XP). SCRUM hanyalah salah satu pilihan, dan pemilihan framework bergantung pada karakteristik proyek dan preferensi tim.

Poin 3: Timebox dalam SCRUM itu penting!

Saat berbicara tentang SCRUM, seringkali ada kesalahpahaman bahwa timebox (waktu yang terbatas) dalam setiap kegiatan SCRUM tidak begitu penting. Ini tidak benar. Timebox adalah salah satu elemen kunci dalam SCRUM. Misalnya, dalam sprint, ada batasan waktu yang ketat untuk menyelesaikan pekerjaan. Ini membantu tim untuk tetap fokus dan menghasilkan hasil lebih baik dalam waktu yang telah ditentukan.

Poin 4: Daily SCRUM bukan cuma untuk laporan progress

Daily SCRUM atau stand-up meeting harian sering dianggap hanya sebagai wadah untuk melaporkan progress. Padahal sebenarnya lebih dari itu. Tujuan utama dari daily SCRUM adalah untuk menyinkronkan tim, mengidentifikasi hambatan yang mungkin muncul, dan membuat rencana tindakan yang diperlukan. Ini bukan hanya acara untuk product owner, melainkan seluruh tim.

Poin 5: Sprint harus menghasilkan increment

Anggapan itu bertentangan dengan prinsip utama SCRUM. Dalam setiap sprint, tim harus menghasilkan potongan produk yang berfungsi. Ini memungkinkan pemangku kepentingan untuk mendapatkan nilai tambah setelah setiap sprint selesai.

SCRUM adalah sebuah framework yang memungkinkan tim untuk mengembangkan produk dengan lebih efektif dan responsif terhadap perubahan. Menghindari kesalahpahaman tentang SCRUM adalah langkah pertama menuju penggunaan yang lebih baik. Dalam seri artikel ini, kami akan terus menjelajahi lebih dalam tentang SCRUM dan bagaimana Anda dapat menggunakannya secara efektif dalam pengembangan perangkat lunak. Nantikan kelanjutan pembahasan mengenai scrumb!

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *