Group 36

Zero Trust Security Menggunakan Openziti

OpenZiti adalah platform open-source yang dipakai untuk mengimplementasikan konsep Zero Trust Networking. Dia memberikan fleksibilitas keamanan dalam mengakses aplikasi dan data tanpa penggunaan VPN tradisional. Dalam Zero Trust, akses diberikan berdasar identitas pengguna atau perangkat, bukan lokasi atau jaringan tertentu. Jadi, ini akan memastikan bahwa hanya entitas terpercaya yang bisa mengakses aset penting perusahaan.

OpenZiti memungkinkan perusahaan bisa menerapkan lapisan keamanan tambahan seperti autentikasi multifaktor (MFA), kontrol akses berbasis identitas, dan enkripsi end-to-end. Platform ini juga mendukung application-embedded security, yaitu keamanan yang dibangun langsung ke dalam aplikasi. Sehingga aplikasi jadi lebih tangguh terhadap ancaman, dan tidak selalu bergantung pada infrastruktur eksternal untuk menjaga keamanan data.

Langkah umum implementasikan Zero Trust Security dengan OpenZiti

Beberapa alasan perusahaan mengimplementasikan Zero Trust Security dengan OpenZiti. Diantaranya untuk meningkatkan keamanan, memberi kontrol lebih granular terhadap akses, dan memastikan semua entitas di jaringan mendapatkan perlindungan optimal tanpa mengorbankan performa atau fleksibilitas. Berikut adalah beberapa langkah umum dalam mengimplementasikan Zero Trust Security menggunakan OpenZiti:

  1. Desain arsitektur jaringan: Tentukan kebutuhan dan struktur jaringan yang akan diimplementasikan. Identifikasi sumber daya yang perlu diakses, baik dalam jaringan internal maupun cloud. Tak lupa buat desain jaringan yang memisahkan segmen secara berbeda. 
  2. Instalasi dan konfigurasi OpenZiti controller: OpenZiti controller adalah komponen inti dari platform OpenZiti. Instal dan konfigurasikan OpenZiti controller pada server yang sesuai. OpenZiti controller bertanggung jawab untuk mengelola dan mengatur entitas yang terhubung ke jaringan, seperti pengguna dan perangkat.
  3. Pendaftaran entitas: Setelah instal OpenZiti controller, daftarkan entitas yang akan terhubung ke jaringan. Ini melibatkan pemberian identitas unik dan otentikasi untuk setiap entitas, seperti pengguna atau perangkat.
  4. Konfigurasi kebijakan akses: Tentukan kebijakan akses yang ketat berdasarkan prinsip Zero Trust. Batasi akses entitas hanya pada sumber daya yang mereka butuhkan untuk tugas tertentu. Anda dapat menentukan aturan akses berdasarkan identitas entitas, lokasi, waktu, dan faktor lain yang relevan.
  5. Instalasi dan konfigurasi OpenZiti Edge Router: OpenZiti Edge Router dipakai untuk menghubungkan entitas ke jaringan. Instal dan konfigurasikan OpenZiti Edge Router pada setiap entitas yang akan terhubung. Edge Router berperan dalam mengamankan komunikasi antara entitas dan sumber daya jaringan dengan menggunakan teknologi VPN dan enkripsi.
  6. Monitoring dan pemantauan: Terus pantau jaringan dan aktivitas entitas. Manfaatkan fitur pemantauan dan inspeksi lalu lintas jaringan yang disediakan oleh OpenZiti untuk mendeteksi aktivitas yang mencurigakan atau ancaman potensial.
  7. Pemeliharaan dan pembaruan: Pastikan untuk menjaga sistem OpenZiti tetap terbaru dengan versi yang terbaru dan menerapkan patch keamanan yang diperlukan. Selain itu, tinjau secara berkala kebijakan akses dan tingkatkan mereka sesuai dengan kebutuhan dan perubahan dalam organisasi.

Itulah tadi gambaran umum Zero Trust Security, dan langkah mengimplementasikannya dengan OpenZiti. Implementasi OpenZiti memungkinkan organisasi menerapkan Zero Trust Security lebih ketat, efektif membatasi akses terhadap sumber daya, dan meningkatkan keamanan jaringan secara keseluruhan. 

Zero Trust Security

Mengenal Zero Trust Security

Zero Trust Security, sebuah konsep pendekatan yang semakin populer di dunia digital IT, utamanya dalam hal keamanan data. Keamanan informasi menjadi semakin kompleks dan complicated di era digital. Baik individu maupun perusahaan harus melindungi data penting dari serangan cyber yang juga semakin masif. Lalu, seperti apa kehebatan konsep Zero Trust Security ini? Lanjutkan baca artikelnya.

Zero Trust Security, atau sering disebut Zero Trust Architecture (ZTA) adalah kerangka kerja keamanan yang dirancang untuk mengubah cara kita memandang akses ke sistem dan data. Pendekatan ini berprinsip bahwa tidak ada yang diasumsikan aman secara default di dalam atau luar jaringan. Konsep ZTS menantang model keamanan tradisional yang fokus pada pengamanan perimeter atau batas jaringan di sekitar organisasi.

Setiap pengguna, perangkat, atau sistem dianggap tidak terpercaya dan harus diverifikasi secara terus-menerus sebelum diizinkan mengakses sumber daya atau informasi penting. Hal ini karena konsep Zero Trust Architecture menganggap ancaman bisa datang dari dalam jaringan internal, seperti serangan dari pengguna yang kompromi atau perangkat yang terinfeksi malware.

Prinsip utama Zero Trust Security

  1. Verifikasi identitas. Setiap entitas yang ingin mengakses sumber daya harus terlebih dahulu diverifikasi identitasnya. Hal ini melibatkan otentikasi multifaktor untuk memastikan pengguna atau perangkat yang terkait adalah itu sebenarnya.
  2. Pengendalian akses yang ketat: Setelah identitas diverifikasi, hak akses pengguna atau perangkat harus terbatas pada apa yang mereka butuhkan untuk pelaksanaan tugas. Prinsip ini menghindari akses luas dan membatasi kemungkinan serangan oleh entitas yang terverifikasi.
  3. Segregasi jaringan dan pemantauan: Jaringan dipecah menjadi segmen-segmen kecil dan diatur secara ketat, sehingga jika satu segmen kompromi, serangan tidak bisa dengan mudah menyebar ke bagian lainnya. Pemantauan dan inspeksi lalu lintas jaringan juga diterapkan secara aktif untuk mendeteksi aktivitas mencurigakan atau ancaman yang berpotensi.

Manfaat Zero Trust Security bagi Perusahaan

Implementasi Zero Trust Security memberikan beberapa manfaat bagi perusahaan. Pertama, meminimalisir risiko serangan yang berasal dari dalam maupun luar jaringan perusahaan. Manfaat lain dari sisi kepatuhan. Ada banyak regulasi keamanan data yang mengharuskan organisasi untuk melindungi data mereka secara ketat. Nah, Zero Trust ini akan membantu memenuhi persyaratan keamanan data tadi dengan memastikan akses yang tepat dan pengawasan ketat. 

Terakhir, Zero Trust Security memberikan manfaat fleksibilitas. Artinya, perusahaan bisa lebih fleksibel memperluas infrastruktur ke layanan cloud tanpa mengorbankan keamanan. Hal ini akan mendukung model kerja jarak jauh yang berlaku di perusahaan Anda. 

Tantangan Penerapan ZTS

Meski memberikan manfaat, perusahaan masih menghadapi tantangan dalam menerapkan konsep Zero Trust Security. Pertama dari sisi kompleksitas. Implementasinya butuh perubahan budaya dan infrastruktur cukup besar. Sehingga, tindakan ini mungkin memerlukan investasi waktu dan sumber daya yang tidak sedikit. 

Tantangan kedua, perubahan infrastruktur keamanan yang sebelumnya sudah ada lalu disesuaikan dengan model ZTS bisa cukup susah. Khususnya bagi perusahaan atau organisasi yang sebelumnya sudah punya infrastruktur mapan. Terakhir, verifikasi identitas yang ketat bisa menimbulkan tantangan dalam manajemen pengguna dan perangkat, terutama dalam skala besar.

Zero Trust Security melibatkan kombinasi teknologi, kebijakan, dan praktek terbaik untuk mengamankan jaringan dan data perusahaan. Konsepnya mencakup otentikasi, enkripsi data, pengendalian akses, pemantauan jaringan, dan pemisahan segmen jaringan. Meski tantangan penerapan Zero Trust tak bisa diabaikan, manfaat jangka panjangnya dalam melindungi data sensitif dan infrastruktur organisasi membuatnya jadi pendekatan yang semakin menarik.