Seberapa familiar Kamu dengan istilah seputar QA?

Seberapa familiar Kamu dengan istilah QA ini?

Siapa yang di kantor sering dengar istilah tertentu yang berkaitan dengan IT? Seringkali, beberapa developer dan tim IT lain berbicara menggunakan istilah spesifik yang mungkin awam bagi non developer. Nah di dunia software Quality Assurance (QA) misalnya, ada banyak istilah penting yang dipakai untuk menjelaskan proses atau alat saat melakukan pekerjaan. Pertanyaannya, seberapa sering kita mendengar istilah bidang QA berikut ini? Lalu, apakah Kita juga tahu arti dari istilah tersebut? 

Beberapa istilah populer dalam dunia QA

Ada banyak istilah populer yang sering dipakai dalam dunia software developer, khususnya tim QA. Berikut beberapa diantaranya:  

  1. Quality Assurance (QA)

QA adalah pendekatan sistematis untuk memastikan produk atau layanan memenuhi standar kualitas yang ditetapkan. Dalam konteks Software Quality Assurance (SQA), QA melibatkan proses pengujian dan pemantauan secara menyeluruh untuk memastikan bahwa perangkat lunak memenuhi persyaratan dan standar kualitas yang ditetapkan.

  1. Software Testing

Software testing adalah proses verifikasi dan validasi perangkat lunak untuk memastikan fungsi berjalan baik. Proses ini melibatkan pengujian fungsional dan non-fungsional untuk mengidentifikasi dan memperbaiki bug atau masalah potensial.

  1. Functional Testing

Jenis pengujian perangkat lunak yang fokus untuk memverifikasi apakah sistem atau aplikasi berfungsi sesuai dengan persyaratan fungsional yang telah ditetapkan. Dengan kata lain, tujuan fungsional testing adalah memastikan perangkat lunak melakukan fungsi yang diharapkan sesuai dengan ketentuan spesifikasi.

  1. Non-Functional Testing

Fokus pada aspek non-fungsional suatu sistem, melibatkan kualitas atau karakteristik kinerja selain dari fungsionalitas inti. Tujuan utama dari non-fungsional testing adalah mengevaluasi atribut seperti kinerja, keamanan, keandalan, ketersediaan, dan usabilitas sistem. Berbeda dengan fungsional testing yang menguji apa yang dilakukan perangkat lunak, non-fungsional testing fokus pada bagaimana perangkat lunak melakukan fungsi tersebut dalam kondisi tertentu.

  1. Regression Test

Regression testing adalah jenis pengujian untuk memastikan perubahan atau pembaruan pada perangkat lunak tidak mempengaruhi fungsi yang sudah ada sebelumnya. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi potensi bug baru yang mungkin muncul akibat perubahan.

  1. Black-box Testing

Metode pengujian yang dilakukan tanpa memperhatikan struktur internal atau logika kode sumber. Dia hanya melakukan pengujian berdasarkan input dan output yang diharapkan.

  1. White-box Testing

Metode pengujian yang dilakukan dengan memeriksa struktur internal atau code. Penguji memiliki pengetahuan tentang struktur internal aplikasi dan melakukan pengujian dengan mengeksekusi code secara langsung.

  1. Integration Testing

Tes yang dilakukan untuk memastikan bahwa suatu sistem dapat bekerja dengan baik dengan sistem lain.

  1. User Acceptance Testing (UAT)

Acceptance testing adalah jenis pengujian yang dilakukan oleh pengguna akhir untuk memastikan bahwa perangkat lunak memenuhi persyaratan pengguna dan siap untuk digunakan.

  1. Performance Testing

Tes yang dilakukan untuk memastikan bahawa suatu sistem dapat menangani beban yang diharapkan dan mencapai target kinerja yang ditentukan.

  1. Automation Testing

Tes yang melibatkan penggunaan perangkat lunak dan script otomatis untuk menjalankan pengujian secara otomatis. Ini membantu meningkatkan efisiensi pengujian, terutama pada skenario pengujian yang berulang.

  1. Test Scenario

Merupakan deskripsi singkat dan jelas tentang bagaimana suatu fitur atau fungsi dari perangkat lunak akan diuji.

  1. Test Case

Test case adalah dokumen yang merinci langkah-langkah dan data uji yang digunakan untuk menguji suatu fungsi atau fitur dalam perangkat lunak. Setiap test case dirancang untuk menguji satu aspek tertentu dari perangkat lunak.

  1. Defect/Bug

Defect adalah kesalahan atau bug dalam perangkat lunak yang menyebabkan ketidaksesuaian dengan persyaratan atau hasil yang diinginkan. Defect dapat ditemukan selama proses pengujian dan perlu diperbaiki sebelum produk dirilis.

Itulah tadi beberapa istilah populer seputar QA. Memahami beberapa istilah populer tadi membuat kita lebih mudah menjalankan proses dalam QA secara efektif dan efisien sehingga dapat menghasilkan perangkat lunak yang berkualitas. Jadi, mana saja nih istilah yang sudah kamu ketahui?

Apa itu SysOps Administrator

SysOps Administrator, Peran dan Skill yang Dibutuhkan dalam Pengembangan Proyek IT

Systems Operations atau biasa disingkat SysOps adalah istilah yang merujuk pada peran untuk mengelola dan menjaga infrastruktur teknologi informasi. Sementara individu yang bertanggung jawab atas pengaturan, pemeliharaan, pemantauan, dan perbaikan infrastruktur IT disebut SysOps Administrator. Tugas mereka di sebuah perusahaan, khususnya Divisi IT diantaranya mencakup:

  1. Pengaturan sistem. Menyiapkan sekaligus mengkonfigurasi software dan hardware untuk menjalankan aplikasi/layanan yang mendukung operasi organisasi.
  2. Pemeliharaan: Memastikan bahwa sistem beroperasi lancar dan efisien. Ini melibatkan pembaruan perangkat lunak, penerapan keamanan, dan tindakan pencegahan lainnya.
  3. Pemantauan: Mengawasi kinerja sistem secara terus-menerus untuk mendeteksi masalah potensial atau penurunan kinerja. Mereka menggunakan alat pemantauan untuk memantau sumber daya dan metrik sistem.
  4. Pengelolaan Kapasitas: Memprediksi pertumbuhan kebutuhan sumber daya dan merencanakan peningkatan infrastruktur yang diperlukan.
  5. Pengelolaan Keamanan: Menetapkan kebijakan keamanan, mengimplementasikan tindakan keamanan, dan merespons ancaman keamanan seperti serangan siber.
  6. Pemulihan Bencana: Merencanakan dan mengimplementasikan solusi pemulihan bencana untuk mengatasi kegagalan software atau hardware yang parah.
  7. Pemecahan Masalah: Menangani masalah teknis yang muncul, lalu menganalisis akar penyebab masalah tadi, dan mencari solusi tepat.
  8. Kerja Sama Tim: Bekerja sama dengan tim pengembangan, pengelola jaringan, dan departemen lain untuk memastikan operasi berjalan lancar.

Di kesehariannya, tim SysOps Administrator sering berhubungan erat dengan DevOps (Development and Operations). DevOps adalah metodologi yang menekankan kerjasama antara tim pengembangan (developers) dan tim operasi sistem (operations) untuk mempercepat pengiriman perangkat lunak dan meningkatkan kualitas layanan. Di banyak organisasi, peran SysOps dan DevOps bisa saling melengkapi.

Secara keseluruhan, SysOps Administrator memainkan peran penting untuk memastikan infrastruktur TI organisasi berjalan dengan baik, aman, dan efisien. Agar peran itu terealisasi maksimal, mereka perlu menguasai skill, baik secara teknis maupun soft skill. Berikut beberapa skill umum yang harus dikuasai oleh seorang SysOps Administrator, baik dari sisi teknis maupun non teknis:

Skill Teknis Seorang SysOps

  1. Kemampuan teknis menjadi kualifikasi utama bagi seseorang yang ingin berprofesi di bidang ini. Beberapa skill teknis yang dimaksud pertama adalah sistem operasi (Linux, Unix, dan Windows Server). Kedua, pemahaman kuat soal jaringan komputer, protokol, topologi, dan keamanan jaringan. Ketiga, skill mengelola basis data seperti MySQL, PostgreSQL, atau MongoDB. Terakhir, keahlian pada Virtualisasi (VMware atau Hyper-V) dan Kontainerisasi  menggunakan Docker.
  2. Pemahaman tentang keamanan IT, termasuk kebijakan keamanan, pemantauan ancaman, dan perlindungan terhadap serangan siber.
  3. Pemantauan sistem menggunakan tools seperti Nagios, Zabbix, atau Prometheus, untuk memonitor kinerja sistem.
  4. Kemampuan identifikasi data kinerja sistem dan pengambilan keputusan atau penyelesaian masalah sistem dengan cepat dan efektif berdasarkan analisa tadi.
  5. Otomatisasi tugas administratif menggunakan bahasa pemrograman seperti Bash, Python, atau PowerShell.
  6. Pengelolaan kapasitas, termasuk mampu untuk memperkirakan dan merencanakan kebutuhan sumber daya sistem untuk mendukung pertumbuhan bisnis.
  7. Pengetahuan tentang perencanaan dan implementasi solusi pemulihan bencana untuk mengatasi kegagalan sistem yang parah.

Skill Non Teknis

Selain kemampuan teknis, SysOps Administrator profesional juga perlu memiliki skill non teknis. Hal ini karena pekerjaan mereka juga berinteraksi dengan lintas divisi. Sehingga, agar koordinasi lintas divisi berjalan lancar, SysOps butuh yang namanya skill komunikasi efektif dan kolaborasi.

Manajemen waktu dan proyek juga menjadi skill penting bagi seorang SysOps Administrator. Selain merencanakan, mengatur, dan mengelola proyek infrastruktur, mereka juga perlu menentukan prioritas sekaligus merespon dengan efisien terhadap perubahan tugas. 

Ketiga, sama halnya posisi lain, SysOps Administrator juga harus punya mindset sebagai pembelajar sejati. Artinya, mereka punya keterbukaan untuk terus belajar dan mengikuti perkembangan terbaru dalam teknologi dan praktik administrasi sistem.

Itu tadi selayang pandang seputar SysOps Administrator, termasuk tugas atau tanggung jawabnya, dan skill apa saja yang diperlukan. Secara keseluruhan, peran SysOps Administrator memerlukan kombinasi keterampilan teknis yang kuat, pemahaman mendalam tentang infrastruktur TI, serta kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan dan tuntutan lingkungan teknis yang terus berkembang.

Zero Trust Security

Mengenal Zero Trust Security

Zero Trust Security, sebuah konsep pendekatan yang semakin populer di dunia digital IT, utamanya dalam hal keamanan data. Keamanan informasi menjadi semakin kompleks dan complicated di era digital. Baik individu maupun perusahaan harus melindungi data penting dari serangan cyber yang juga semakin masif. Lalu, seperti apa kehebatan konsep Zero Trust Security ini? Lanjutkan baca artikelnya.

Zero Trust Security, atau sering disebut Zero Trust Architecture (ZTA) adalah kerangka kerja keamanan yang dirancang untuk mengubah cara kita memandang akses ke sistem dan data. Pendekatan ini berprinsip bahwa tidak ada yang diasumsikan aman secara default di dalam atau luar jaringan. Konsep ZTS menantang model keamanan tradisional yang fokus pada pengamanan perimeter atau batas jaringan di sekitar organisasi.

Setiap pengguna, perangkat, atau sistem dianggap tidak terpercaya dan harus diverifikasi secara terus-menerus sebelum diizinkan mengakses sumber daya atau informasi penting. Hal ini karena konsep Zero Trust Architecture menganggap ancaman bisa datang dari dalam jaringan internal, seperti serangan dari pengguna yang kompromi atau perangkat yang terinfeksi malware.

Prinsip utama Zero Trust Security

  1. Verifikasi identitas. Setiap entitas yang ingin mengakses sumber daya harus terlebih dahulu diverifikasi identitasnya. Hal ini melibatkan otentikasi multifaktor untuk memastikan pengguna atau perangkat yang terkait adalah itu sebenarnya.
  2. Pengendalian akses yang ketat: Setelah identitas diverifikasi, hak akses pengguna atau perangkat harus terbatas pada apa yang mereka butuhkan untuk pelaksanaan tugas. Prinsip ini menghindari akses luas dan membatasi kemungkinan serangan oleh entitas yang terverifikasi.
  3. Segregasi jaringan dan pemantauan: Jaringan dipecah menjadi segmen-segmen kecil dan diatur secara ketat, sehingga jika satu segmen kompromi, serangan tidak bisa dengan mudah menyebar ke bagian lainnya. Pemantauan dan inspeksi lalu lintas jaringan juga diterapkan secara aktif untuk mendeteksi aktivitas mencurigakan atau ancaman yang berpotensi.

Manfaat Zero Trust Security bagi Perusahaan

Implementasi Zero Trust Security memberikan beberapa manfaat bagi perusahaan. Pertama, meminimalisir risiko serangan yang berasal dari dalam maupun luar jaringan perusahaan. Manfaat lain dari sisi kepatuhan. Ada banyak regulasi keamanan data yang mengharuskan organisasi untuk melindungi data mereka secara ketat. Nah, Zero Trust ini akan membantu memenuhi persyaratan keamanan data tadi dengan memastikan akses yang tepat dan pengawasan ketat. 

Terakhir, Zero Trust Security memberikan manfaat fleksibilitas. Artinya, perusahaan bisa lebih fleksibel memperluas infrastruktur ke layanan cloud tanpa mengorbankan keamanan. Hal ini akan mendukung model kerja jarak jauh yang berlaku di perusahaan Anda. 

Tantangan Penerapan ZTS

Meski memberikan manfaat, perusahaan masih menghadapi tantangan dalam menerapkan konsep Zero Trust Security. Pertama dari sisi kompleksitas. Implementasinya butuh perubahan budaya dan infrastruktur cukup besar. Sehingga, tindakan ini mungkin memerlukan investasi waktu dan sumber daya yang tidak sedikit. 

Tantangan kedua, perubahan infrastruktur keamanan yang sebelumnya sudah ada lalu disesuaikan dengan model ZTS bisa cukup susah. Khususnya bagi perusahaan atau organisasi yang sebelumnya sudah punya infrastruktur mapan. Terakhir, verifikasi identitas yang ketat bisa menimbulkan tantangan dalam manajemen pengguna dan perangkat, terutama dalam skala besar.

Zero Trust Security melibatkan kombinasi teknologi, kebijakan, dan praktek terbaik untuk mengamankan jaringan dan data perusahaan. Konsepnya mencakup otentikasi, enkripsi data, pengendalian akses, pemantauan jaringan, dan pemisahan segmen jaringan. Meski tantangan penerapan Zero Trust tak bisa diabaikan, manfaat jangka panjangnya dalam melindungi data sensitif dan infrastruktur organisasi membuatnya jadi pendekatan yang semakin menarik.

Package Flutter Buatan Sendiri

Optimasi Pengembangan Aplikasi lewat Package Flutter Buatan Sendiri

Flutter menjadi salah satu kerangka kerja pengembangan lintas platform paling populer, khususnya aplikasi mobile. Salah satu fitur powerful dari Flutter adalah kemampuannya menggunakan package atau paket yang tersedia untuk menambahkan fungsionalitas ke dalam aplikasi. Selain menggunakan package yang sudah ada, Kita juga bisa loh membuat package flutter sendiri. Menariknya, membuat package flutter sendiri ternyata punya banyak manfaat, beberapa diantaranya: 

1. Reusable Codebase

Membuat package Flutter sendiri memungkinkan kita untuk mengemas logika bisnis atau fungsionalitas tertentu ke dalam unit yang bisa digunakan lagi. Hal ini mengurangi duplikasi kode dan mempercepat pengembangan proyek berikutnya. Misalnya, Kamu bisa membuat package widget kustom yang sering dipakai di berbagai aplikasimu.

2. Maintainability

Dengan memisahkan fungsionalitas ke dalam package yang terpisah, kita bisa memelihara dan memperbaharui kode tersebut secara terpisah. Ini memudahkan Kita dalam menangani perubahan atau peningkatan fungsionalitas tanpa mempengaruhi proyek lain yang bergantung padanya. Pemeliharaan kode yang terpisah juga membantu dalam memperbaiki bug dan meningkatkan kualitas perangkat lunak.

3. Collaboration

Kita bisa berkolaborasi dengan tim atau bahkan komunitas flutter lebih efisien. Disana, kita bisa membagikan package dengan orang lain untuk dipakai pada proyek bersama, atau bahkan mendorong pengembangan terbuka dengan menyediakan package secara publik.

4. Customization

Kita punya kendali penuh atas fungsionalitas serta implementasinya. Kita bisa menyesuaikan package sesuai kebutuhan proyek, dan tanpa harus bergantung pada package pihak ketiga yang mungkin tidak sepenuhnya memenuhi kebutuhan kita.

5. Learning Experience

Proses membuat package sendiri merupakan kesempatan bagus untuk belajar lebih dalam tentang flutter, struktur proyek, manajemen dependensi, dan praktik terbaik dalam pengembangan perangkat lunak. Ini tidak hanya meningkatkan pemahaman kita tentang kerangka kerja flutter, tapi juga membantu kita untuk jadi pengembang yang lebih baik dengan keterampilan lebih luas.

Membuat package sendiri tidak hanya memungkinkan kita untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas pengembangan aplikasi, tetapi juga memberikan banyak manfaat tambahan. Diantaranya pemeliharaan lebih mudah, kolaborasi lebih baik, dan kesempatan pembelajaran yang berharga. Jadi, jangan ragu untuk menjelajahi kemungkinan membuat package sendiri untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas proyek flutter kita.

Membandingkan Kinerja Laravel Terbaru dengan Framework Pemrograman Pesaingnya

Membandingkan Laravel Terbaru dengan Framework Pesaingnya

Seiring perjalanan waktu dalam pengembangan website, muncul berbagai framework modern seperti React, Next JS, Adonis Js, dan lainnya, bahkan dengan bahasa pemrograman baru yang mulai banyak digunakan yaitu Golang. Dari sekian banyaknya opsi dalam pengembangan website, seperti apa kemudian perbandingan kinerja Laravel dengan framework pesaingnya?

Laravel adalah PHP framework open-source yang dikembangkan oleh Taylor Otwell. Berbekal beberapa fitur canggih dan desain elegan, Laravel mengamankan tempatnya sebagai salah satu framework PHP terdepan saat ini. Soal kinerja, Laravel konsisten melakukan perbaikan di setiap versi barunya, termasuk peningkatan pangalaman pengembangan. Ada beberapa framework atau bahasa pemrograman yang mulai banyak dipakai di kalangan pengembang web, diantaranya:

React JS

React adalah library javascript yang dikembangkan oleh Facebook. Meski bukan framework langsung, React jadi pendamping populer dalam pengembangan antarmuka pengguna yang interaktif. Dalam hal kinerja, React memberikan kecepatan eksekusi sangat baik karena virtual DOM yang canggih. Namun, perlu diingat bahwa Laravel lebih cocok untuk pengembangan aplikasi web pada skala besar, sedangkan React lebih fokus pada komponen antarmuka pengguna.

Golang

Golang atau Go adalah bahasa pemrograman yang dikembangkan oleh Google. Dikenal dengan kecepatan eksekusi yang tinggi, Golang jadi pesaing serius dalam hal kinerja. Meskipun Laravel menggunakan bahasa pemrograman PHP yang dinamis, Golang dengan struktur statis memberikan kinerja lebih baik dalam situasi tertentu. Namun, penggunaan Golang membutuhkan pemahaman lebih mendalam tentang bahasa dan konsep dasarnya.

Yii

Yii adalah PHP framework yang dirancang fokus pada kecepatan dan efisien. Soal kinerja, Yii menawarkan kecepatan eksekusi tinggi dan penggunaan sumber daya lebih efisien.  Meski kemampuan Laravel lebih luas, Yii jadi pilihan lebih baik bagi pengembang yang menginginkan framework ringan dan cepat.

Codeigniter

Framework ini fokus pada kesederhanaan dan kinerja tinggi. Di beberapa situasi, Codeigniter dapat memberikan yang lebih baik dari Laravel. Namun Codeigniter punya fitur lebih terbatas dibandingkan Laravel, dan tidak se komprehensif Laravel dalam hal kemampuan dan fitur pengembangan.

Next JS

Next JS adalah framework javascript yang sering digunakan untuk pengembangan aplikasi web berbasis React. Next JS memberi pengalaman pengembangan yang modern dan efisien dengan dukungan server side rendering (SSR). Dalam hal kinerja, Next JS dapat menghadirkan waktu reload lebih cepat dan penggunaan sumber daya lebih efisien.

Dari beberapa penjabaran poin diatas dapat disimpulkan, Laravel tetap menjadi salah satu PHP framework yang paling populer dan kuat dalam hal pengembangan website. Soal perbandingan kinerja, Laravel tetap memberikan kinerja yang sangat baik di tengah gempuran framework modern seperti React, Next JS, dan Golang. 

Framework satu ini tetap menjadi pilihan kuat untuk pengembangan aplikasi web skala besar. Namun, setiap framework punya kelebihan dan kelemahan serta kesesuaian penggunaan yang berbeda. Pemilihan framework tergantung pada kebutuhan proyek dan preferensi pengembang.

Manajemen Bug yang Efisien dengan Software QA Terbaru

Software QA Terbaru untuk Efisiensi Manajemen Bug

Software QA terbaru menjadi alat yang tidak tergantikan dalam upaya menciptakan perangkat lunak yang lebih andal dan berkualitas. Kesalahan atau kelalaian dalam pengembangan perangkat lunak rupanya menjadi hal yang tidak bisa dihindari. Namun, cara perusahaan menangani kesalahan tadi dapat membuat perbedaan besar dalam kualitas produk akhir.

Inilah sebabnya mengapa manajemen bug yang efektif sangat penting. Salah satu alat yang dapat membantu adalah perangkat lunak quality assurance (QA) terbaru. Pada artikel ini, kita akan melihat cara menggunakan perangkat lunak QA terbaru untuk mengelola bug lebih efektif.

Identifikasi bug dengan cepat

Software QA terbaru dilengkapi dengan berbagai fitur monitoring yang dapat mendeteksi kesalahan secara otomatis. Ini mencakup pemberitahuan instan tentang kesalahan yang terdeteksi, beserta informasi terkait seperti lingkungan tempat kesalahan terjadi, jejak langkah-langkah yang menyebabkan kesalahan, dan banyak lagi. Dengan informasi tersebut, tim pengembang dapat segera mengambil tindakan perbaikan.

Laporan bug terstruktur

Software QA terbaru seringkali dilengkapi dengan sistem pelaporan bug yang terstruktur dan mudah digunakan. Tim pengembangan dapat dengan mudah mengisi informasi seperti deskripsi kesalahan, tingkat keparahan, lokasi kesalahan, dan mengunggah tangkapan layar atau file terkait. Hal ini memungkinkan tim QA dan pengembang untuk lebih memahami kesalahan dan merencanakan langkah-langkah perbaikan yang diperlukan.

Prioritaskan kesalahan yang tepat

Tidak semua kesalahan punya prioritas sama. Beberapa kesalahan akan berdampak signifikan terhadap kinerja perangkat lunak, sementara kesalahan lainnya bisa berdampak lebih terbatas. Perangkat lunak QA terbaru membantu memprioritaskan bug dengan memberikan informasi tentang dampaknya terhadap pengguna akhir atau bisnis. Dengan cara ini, tim pengembang dapat fokus pada perbaikan yang paling penting terlebih dahulu.

Terintegrasi dengan alat manajemen proyek

Manajemen bug yang efektif juga mencakup koordinasi dengan tim pengembangan dan proyek. Perangkat lunak jaminan kualitas terbaru seringkali dapat diintegrasikan dengan alat manajemen proyek seperti JIRA, Trello, atau Asana. Hal ini memungkinkan tim QA secara langsung menghubungkan bug ke tugas pengembangan terkait, memastikan bahwa bug diperbaiki dalam konteks yang tepat dan sesuai dengan kemajuan proyek.

Pemantauan dan audit

Setelah bug ditemukan dan diperbaiki, penting untuk melacak perubahan pada perangkat lunak. Perangkat lunak QA terbaru seringkali memiliki fitur pelacakan dan pengujian yang memungkinkan tim QA dan pengembang melihat riwayat perubahan. Termasuk siapa yang membuat perubahan, dan kapan perubahan itu terjadi. Hal ini membantu mencegah regresi dan memastikan bahwa perbaikan bug tidak menyebabkan masalah lain.

Kesimpulan

Mobile App Development: Project Kompleks tapi Resource Terbatas

Mobile App Development: Project Kompleks tapi Resource Terbatas [2]

Pengembangan aplikasi mobile (mobile app development) dalam proyek yang kompleks dengan sumber daya terbatas bisa menjadi tantangan. Meski begitu, dia bisa diatasi dengan perencanaan yang cermat dan strategi tepat. Masih melanjutkan artikel sebelumnya, berikut beberapa strategi yang bisa kita implementasikan untuk mengoptimasi resource terbatas dalam pengembangan proyek aplikasi mobile berskala besar atau kompleks.

Memaksimalkan Penggunaan Library dan Plugin

Bisa dibilang, cara ini efektif untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas kode. Library dan plugin adalah kumpulan kode yang dikembangkan oleh komunitas atau pengembang individu dan bisa kita pakai lagi untuk pembangunan aplikasi. Jadi, pengembang tidak perlu menulis kode dari awal. 

Penggunaan library UI seperti Material-UI di React Native atau Flutter dapat mempermudah implementasi antarmuka pengguna yang menarik tanpa harus menulis setiap komponen secara manual. Plugin juga memberi fungsi tambahan yang memperluas kemampuan aplikasi tanpa perlu mengembangkan fitur dari awal.

Meski begitu, pemilihan library dan plugin harus dilakukan secara hati-hati. Pengembang perlu memastikan library atau plugin punya dukungan komunitas yang baik, terus diperbarui, dan cocok dengan kebutuhan spesifik proyek. Terlalu banyak ketergantungan pada library atau plugin tertentu bisa menghambat fleksibilitas pengembangan. 

Pemanfaatan library dan plugin yang maksimal akan mempercepat proses pengembangan, meningkatkan kualitas kode, dan mengurangi risiko kesalahan manusia. Dengan begitu, pengembang bisa menciptakan aplikasi mobile yang lebih efisien dan andal.

Manajemen Waktu 

Manajemen waktu juga menjadi unsur kritis dalam kesuksesan pengembangan aplikasi mobile. Pengembang perlu merencanakan dan mengatur waktu dengan cermat, mulai dari tahap perencanaan hingga penyelesaian proyek. Langkah awal manajemen waktu yang efisien adalah dengan membuat jadwal realistis dan mematuhinya. 

Pembagian waktu yang baik membantu menghindari prokrastinasi dan memastikan bahwa setiap fase pengembangan mendapatkan perhatian yang diperlukan. Masing-masing tahapannya adalah melakukan identifikasi tugas-tugas kunci. Kedua, alokasikan cukup waktu untuk setiap tahap pengembangan. Ketiga, prioritaskan pekerjaan berdasarkan urgensi dan dampaknya terhadap proyek.

Penggunaan alat manajemen proyek dan teknologi yang mendukung efisiensi waktu juga penting. Tools seperti Trello, Asana, atau Jira bisa melacak progres, mengelola tugas, dan memungkinkan kolaborasi yang lancar antar anggota tim. Otomatisasi proses seperti build dan deployment juga bisa menghemat waktu secara signifikan. 

Terakhir, pemantauan dan evaluasi progres secara berkala bisa membantu pengembang dalam mengidentifikasi potensi keterlambatan atau masalah lainnya. Pengembang dengan cepat juga bisa mengambil tindakan korektif. Ketepatan manajemen waktu membantu pengembang untuk mengoptimalkan produktivitas, meningkatkan kualitas hasil, dan memastikan proyek aplikasi mobile selesai tepat waktu sesuai dengan target yang ditentukan.

Pemantauan Kode yang Konsisten

Langkah terakhir ini untuk memastikan kualitas dan keberlanjutan proyek. Kode yang konsisten mengikuti standar dan pedoman penulisan kode yang sudah ditetapkan. Ini mencakup pemakaian format yang seragam, penyusunan struktur kode, dan penggunaan konvensi penamaan variabel dan fungsi. 

Dengan menjaga konsistensi, pengembang dan anggota tim lain dengan mudah bisa memahami, membaca, dan memelihara kode, bahkan jika proyek menjadi semakin kompleks atau berganti tangan kepada pengembang baru. Konsistensi pemantauan kode bisa ditingkatkan lewat penggunaan alat analisis statis dan penerapan kode review secara teratur.

Alat analisis statis seperti ESLint atau Pylint akan membantu mengidentifikasi potensi masalah dalam kode, seperti kesalahan sintaks, atau pelanggaran aturan penulisan kode. Pemantauan lewat kode review oleh anggota tim memungkinkan umpan balik konstruktif, pertukaran pengetahuan, dan penyempurnaan berkelanjutan. Kode yang konsisten bukan hanya menciptakan lingkungan pengembangan lebih bersih, tapi juga meningkatkan kecepatan dan efisiensi tim dalam mengembangkan, memelihara, dan memperbarui aplikasi mobile.

Kesimpulan

Kesuksesan proyek pengembangan aplikasi mobile tergantung pada langkah-langkah yang diambil sejak awal hingga implementasi akhir. Perencanaan matang, pemilihan platform yang tepat, dan efisiensi manajemen waktu menjadi faktor kunci untuk mencapai hasil optimal. 

Selain itu, penggunaan kerangka kerja yang efisien dan pemaksimalan library serta plugin membantu mempercepat proses pengembangan sambil meningkatkan kualitas dan konsistensi kode. Pemantauan kode yang konsisten, dengan penerapan standar penulisan kode dan analisis statis, memainkan peran penting dalam menciptakan lingkungan pengembangan yang terstruktur dan dapat dipahami oleh seluruh tim.

Pentingnya memahami kebutuhan pengguna, memilih platform dengan bijaksana, dan mengintegrasikan teknologi terkini dalam pengembangan memberi fondasi kuat untuk menciptakan aplikasi mobile yang sukses. 

Kesimpulannya, kesuksesan proyek pengembangan aplikasi mobile perlu kombinasi harmonis dan perencanaan strategis, keahlian teknis, manajemen sumber daya yang efisien, dan komitmen terhadap standar kualitas tinggi sepanjang siklus hidup pengembangan aplikasi tersebut.

Ian Ahmad P

Pengembangan aplikasi mobile

Mobile App Development: Project Kompleks, tapi Resource Terbatas? (1)

Pengembangan aplikasi mobile (mobile app development) di era disrupsi digital kini menjadi bagian integral dalam dunia teknologi. Pemahaman tentang bagaimana memaksimalkan sumber daya pun menjadi penting untuk bisa mengembangkan aplikasi yang responsif, efisien, dan inovatif. Persoalannya, tidak semua perusahaan punya tim mobile developer dalam jumlah cukup banyak. Lalu, bagaimana mereka yang punya keterbatasan resource tetap bisa menyelesaikan project besar dan kompleks? Simak uraian dan bocoran tipsnya di artikel ini. 

Pengerjaan proyek mobile app development skala besar dengan developer mobile terbatas rupanya menjadi tantangan tersendiri. Meski begitu, itu bukan pekerjaan mustahil yang tidak bisa kita selesaikan dengan baik. Dengan perencanaan matang dan strategi efektif, Kita masih bisa mengoptimalkan tim kecil untuk menyelesaikan proyek. Berikut beberapa strategi  yang bisa Kita aplikasikan untuk mengoptimalkan resource terbatas dalam pengembangan proyek aplikasi mobile berskala besar atau kompleks. 

Perencanaan yang Matang

Perencanaan yang baik menjadi penentu suksesnya proyek pengembangan aplikasi mobile. Dokumen perencanaan proyek bertujuan untuk menghindari ambigu atau konflik yang mungkin muncul selama pengembangan. Hal utama yang harus ada dalam perencanaan diantaranya tujuan proyek, kebutuhan user, dan ruang lingkup pekerjaan. Tim pengembang perlu melakukan identifikasi jelas dan terperinci mengenai fitur utama yang akan diimplementasikan, termasuk prioritas dan bagaimana mereka saling berinteraksi. 

Perencanaan yang baik juga merumuskan anggaran dan alokasi sumber daya dengan cermat. Di dalamnya membahas soal penilaian realistis waktu untuk setiap tahapan pengembangan, pemilihan teknologi tepat, serta perhitungan anggaran, mencakup biaya pengembangan, pemasaran, dan pemeliharaan. 

Perencanaan yang matang memberimu beberapa keuntungan. Dia akan memberi kita arah jelas, membantu mengelola ekspektasi, dan memastikan semua pemangku kepentingan yang terlibat paham serta setuju dengan jalur yang diambil. Keuntungan lain, proyek kita akan punya dasar kokoh, sehingga tim kita bisa bekerja lebih efisien dengan hasil yang optimal.

Ketepatan dalam Pemilihan Platform 

Pemilihan platform tepat dalam mobile app development adalah keputusan strategis yang dapat mempengaruhi kesuksesan proyek secara keseluruhan. Platform umumnya merujuk pada sistem operasi yang akan mendukung aplikasi, seperti iOS, Android, atau keduanya. Pengembang perlu tahu demografi target pengguna dan preferensi pasar. Jika target pasar utama adalah pengguna iPhone dan iPad, maka pengembangan di platform iOS akan lebih menguntungkan. Sebaliknya, jika tujuannya adalah menjangkau pengguna Android yang lebih luas, pengembangan untuk platform Android dapat menjadi pilihan lebih baik.

Pemanfaatan Framework yang Efisien

Gunakan kerangka kerja (framework) yang telah terbukti efisien dan sesuai dengan kebutuhan proyek. Kerangka kerja populer seperti React Native, Flutter, atau Xamarin memungkinkan pengembang untuk membuat aplikasi cross-platform dengan menggunakan satu basis kode. Cross-platform development adalah pendekatan yang memungkinkan pengembang membuat aplikasi di berbagai platform menggunakan satu basis kode. 

Keunggulan utama dari pengembangan cross-platform adalah efisiensi waktu dan biaya. Jadi, pengembang bisa menulis kode sekali dan mengimplementasikannya di kedua platform tanpa harus mengembangkan aplikasi dari awal untuk setiap sistem operasi. Hal ini mengurangi beban kerja dan memungkinkan pemeliharaan lebih mudah karena perubahan hanya perlu dilakukan pada satu basis kode.

Cross-platform development juga memungkinkan konsistensi antar aplikasi yang berjalan di berbagai platform. Desain dan fungsionalitas yang seragam di semua perangkat akan menciptakan pengalaman konsisten bagi pengguna. User juga bisa memiliki interaksi sama di semua perangkat yang mereka pakai. 

Cara tersebut bukan hanya menghemat waktu pengembangan, tapi juga akan menciptakan lingkungan yang lebih mudah dipahami oleh pengguna. Mereka bisa beradaptasi cepat dengan antarmuka yang serupa di berbagai perangkat. Keunggulan ini membuat cross-platform development menjadi pilihan menarik, terutama untuk perusahaan atau pengembang yang ingin mencapai audiens yang luas dengan anggaran dan sumber daya terbatas.

Ian Ahmad

5 Alasan Mengapa Perusahaan Melakukan Software Development Outsourcing

5 Alasan Mengapa Perusahaan Melakukan Software Development Outsourcing

Meskipun teknologi bukan satu satunya faktor, tapi salah satu langkah inovasi terbaik seharusnya dilakukan dengan pengembangan aplikasi atau software. Nyatanya, pengembangan software seringkali jadi kebutuhan kritikal yang harus dipertimbangkan perusahaan untuk menerobos batas digitalisasi. Salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan tersebut yaitu dengan menyerahkan pengembangan aplikasi kepada pihak outsource ataupun layanan konsultan.   

Mengutip data dari Statista, di tahun 2019, nilai kontrak ITO (Information Technology Outsourcing) di seluruh penjuru dunia telah mencapai 66.5$ Billion. Hal ini menandakan bahwa banyak perusahaan yang masih menjadikan Software Development Outsourcing (SDO) sebagai pilihan. Lantas mengapa hal ini terjadi ? Berikut 5 alasannya :

Meningkatkan Fleksibilitas

Staff perusahaan tidak perlu mengesampingkan tugas harianya untuk mengembangkan aplikasi. Ketika perusahaan Anda telah melakukan identifikasi kebutuhan, langkah selanjutnya tinggal mengajak tim outsource profesional. Misal, jika internal perusahaan sudah ada tim UX yang qualified, maka anda hanya perlu melakukan outsource tim software engineer untuk menjembatani gap. Jadi, perusahaan akan punya waktu lebih banyak untuk fokus ke hal lain yang jadi spesialis.

SDO memberi perusahaan talent berbakat secara instan 

Bayangkan seberapa besar effort yang diperlukan perusahaan untuk meng hire tim IT. Persoalan tadi bisa teratasi dengan bantuan software engineer profesional yang ditawarkan oleh penyedia layanan outsource. Tim software engineer outsource ini diharapkan akan terintegrasi dengan workflow perusahaan.

Meningkatkan Efisiensi 

SDO dapat mengakselerasi delivery project ke market tanpa mengesampingkan kualitas software. Tim Outsource berkualitas akan menggunakan waktunya untuk menggaris bawahi guideline yang perusahaan berikan dan mengimplementasikan workflow dengan pemanfaatan tools manajemen proyek. Ditambah, tim outsource yang baik mestinya juga menerapkan design thinking dalam pengembangan aplikasinya. ini akan mempertajam value dari aplikasi itu sendiri.

Mitigasi Risiko 

Software outsourcing membantu menyeimbangkan risiko yang ada pada project. Baik developer dan client, keduanya akan memangku tanggung jawab yang sama untuk memastikan software berjalan dengan baik. Tim outsource akan membantu perusahaan anda untuk membuat rencana dengan risiko seminimal mungkin dengan pengalaman yang dimiliki.

Meningkatkan Keamanan 

Berdasarkan data yang diambil dari Norton, data breach atau data exposing menyebabkan perusahaan rata-rata mengalami kerugian sebanyak 3.86$ billion di seluruh dunia. Bekerja dengan tim outsource IT berpengalaman akan meningkatkan keamanan dan menyelamatkan reputasi brand perusahaan anda. Dengan pengalamannya, tim outsource IT akan mempertimbangkan keamanan dari end user hingga ke database untuk menjamin informasi sensitif tersimpan secara aman dengan risiko ancaman seminimal mungkin.

Jadi, apakah anda sudah berencana meng hire tim outsource untuk proyek pengembangan software berikutnya? Atau mungkin anda punya pemikiran lain soal software development outsourcing?

What, why and how to be agile?

What, Why and How to be Agile?

Menyambung artikel sebelumnya tentang salah kaprah soal agile, artikel kali ini akan menjabarkan apa, mengapa, dan bagaimana menjadi agile baik untuk skala individu juga lingkup organisasi. Belakangan kata agile punya prestise tinggi di mata masyarakat, terutama bagi mereka yang berkecimpung di industri teknologi khususnya software developer. 

Sayangnya, sebagian masih salah memahami sekaligus menerapkan nilai dan prinsip agile ke dalam sistem kerja organisasi atau perusahaan. Akibatnya, produk/layanan yang dihasilkan tidak berkualitas dan belum cukup memberikan manfaat bagi masyarakat. Lantas, apa sebenarnya definisi agile? Dan mengapa individu atau perusahaan perlu mengadopsi nilai ini?

Agile sebenarnya revolusi ‘pola pikir’ dan ‘perilaku’. Agile berkembang dengan cakupan luas menjadi sekumpulan metode, prinsip, dan kerangka kerja manajerial mulai dari tim hingga manajemen inovasi. Lean Startup, Scrum, Holacracy, Design Thinking, keempatnya menerapkan konsep agile dalam kerangka kerjanya.

Perusahaan teknologi dunia mengadopsi agile dalam sistem manajemen. Sebut saja Google, raksasa teknologi yang mengolah ide design thinking hingga menciptakan bingkai kerja design sprint. Hasilnya, mereka mampu menemukan desain software yang product-market-fit. 

Contoh lain, agile bicara tentang manajemen operasional internal. Medium.com dan Zappos adalah perusahaan berbasis teknologi yang mengadopsi agile dalam merestrukturisasi organisasi yang lebih cair lewat holacracy. Keduanya tumbuh menjadi organisasi besar yang tetap jauh dari birokrasi, politik, dan gerakan lamban. 

Melansir dari laman agilecampus.org (6/4), penulis menceritakan pengalamannya saat boarding di Changi Airport, Singapura. Penulis terkesan dengan bagaimana Changi terus mempertahankan kualitas lewat optimasi kepuasan pelanggan. Bukan sekedar melakukan data survey, Changi juga mengimbanginya dengan perbaikan nyata yang terus menerus mereka lakukan.

Pihak bandara menyadari kapabilitas dan potensi mereka (self-aware), sehingga bisa terus menemukan ide perbaikan yang akan diterapkan (proactive). Efek penerapan perbaikan pada persepsi pengunjung terus dipantau (empathetic), dan jadi data untuk pengambilan keputusan di iterasi berikutnya kebiasaan bagus dilanjutkan, sementara yang jelek akan segera diganti.

How to be Agile?

Jawabannya mulailah dari hal mendasar, yaitu mindset. Pola pikir menentukan value sekaligus prinsip, lalu dia menggerakkan perilaku. Perilaku yang dilakukan berulang dan kerja keras akan membantu kita menemukan passion. INGAT! mengganti bungkus tanpa mengubah isinya itu BUKAN agile. Move, don’t idle, Be Agile, Just do your best, as best as you can, and the passion will follow you, kata Yusuf Kurniawan.

Melihat perkembangan dunia yang semakin modern dan canggih, kita perlu merevolusi cara berpikir dan kebiasaan agile. Dalam konteks organisasi, terutama abad 21 ini, kita dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif. Dan itu didapat dari kecakapan kolaborasi, berpikir kritis, dan komunikasi. 3 soft skill itulah yang diperlukan industri untuk bisa agile dan sustainable di era disruptif ini.