Pengujian perangkat lunak (Quality Assurance atau QA) adalah salah satu tahapan penting dari siklus pengembangan perangkat lunak. Penjaminan mutu bertujuan untuk memastikan bahwa perangkat lunak yang dihasilkan berkinerja baik, bebas kesalahan, dan memenuhi kebutuhan pengguna. Salah satu pertanyaan yang sering ditanyakan di dunia Quality Assurance adalah apakah seorang profesional Quality Assurance software harus memiliki keterampilan pemrograman atau coding? Artikel berikut akan menguraikan pro kontra terkait pertanyaan tadi.
Quality Assurance Software harus bisa koding: PRO
Kemampuan Ngoding Meningkatkan Pemahaman
QA dengan kemampuan coding akan lebih memahami source code perangkat lunak yang diuji. Hal ini memungkinkan mereka mengidentifikasi potensi masalah lebih cepat dan efektif.
Kustomisasi pengujian
Dengan keterampilan pengkodean, tim QA bsia membuat skenario pengujian lebih kompleks sesuai kasus pengujian tertentu. Hal ini dapat meningkatkan kualitas pengujian dan mendeteksi kesalahan yang mungkin terlewatkan saat pengujian manual.
Kolaborasi lebih baik
Seorang Quality Assurance software yang menguasai bahasa pemrograman sama dengan tim pengembangan akan berkolaborasi dengan lebih baik. Mereka bisa berkomunikasi lebih mudah dengan pengembang tentang masalah yang terdeteksi.
QA harus bisa koding: KONTRA
Tidak semua QA harus bisa membuat kode
Tidak semua orang di tim Quality Assurance software harus menjadi ahli pemrograman. Ada berbagai peran dalam QA termasuk pengujian fungsional, pengujian kinerja, pengujian keamanan, dll. Sebagian besar pekerjaan jaminan kualitas tidak memerlukan pengetahuan pemrograman yang luas.
Fokus utama:
Seorang QA yang terlalu fokus pada pemrograman mungkin akan mengorbankan tujuan utamanya, yaitu memastikan kualitas perangkat lunak. Terlalu banyak waktu yang dihabiskan untuk coding dapat mengurangi waktu yang dihabiskan untuk pengujian yang lebih mendalam.
Keterampilan penting lainnya:
Keterampilan komunikasi, analitis, dan pemecahan masalah juga penting dalam memastikan kualitas. Tidak semua orang memiliki minat atau bakat dalam bidang pemrograman, dan hal ini belum tentu merupakan persyaratan mutlak untuk kesuksesan yang berkualitas.
Kesimpulannya, bisakah seorang Quality Assurance software menulis kode? Jawabannya tergantung pada peran dan tugas dalam tim QA, serta kebutuhan proyek yang sedang dikerjakan. Meskipun keterampilan pengkodean dapat menjadi aset berharga dalam situasi tertentu, keterampilan tersebut belum tentu merupakan persyaratan untuk menjadi penjaminan mutu yang efektif.
Penting untuk mempertimbangkan peran individu dalam tim Quality Assurance software dan memastikan mereka punya keterampilan tepat untuk tanggung jawab jobdesk. Entah seseorang mengetahui cara membuat kode atau tidak, hal terpenting dalam penjaminan kualitas adalah memastikan bahwa perangkat lunak berfungsi dengan baik, aman, dan memenuhi harapan pengguna.