Gen Z atau dikenal juga dengan istilah generasi internet. Kira-kira stigma apa yang paling sering Kamu dengar atau baca di ruang maya? Kabarnya, baru-baru ini muncul sejumlah stigma negatif Gen Z di dunia kerja. Salah satu topik yang sering dibahas adalah bahwa mereka kurang bekerja keras. Stigma itu muncul karena Generasi Z datang dengan nilai, harapan, dan cara pandang yang berbeda dari generasi sebelumnya.
Untuk diketahui, Gen Z adalah mereka yang lahir antara tahun 1997-2012. Beredarnya stigma negatif secara tidak langsung mengeneralisir semua kalangan Gen Z. Kira-kira stigma apalagi yang muncul di masyarakat soal Gen Z? Lalu, apa saja sederet fakta menarik mereka yang belum banyak diketahui oleh masyarakat luas? Yuk baca artikelnya.
- Benarkah Gen Z itu Pemalas?
Menurut data dari lembaga Market Research di USA yang dipublikasikan oleh GWI, 72% dari Gen Z mengadopsi gaya hidup “the soft life”, yang menekankan kenyamanan dan ketenangan. Hal ini mungkin menjadi pemicu anggapan bahwa Gen Z malas dan kurang profesional di dunia kerja. Selain itu, Gen Z lebih sadar akan kesehatan mental mereka, dengan 29% di antaranya mengakui rentan terhadap kecemasan. Akibatnya, muncul stigma bahwa Gen Z mudah baper di tempat kerja.
Namun, meskipun ada banyak penilaian negatif, masih banyak dari Gen Z di dunia kerja yang menunjukkan etos kerja yang kuat, bahkan bersedia bekerja lembur. Data menunjukkan bahwa 37% dari Gen Z menghargai arahan dari rekan kerja, yang menunjukkan bahwa mereka mampu beradaptasi dan bekerja sama dalam tim.
Sederet Fakta Menarik Gen Z di Dunia Kerja
Terlepas munculnya stigma negatif di kalangan masyarakat, ternyata Gen Z juga punya sederet fakta menarik yang mungkin belum banyak diketahui orang. Beberapa fakta Gen Z di dunia kerja diantaranya:
- Gen Z bersedia lembur kerja
Meski Gen Z dianggap punya gaya hidup santai, mereka masih bersedia kerja lebih lama atau lembur, terutama jika diberi kompensasi yang setara. Data dari BPS (Badan Pusat Statistik) tahun 2021 menyebut bahwa Gen Z bahkan bisa bekerja lebih lama dibandingkan dengan Generasi Milenial.
- Gen Z menganut Work Life Balance
Work Life Balance adalah prioritas bagi Gen Z di dunia kerja. Mereka lebih cenderung mencari pekerjaan yang memungkinkan keseimbangan antara kehidupan profesional dan pribadi. Gen Z juga lebih memilih lingkungan kerja yang mendukung kesuksesan, pertumbuhan, dan keadilan.
- Gen Z suka sistem kerja fleksibel
Kebanyakan dari Gen Z saat ini lebih menyukai sistem kerja secara Work From Home (WFH) karena dianggap lebih fleksibel dan mudah dilakukan dimana saja. Namun, masih ada beberapa kalangan dari Gen Z yang masih memiliki ketertarikan untuk WFO (Work From Office) dengan alasan untuk menjaring relasi serta memulai jenjang karir mereka.
- Keterampilan digital Gen Z yang menonjol
Tak bisa dipungkiri, keterampilan digital yang dikuasai Gen Z juga patut diacungi jempol. Mereka memiliki pemahaman tentang teknologi, sosial media, dan juga trend-trend baru yang kini tengah ramai. Perusahaan dapat memanfaatkan Gen Z sebagai aset yang berharga untuk menyalurkan ide-ide inovatif dan kreatif yang mereka punya untuk pengembangan produk serta transformasi digital secara menyeluruh.
Kesimpulan
Itulah tadi gambaran stigma buruk Generasi Z serta beberapa fakta menarik mereka dalam dunia kerja. Meskipun sering kali mendapat stigma yang kurang positif, Gen Z sebenarnya membawa banyak potensi dan pendekatan baru yang segar di dunia kerja. Mereka adalah generasi yang adaptif, mandiri, dan inovatif, dengan nilai-nilai yang berbeda dari generasi sebelumnya. Memahami karakteristik dan kebutuhan mereka dapat membantu organisasi menciptakan lingkungan kerja yang lebih inklusif dan produktif bagi semua generasi.