Deepfake

Deepfake Menjamur, Tips Bedakan Foto Asli dan Palsu

Deepfake belakangan jadi perbincangan karena dianggap cukup meresahkan. Hasil foto, audio, dan video yang digenerate oleh teknologi AI ini mampu mengecoh indera penglihatan atau pendengaran manusia. Akibatnya, banyak orang khawatir dengan potensi penyalahgunaan AI untuk menyebarkan informasi palsu atau memanipulasi opini publik. Penting bagi kita untuk memahami cara kerja teknologi canggih ini dan bagaimana mendeteksinya demi menjaga integritas informasi yang kita terima.

Bagaimana deepfake diciptakan? 

Deepfake adalah rekaman komputer yang dilatih melalui gambar-gambar yang sudah ada dan tak terhitung jumlahnya, kata Cristina Lopez, Analis senior Graphika. Deepfake bekerja dengan berbagai cara, salah satunya menggunakan Generative Adversarial Network (GAN). GAN adalah sebuah framework machine learning yang terdiri dari dua jaringan saraf, yaitu generator dan diskriminator. 

Generator bertugas untuk menciptakan gambar palsu yang seolah terlihat nyata. Sementara discriminator akan membedakan gambar asli dan palsu. GAN akan menebak seperti apa wujud seseorang dari berbagai sudut dan kondisi, lalu memindahkan orang tersebut ke orang lain dalam video target dengan menemukan ciri-ciri umum. 

Penyalahgunaan deepfake

Sebuah teknologi apapun, jika jatuh ke tangan orang yang tidak tepat, maka akan dipakai untuk tujuan merugikan. Teknologi yang seharusnya membantu kehidupan sehari-hari bisa disalahgunakan untuk merusak reputasi, menyebarkan informasi palsu, atau bahkan menciptakan ancaman terhadap keamanan digital, privasi, dan integritas informasi. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa teknologi dipakai dengan penuh tanggung jawab dan dalam batasan etika yang tepat.

Bentuk penyalahgunaan teknologi deepfake diantaranya:

Penipu akan membuat video atau audio palsu yang sangat meyakinkan, meniru wajah atau suara seseorang untuk menipu target mereka. Tujuannya untuk menyebarkan informasi palsu, mencuri identitas, bahkan memeras individu.

Deepfake memungkinkan seseorang bisa membuat acara fiktif, juga melakukan wawancara yang menampilkan politisi, selebritas, atau orang berpengaruh lain. Sehingga, informasi hoax ini yang nantinya bisa merusak reputasi, dan mempengaruhi opini publik.

Deepfake dapat melanggar hak asasi dan martabat manusia. Hal ini karena kemampuannya yang menyebarkan informasi salah atau atau kurang pantas. Dampaknya, kepercayaan masyarakat terhadap media dan sumber informasi yang sah akan berkurang.

Cara mendeteksi deepfake

Penyalahgunaan deepfake semakin meningkat seiring perkembangan teknologinya. Tak heran jika masyarakat cukup sulit untuk mendeteksinya. Mendeteksi deepfake bisa menjadi tantangan, meski begitu ada beberapa pertanyaan yang bisa kita jadikan sebagai indikatornya, seperti:

  1. Apakah detailnya tampak kabur atau tidak jelas? Cari masalah pada kulit atau rambut, atau wajah yang tampak lebih kabur daripada lingkungan tempat mereka berada. Fokusnya mungkin tampak lembut secara tidak wajar. 
  2. Apakah pencahayaannya terlihat tidak natural? Sering kali, algoritma deepfake mempertahankan pencahayaan klip yang dipakai sebagai model untuk video palsu. Ini tidak sesuai dengan pencahayaan pada video target. 
  3. Apakah kata-kata atau suara tidak sesuai dengan visual? Audio mungkin tidak sesuai dengan orangnya, terutama jika videonya palsu tetapi audio aslinya tidak dimanipulasi dengan hati-hati. 
  4. Apakah sumbernya tampak dapat dipercaya? Metode ini sering dipakai oleh jurnalis dan peneliti sumber utama atau referensi dari sebuah gambar. Mulai dari siapa yang mengunggah gambarnya, dimana gambar diunggah, dan apakah masuk akal bagi mereka untuk melakukannya.

Langkah strategis untuk memitigasi penyalahgunaan deepfake

Berikut beberapa langkah strategis yang bisa kita dilakukan agar tak termakan foto palsu:

Bisa dibilang, ini jadi metode paling mudah untuk membedakan antara video asli dengan palsu. Sistem AI harus dilatih dalam jangka waktu lama untuk mengembangkan deepfake. Sehingga, sebagian besar video deepfake biasanya punya durasi singkat dan bersumber dari video media sosial.

Kita dapat memeriksa media yang dimanipulasi dengan mencari ketidakkonsistenan pada gambar atau video. Misalnya, bayangan mungkin hilang, tidak konsisten atau memiliki masalah pencahayaan.

Sebagian besar gambar dan video punya metadata, termasuk tanggal, waktu, dan lokasi foto. Melihat data ini untuk melihat apakah cocok dengan konten gambar dapat membantu menentukan keasliannya.

Periksalah situs web untuk melihat apakah gambar tadi berasal dari sumber yang punya reputasi baik dan dapat dipercaya. Jika gambar berasal dari sumber yang tak dikenal atau tidak terverifikasi, maka kemungkinan besar dia palsu.

Terakhir, kita perlu berinvestasi dalam teknologi AI dan perangkat lunak yang mampu mendeteksi deepfake secara akurat. Pemanfaatan tool seperti Forensically dan Izitru bisa dipakai untuk menganalisa gambar asli atau hasil karya manipulatif seseorang.

Pemanfaatan AI Chat GPT untuk Bisnis Kecil

Pemanfaatan AI Chat GPT untuk Bisnis Kecil Anda

Kecerdasan buatan (AI) menjadi pusat perhatian di beberapa tahun terakhir, terutama dengan munculnya Large Language Models (LLM) seperti GPT-3. Bagi bisnis kecil, AI bisa menjadi alat hebat untuk meningkatkan efisiensi, kreativitas, dan daya saing. Artikel ini akan mengurai bagaimana bisnis kecil bisa memanfaatkan LLM Generative AI seperti Chat GPT, Microsoft Bing Chat, dan Google Bard untuk meningkatkan usaha mereka dengan cara yang mudah dimengerti.

1. AI Chat GPT untuk Automatisasi Tugas Rutin

LLM AI dapat digunakan untuk mengotomatisasi tugas rutin dan repetitif. Misalnya, Anda dapat memanfaatkan LLM untuk menanggapi pertanyaan umum dari pelanggan, menghemat waktu dan sumber daya manusia. Dengan demikian, staf Anda bisa fokus pada tanggung jawab yang lebih strategis dan kompleks. Di sisi lain, pelanggan bisa mendapatkan jawaban dengan cepat tanpa menunggu staf manusia, meningkatkan kepuasan pelanggan dan mengurangi beban pekerjaan customer service.

2. Pembuatan Konten yang Relevan

LLM Generative AI mampu menciptakan konten yang lebih relevan dan menarik. Anda bisa menggunakan AI untuk membuat deskripsi produk, posting blog, atau bahkan konten media sosial. Dengan cara ini, Anda dapat memperluas audiens dan mempertahankan keterlibatan pelanggan, meningkatkan brand awareness secara signifikan. Contoh praktisnya seperti penambahan deskripsi yang lebih kreatif dan menarik meningkatkan daya tarik produk, memotivasi pelanggan untuk melakukan pembelian impulsif.

3. Pengoptimalan Proses Bisnis

Pemanfaatan LLM AI membantu dalam mengoptimalkan proses bisnis. Melalui analisis data yang canggih, AI dapat memberikan wawasan tentang bagaimana meningkatkan efisiensi operasional, mengidentifikasi peluang pertumbuhan, dan mengelola risiko. Ini membantu Anda membuat keputusan yang lebih cerdas dan tepat waktu. Contoh implementasinya, sebuah perusahaan makanan cepat saji menggunakan analisis prediktif AI untuk mengoptimalkan rantai pasok dan manajemen inventaris.

4. Pengembangan Aplikasi Berbasis AI

Jika bisnis Anda bergerak di bidang teknologi, Anda dapat mempertimbangkan pengembangan aplikasi berbasis AI. Misalnya, menggunakan LLM untuk menciptakan asisten virtual yang dapat membantu pelanggan dalam navigasi produk, memberikan rekomendasi, atau bahkan menyelesaikan pembelian secara otomatis. Di Vascomm misalnya, tim IT developer menggunakan AI Code Copilot untuk mempermudah penyelesaian code. Dengan cara ini, developer Vascomm bisa menyelesaikan code 50% lebih cepat dari sebelumnya dengan kualitas yang lebih baik juga.

5. Personalisasi Pengalaman Pelanggan

LLM Generative AI membantu Anda mempersonalisasi pengalaman pelanggan. Dengan analisis data yang mendalam, Anda dapat membuat rekomendasi produk yang lebih tepat dan menyesuaikan komunikasi dengan preferensi individu pelanggan. Ini meningkatkan kepuasan pelanggan dan membangun hubungan jangka panjang. Contoh implementasinya pada sebuah toko online menggunakan rekomendasi produk AI berbasis LLM berdasarkan riwayat pembelian dan preferensi pelanggan.

Langkah-langkah Implementasi AI Chat GPT

Berikut langkah yang bisa digunakan dalam mengimplementasikan pemanfaatan AI GPT di bisnis Anda:

  1. Identifikasi tugas yang bisa diotomatisasi: Identifikasi tugas yang memerlukan otomatisasi, seperti respon pelanggan, analisis data, atau pembuatan konten.
  2. Pilih platform AI yang sesuai: Pilihlah platform atau layanan AI yang sesuai dengan anggaran dan kebutuhan bisnis Anda.
  3. Pelajari penggunaan alat LLM: Pelajari cara menggunakan alat LLM yang Anda pilih melalui dokumentasi, tutorial, atau pelatihan yang disediakan.
  4. Terapkan pada skala kecil terlebih dulu: Mulailah dengan mengimplementasikan LLM pada skala kecil untuk menguji kinerjanya sebelum diterapkan secara luas.
  5. Evaluasi dan optimalisasi terus-menerus: Terus pantau kinerja AI dan perbarui implementasi sesuai dengan umpan balik dan hasil evaluasi.

Anda juga dapat berkonsultasi dengan Konsultan IT yang berpengalaman dalam implementasi AI untuk usaha kecil seperti Vascomm. Dengan konsultasi ahli, Anda dapat mengurangi ketidakpastian dan meningkatkan peluang kesuksesan implementasi GPT AI dalam bisnis kecil Anda. 

Bagus Fibrianto