artikel 2

Ingin Sistem Onlinemu Jadi Favorit? Fokus pada Metrik Ini!

Baru-baru ini, warganet dibuat kesal dengan website e-materai. Saat ribuan warganet membutuhkan layanan e-materai, mereka malah mendapatkan notifikasi bug dan berbagai gangguan teknis lainnya. Pengalaman buruk ini sontak membuat warganet kecewa, bahkan sebagian tidak jadi menggunakan layanannya alias keluar begitu saja. 

Bisa dibilang, kondisi tadi adalah mimpi buruk bagi setiap pengembang atau desainer sistem online. Saat layanan tak berjalan sesuai harapan, pengguna akan merasa frustasi dan tanpa pikir panjang berpindah ke alternatif lain. Untuk itu, penting bagi pemilik bisnis untuk tidak hanya fokus pada pengembangan fitur, tetapi juga memastikan berbagai metrik penting juga terpenuhi saat membangun sistem. Apa saja metrik yang wajib diperhatikan? Yuk, mari kita pahami bersama.

Mengenal Availability, Reliability, Scalability, dan Security

Ketika membangun sebuah sistem online, ada empat metrik utama yang perlu diperhatikan: availability, reliability, scalability, dan security. Keempat metrik ini adalah fondasi dari sistem yang kuat dan handal. Berikut penjelasan lebih lanjut beserta contoh kasus untuk setiap metrik:

Availability

Availability mengacu pada seberapa sering dan seberapa lama sistem tersedia untuk digunakan oleh pengguna. Semakin tinggi availability, semakin kecil kemungkinan pengguna akan mengalami gangguan saat mengakses layanan Anda. 

Contoh kasus, ada sebuah platform e-commerce yang memiliki uptime 99,9%. Artinya, platform tadi tidak tersedia selama sekitar 8,76 jam dalam setahun. Namun, jika downtime muncul selama periode penjualan besar seperti Harbolnas, pemilik bisnis bisa mengalami kerugian pendapatan sangat besar, termasuk juga kehilangan kepercayaan pelanggan.

Reliability

Reliability merujuk seberapa konsisten dan bisa diandalkannya sistem dalam memberikan fungsi yang diinginkan. Sistem yang sering gagal atau error bisa menyebabkan pengguna kecewa. Ini berarti, pemilik bisnis akan kehilangan kepercayaan dari para penggunanya.

Contoh kasusnya, banyak pelanggan melakukan uninstall aplikasi perbankan mobile karena sering terjadi crash saat mereka bertransaksi. Meski availability aplikasi tinggi namun reliabilitas rendah, pengguna akan mulai mencari alternatif lain yang lebih stabil.

Scalability

Scalability adalah kemampuan sistem untuk menangani peningkatan beban atau jumlah pengguna tanpa penurunan kinerja. Di dunia digital yang terus berkembang, kemampuan sistem untuk tumbuh bersama dengan permintaan pengguna sangatlah penting.

Contoh kasus, pada saat peluncuran produk baru, sebuah startup teknologi mengalami lonjakan pengguna yang luar biasa. Namun, sistem mereka tidak dapat mengimbangi beban. Akibatnya, layanan jadi lambat dan seringkali gagal merespons. Atas kejadian itu, banyak pengguna meninggalkan platform tadi dan beralih ke kompetitor yang skalabilitas lebih oke. 

Security

Security adalah aspek yang tidak boleh diabaikan, terlebih jika sistem online kita menyimpan data-data pribadi pengguna. Ini mencakup segala upaya untuk melindungi sistem dan data pengguna dari ancaman dan serangan. Keamanan yang terabaikan dapat berakibat fatal, baik dari segi kerugian finansial maupun reputasi.

Misalnya, sebuah layanan penyimpanan cloud mengalami kebocoran data besar-besaran akibat serangan cyber. Data pribadi jutaan pengguna terekspos. Selain mengalami kerugian reputasi, perusahaan juga harus menghadapi tuntutan hukum dan biaya besar untuk memperbaiki kerentanan keamanan.

Pengukuran Metrik 

Untuk memastikan keempat metrik tadi terpenuhi, kita harus memahami bagaimana cara mengukurnya. Berikut beberapa komponen metrik yang dimaksud: 

  • Mengukur Availability

Uptime dan downtime adalah dua indikator utama. Idealnya, pemilik bisnis mengharapkan uptime mendekati 100%. Ini bisa diukur dengan menggunakan berbagai alat monitoring yang tersedia di pasaran, yang akan memberikan laporan mengenai seberapa sering dan seberapa lama sistem Anda aktif.

  • Mengukur Reliability

Mean Time Between Failures (MTBF) dan Mean Time To Repair (MTTR) adalah dua metrik yang sering digunakan. MTBF mengukur rata-rata waktu antara kegagalan sistem, sementara MTTR mengukur seberapa cepat sistem diperbaiki setelah mengalami kegagalan.

  • Mengukur Scalability

Untuk mengukur scalability, Anda perlu melihat kinerja sistem ketika beban meningkat. Langkahnya dilakukan melalui stress testing, yaitu mensimulasikan peningkatan jumlah pengguna atau data untuk melihat bagaimana sistem beradaptasi.

  • Mengukur Security

Ada banyak cara untuk mengukur keamanan. Misalnya, pengujian penetrasi (penetration testing) untuk menemukan kerentanan, ada juga audit keamanan secara berkala. Metrik lain yang dapat diperhatikan adalah frekuensi dan dampak dari insiden keamanan yang terjadi.

KESIMPULAN

Itu tadi beberapa metrik yang perlu kita perhatikan saat berniat mengembangkan sistem online. Tentu saja, memahami metrik-metrik tadi menjadi langkah awal yang penting. Namun, penerapannya dalam dunia nyata bisa jadi tantangan tersendiri. Lalu, bagaimana cara untuk menerapkan dan memaksimalkan metrik tersebut pada sistem online yang Anda kembangkan. Nantikan penjabaran detailnya di artikel berikutnya. 

artikel 1,1

Cloud computing: Masa depan infrastruktur digital yang fleksibel dan efisien

Cloud computing jadi bagian penting dalam transformasi digital. Kehadirannya menawarkan infrastruktur digital yang fleksibel dan efisien bagi bisnis dan kehidupan sehari-hari. Sebagai solusi masa depan, cloud computing terus berkembang, dan mengintegrasikan inovasi untuk memenuhi kebutuhan digital yang terus berubah. Apa yang membuat cloud computing dianggap sebagai masa depan infrastruktur digital?

Apa itu Cloud Computing? 

Cloud computing atau komputasi awan sederhananya adalah sebuah proses komputasi yang berjalan melalui jaringan internet. Sumber daya komputasi yang dimaksud mencakup server, jaringan, penyimpanan data, dan perangkat lunak. Teknologi cloud computing memungkinkan pengguna untuk menyimpan, mengelola, dan memproses semua data lewat jaringan internet. 

Dengan kata lain, pengguna bisa fleksibel untuk mengakses berbagai layanan berbasis cloud yang dikelola oleh penyedia layanan, seperti penyimpanan data, aplikasi, dan infrastruktur IT. Prinsip pay as you go misalnya, yang memungkinkan pengguna untuk membayar hanya sesuai dengan pemakaian layanan. 

Cloud computing bukan sekedar penyimpanan data, tapi juga model bisnis yang memungkinkan perusahaan beroperasi lebih efisien. Teknologi ini memungkinkan perusahaan dari berbagai ukuran untuk mengakses data dan layanan secara lebih mudah. Sehingga ini akan mendukung kelancaran operasional bisnis mereka. 

Menariknya, pasar cloud computing global diperkirakan akan tumbuh dari $257 miliar pada tahun 2020 menjadi $623 miliar pada tahun 2025. Pertumbuhan ini didorong oleh naiknya popularitas layanan cloud, penurunan biaya, dan semakin tersedianya koneksi internet berkecepatan tinggi. 

Jenis Layanan Cloud Computing 

Cloud computing terbagi menjadi beberapa jenis layanan: 

Infrastructure as a Service (IaaS): Menyediakan infrastruktur komputer, seperti sistem operasi, penyimpanan, dan sumber daya jaringan sebagai layanan. Pengguna dapat mengakses dan menggunakan infrastruktur ini melalui internet.

Platform as a Service (PaaS): Menyediakan platform untuk pengembangan, pengujian, pengiriman, dan pengelolaan aplikasi. Pengguna dapat mengakses alat-alat perangkat lunak dan infrastruktur yang disediakan oleh penyedia layanan. 

Software as a Service (SaaS): Menyediakan perangkat lunak yang diakses melalui internet. Pengguna dapat menggunakan perangkat lunak ini melalui browser web tanpa perlu mengelola infrastruktur atau keamanan. 

Manfaat Cloud Computing 

  1. Efisiensi Biaya Tinggi: Pengguna hanya membayar sesuai pemakaian, mengurangi biaya operasional seperti pemeliharaan dan pembelian perangkat keras. 
  2. Fleksibilitas dan Skalabilitas: Cloud memungkinkan manajemen sumber daya yang fleksibel dan dapat diskalakan sesuai kebutuhan bisnis. Misalnya, saat permintaan meningkat, perusahaan dapat menambah kapasitas tanpa perlu investasi besar dalam infrastruktur fisik. Ini sangat penting dalam dunia bisnis yang dinamis, dimana kebutuhan dapat berubah dengan cepat. 
  3. Pemulihan Data: Data disimpan di beberapa lokasi, mengurangi resiko kehilangan data. 
  4. Tidak Perlu Pemeliharaan: Penyedia layanan cloud menangani pemeliharaan sistem, sehingga pengguna tidak perlu khawatir tentang biaya tambahan. 
  5. Transformasi Digital yang Sempurna: Cloud memungkinkan migrasi digital data dari sistem lama ke sistem cloud dengan mudah dan efisien. 
  6. Fokus pada Bisnis Utama: Pemeliharaan infrastruktur ditangani oleh penyedia, memungkinkan pengguna fokus pada bisnis inti mereka. 

Kelebihan Cloud Computing 

  1. Pengurangan Biaya: Mengurangi biaya pemeliharaan, upgrade, dan pembelian lisensi perangkat lunak. 
  2. Keamanan Tinggi: Penyedia layanan cloud menerapkan standar keamanan yang ketat.
  3. Tidak Membutuhkan Perangkat Keras: Semua data dan aplikasi di-host di cloud, sehingga tidak memerlukan perangkat keras fisik. 

Kekurangan Cloud Computing 

  1. Keamanan: Menggunakan layanan cloud berarti mempercayakan data dan aplikasi kepada penyedia layanan, yang dapat menimbulkan kekhawatiran tentang privasi dan keamanan data.
  2. Ketergantungan pada Penyedia: Pengguna bisa terikat pada layanan penyedia tertentu, menyulitkan jika ingin berpindah layanan. 
  3. Ketergantungan pada Internet: Layanan cloud memerlukan koneksi internet yang handal, jika internet lambat atau tidak tersedia, akses ke data dan aplikasi terganggu.
  4. Masalah Kepatuhan: Beberapa industri memiliki persyaratan kepatuhan yang ketat. Pengguna harus memastikan bahwa penyedia cloud dapat memenuhi persyaratan ini.

KESIMPULAN

Seiring perkembangan teknologi, cloud computing diharapkan bisa jadi salah satu pusat inovasi dalam dunia digital. Hal ini karena kecepatannya dalam memberikan inovasi, sumber daya yang fleksibel, dan skala ekonomi lebih baik. Meski unggul dalam skalabilitas dan fleksibilitas, perlu disadari bahwa cloud computing punya risiko keamanan dan potensi ketergantungan pada penyedia layanan.

Group 9

Gen Z di Dunia Kerja, Stigma dan Sederet Fakta!

Gen Z atau dikenal juga dengan istilah generasi internet. Kira-kira stigma apa yang paling sering Kamu dengar atau baca di ruang maya? Kabarnya, baru-baru ini muncul sejumlah stigma negatif Gen Z di dunia kerja. Salah satu topik yang sering dibahas adalah bahwa mereka kurang bekerja keras. Stigma itu muncul karena Generasi Z datang dengan nilai, harapan, dan cara pandang yang berbeda dari generasi sebelumnya.

Untuk diketahui, Gen Z adalah mereka yang lahir antara tahun 1997-2012. Beredarnya stigma negatif secara tidak langsung mengeneralisir semua kalangan Gen Z. Kira-kira stigma apalagi yang muncul di masyarakat soal Gen Z? Lalu, apa saja sederet fakta menarik mereka yang belum banyak diketahui oleh masyarakat luas? Yuk baca artikelnya.

  • Benarkah Gen Z itu Pemalas?

Menurut data dari lembaga Market Research di USA yang dipublikasikan oleh GWI, 72% dari Gen Z mengadopsi gaya hidup “the soft life”, yang menekankan kenyamanan dan ketenangan. Hal ini mungkin menjadi pemicu anggapan bahwa Gen Z malas dan kurang profesional di dunia kerja. Selain itu, Gen Z lebih sadar akan kesehatan mental mereka, dengan 29% di antaranya mengakui rentan terhadap kecemasan. Akibatnya, muncul stigma bahwa Gen Z mudah baper di tempat kerja.

Namun, meskipun ada banyak penilaian negatif, masih banyak dari Gen Z di dunia kerja yang menunjukkan etos kerja yang kuat, bahkan bersedia bekerja lembur. Data menunjukkan bahwa 37% dari Gen Z menghargai arahan dari rekan kerja, yang menunjukkan bahwa mereka mampu beradaptasi dan bekerja sama dalam tim.

Sederet Fakta Menarik Gen Z di Dunia Kerja

Terlepas munculnya stigma negatif di kalangan masyarakat, ternyata Gen Z juga punya sederet fakta menarik yang mungkin belum banyak diketahui orang. Beberapa fakta Gen Z di dunia kerja diantaranya:

  • Gen Z bersedia lembur kerja

Meski Gen Z dianggap punya gaya hidup santai, mereka masih bersedia kerja lebih lama atau lembur, terutama jika diberi kompensasi yang setara. Data dari BPS (Badan Pusat Statistik) tahun 2021 menyebut bahwa Gen Z bahkan bisa bekerja lebih lama dibandingkan dengan Generasi Milenial.

  • Gen Z menganut Work Life Balance

Work Life Balance adalah prioritas bagi Gen Z di dunia kerja. Mereka lebih cenderung mencari pekerjaan yang memungkinkan keseimbangan antara kehidupan profesional dan pribadi. Gen Z juga lebih memilih lingkungan kerja yang mendukung kesuksesan, pertumbuhan, dan keadilan.

  • Gen Z suka sistem kerja fleksibel

Kebanyakan dari Gen Z saat ini lebih menyukai sistem kerja secara Work From Home (WFH) karena dianggap lebih fleksibel dan mudah dilakukan dimana saja. Namun, masih ada beberapa kalangan dari Gen Z yang masih memiliki ketertarikan untuk WFO (Work From Office) dengan alasan untuk menjaring relasi serta memulai jenjang karir mereka.

  • Keterampilan digital Gen Z yang menonjol

Tak bisa dipungkiri, keterampilan digital yang dikuasai Gen Z juga patut diacungi jempol. Mereka memiliki pemahaman tentang teknologi, sosial media, dan juga trend-trend baru yang kini tengah ramai. Perusahaan dapat memanfaatkan Gen Z sebagai aset yang berharga untuk menyalurkan ide-ide inovatif dan kreatif yang mereka punya untuk pengembangan produk serta transformasi digital secara menyeluruh.

Kesimpulan

Itulah tadi gambaran stigma buruk Generasi Z serta beberapa fakta menarik mereka dalam dunia kerja. Meskipun sering kali mendapat stigma yang kurang positif, Gen Z sebenarnya membawa banyak potensi dan pendekatan baru yang segar di dunia kerja. Mereka adalah generasi yang adaptif, mandiri, dan inovatif, dengan nilai-nilai yang berbeda dari generasi sebelumnya. Memahami karakteristik dan kebutuhan mereka dapat membantu organisasi menciptakan lingkungan kerja yang lebih inklusif dan produktif bagi semua generasi.

Kerja di perusahaan IT

Lulus Kuliah Langsung Kerja di Perusahaan IT, Emang Bisa?

Pertanyaan yang sering muncul di benak mahasiswa IT: apakah ilmu yang didapatkan di perkuliahan sudah cukup untuk langsung diterapkan di dunia kerja? Harapan untuk bisa kerja di perusahaan IT setelah lulus memang besar. Namun realitanya, dunia kerja di bidang IT kerap kali menuntut lebih dari sekadar teori dan pengetahuan dasar yang diajarkan di kampus.

Kurikulum IT di universitas memang memberikan fondasi penting. Akan tetapi, aspek praktis dari pekerjaan seringkali memerlukan keterampilan yang tidak tercakup secara mendalam dalam perkuliahan. Tujuan kuliah pada dasarnya untuk memberi pemahaman dasar yang kuat tentang konsep inti dalam bidang studi tertentu.

Dalam konteks IT, mahasiswa diajarkan dasar pemrograman, algoritma, struktur data, serta konsep teori lain. Namun, meski lulusan IT mungkin memahami konsep ini dengan baik, sering kali mereka mendapati bahwa dunia kerja membutuhkan aplikasi praktis dari ilmu tersebut. Persiapan kerja IT seringkali melibatkan keterampilan yang tak diajarkan di bangku kuliah.

Di luar perkuliahan, ada beberapa keterampilan tambahan yang sangat penting untuk dipelajari oleh calon pekerja di industri IT. Penguasaan tools dan teknologi terkini seperti Docker, Git, AWS, atau Google Cloud sangat dibutuhkan oleh perusahaan IT. Soft skills seperti komunikasi efektif dan manajemen waktu juga penting. Semua ini merupakan bagian penting dalam persiapan kerja IT yang sukses.

Persiapan Sebelum Masuk Dunia Kerja IT

Untuk mempersiapkan diri sebelum terjun ke dunia kerja IT, mahasiswa dapat melakukan beberapa hal. Beberapa diantaranya seperti mengikuti kompetisi project, bekerja sebagai freelancer, magang di perusahaan IT, atau mengikuti bootcamp adalah langkah yang efektif. Dengan beberapa pengalaman tadi, mahasiswa bisa mengembangkan skill praktis yang tak diperoleh di perkuliahan.

Manfaat Mengikuti Kompetisi Bertema Project  

Mengikuti kompetisi project IT membantu mahasiswa mengasah kemampuan kerja tim, komunikasi efektif, serta mengembangkan kepemimpinan dan mental berkompetisi. Kompetisi mensimulasikan situasi yang mirip dengan dunia kerja. Jadi, mahasiswa punya kesiapan mental dan keterampilan lebih baik. Selain itu, mahasiswa punya pengalaman selayaknya di dunia kerja nyata. Seperti kerja di bawah tekanan dengan deadline ketat dan harapan yang tinggi

Bekerja sebagai Freelancer  

Sebagai freelancer, mahasiswa dihadapkan pada tanggung jawab profesional, tuntutan kualitas kerja, dan klien. Mahasiswa belajar tentang manajemen proyek, beradaptasi dengan kebutuhan klien, dan bekerja dalam tim yang mungkin tersebar secara geografis. Pengalaman ini sangat berharga karena bisa memberi wawasan kehidupan profesional dan membantu mempersiapkan mereka untuk tantangan lebih besar di masa depan.

Pengalaman Magang di Perusahaan IT  

Magang menjadi kesempatan emas mahasiswa bisa merasakan pengalaman kerja di sebuah organisasi terstruktur. Dari magang, mereka akan belajar tentang etika kerja, aturan atau budaya perusahaan, dan komunikasi efektif dalam organisasi. Pengalaman magang juga memungkinkan mahasiswa bisa bekerja langsung dengan proyek-proyek nyata, yang bisa memberikan pengalaman sangat berharga dan memperkuat pemahaman mereka tentang bagaimana teori diterapkan dalam praktek.

Mengikuti Bootcamp untuk Pembelajaran Intensif  

Mengikuti bootcamp bisa jadi pilihan sangat efektif bagi mahasiswa yang ingin mempersiapkan diri lebih matang sebelum terjun ke dunia kerja. Di bootcamp, peserta mendapat bimbingan langsung dari para profesional di bidangnya. Selain itu, lingkungan bootcamp yang terkondisikan membuat proses belajar menjadi lebih efektif dibandingkan dengan menjadi freelancer atau magang. Di bootcamp, mahasiswa juga bisa langsung mempraktikkan ilmu yang mereka pelajari dalam proyek nyata.

Membangun Portofolio Pengalaman Kerja  

Semua opsi yang telah disebutkan di atas tidak hanya membantu mahasiswa mempersiapkan diri secara mental dan keterampilan, tetapi juga memungkinkan mereka untuk membangun portofolio yang kuat. Portofolio yang mencakup proyek nyata, pengalaman kerja freelance, kontribusi dalam kompetisi, serta proyek dari bootcamp, akan membuat seorang lulusan lebih menonjol di mata calon pemberi kerja. Portofolio menunjukkan bahwa selain memiliki pengetahuan teoretis, mahasiswa juga memiliki kemampuan praktis dan pengalaman yang relevan—kombinasi yang sangat dicari oleh perusahaan IT.

Kesimpulan 

Ilmu yang didapatkan di perkuliahan saja mungkin tidak cukup untuk langsung memasuki dunia kerja di bidang IT. Untuk mempersiapkan diri dengan baik, mahasiswa perlu mencari pengalaman tambahan melalui kompetisi, pekerjaan freelance, magang, dan bootcamp. Pengalaman-pengalaman ini tidak hanya memberikan keterampilan praktis yang dibutuhkan oleh perusahaan, tetapi juga membantu membangun portofolio yang dapat meningkatkan daya saing mereka di pasar kerja. Jadi, dengan kombinasi antara ilmu perkuliahan dan pengalaman nyata, sangat mungkin bagi seorang lulusan baru untuk langsung bekerja di perusahaan IT.

Mobile-App-Development_Blog-scaled

Mobile App: Rahasia Bisnis Modern yang Lebih Responsif dan Efisien

Dalam dunia bisnis yang semakin terhubung dan bergerak cepat, bisnis modern yang ideal adalah suatu keharusan untuk tetap relevan dan kompetitif. Bisnis modern bukan hanya tentang menggunakan teknologi terbaru, tetapi juga tentang bagaimana sebuah perusahaan dapat merespons kebutuhan pelanggan dengan cepat dan efisien.

Responsivitas tinggi adalah kunci utama di era digital ini, dimana pelanggan menginginkan layanan yang instan, mudah diakses, dan selalu tersedia. Bisnis yang mampu memenuhi ekspektasi ini tidak hanya akan mempertahankan loyalitas pelanggan, tetapi juga akan menciptakan pengalaman yang lebih personal dan memuaskan bagi mereka.

Keuntungan dan Pentingnya Akses Instan

Akses instan melalui aplikasi mobile menawarkan berbagai keuntungan yang signifikan untuk bisnis modern:

  1. Kenyamanan Pelanggan: Dengan akses instan, pelanggan dapat melakukan pembelian, mengakses layanan, atau mendapatkan informasi kapan saja dan di mana saja. Ini menghilangkan hambatan waktu dan lokasi, membuat interaksi dengan bisnis lebih mudah dan nyaman.
  2. Peningkatan Kepuasan Pelanggan: Akses cepat ke layanan dan produk meningkatkan kepuasan pelanggan. Mereka dapat mendapatkan apa yang mereka butuhkan tanpa harus menunggu lama, yang memperkuat pengalaman positif dan loyalitas terhadap brand.
  3. Kemampuan untuk Menyediakan Dukungan Real-Time: Aplikasi mobile memungkinkan bisnis untuk memberikan dukungan pelanggan secara real-time melalui chat, notifikasi, dan update langsung. Ini membantu dalam menyelesaikan masalah dengan cepat dan mengurangi potensi frustrasi pelanggan.
  4. Peluang untuk Promosi dan Penawaran Spesial: Dengan aplikasi mobile, bisnis dapat mengirimkan promosi, penawaran khusus, dan informasi terbaru langsung ke ponsel pelanggan. Ini tidak hanya meningkatkan keterlibatan pelanggan tetapi juga mendorong mereka untuk melakukan pembelian lebih sering.
  5. Pengumpulan Data dan Analitik: Akses instan memungkinkan bisnis untuk mengumpulkan data pelanggan secara real-time. Informasi ini sangat berharga untuk memahami perilaku pelanggan, tren pembelian, dan preferensi, yang dapat digunakan untuk membuat strategi pemasaran yang lebih efektif.

Langkah-Langkah Menuju Kesuksesan Bisnis Modern

Untuk membangun dan mengoperasikan bisnis modern yang sukses, berikut adalah langkah-langkah penting yang perlu diambil:

  1. Membangun Aplikasi Mobile yang Responsif: Aplikasi mobile harus dirancang untuk memberikan akses instan ke layanan dan produk, dengan antarmuka yang mudah digunakan, cepat, dan dapat diandalkan.
  2. Memastikan Keamanan Data Pelanggan: Berinvestasi dalam teknologi keamanan canggih untuk melindungi informasi pelanggan dan menjaga kepercayaan mereka adalah prioritas utama.
  3. Personalisasi Layanan Pelanggan: Gunakan data pelanggan untuk menawarkan layanan yang lebih personal, seperti rekomendasi produk dan penawaran yang disesuaikan, untuk meningkatkan engagement dan kepuasan pelanggan.
  4. Memantau dan Mengoptimalkan Kinerja Aplikasi: Pastikan aplikasi selalu berjalan dengan lancar dengan memantau kinerja secara rutin dan melakukan pembaruan yang diperlukan.
  5. Mengadopsi Teknologi Baru: Teruslah beradaptasi dengan teknologi terbaru untuk menjaga aplikasi tetap relevan dan inovatif.

Studi Kasus Sukses di Indonesia

Contoh sukses dari langkah-langkah ini dapat dilihat pada perusahaan-perusahaan besar di Indonesia seperti, Tokopedia dan Halodoc. Tokopedia, dengan aplikasi mobile-nya yang efisien, telah meningkatkan responsivitas bisnis dan mempertahankan posisinya sebagai salah satu e-commerce terbesar. Halodoc telah memberikan akses instan ke layanan kesehatan, yang memperkuat posisinya sebagai pemimpin dalam inovasi layanan kesehatan digital.

Tantangan yang Harus Dihadapi

Meski banyak keuntungan yang ditawarkan, bisnis modern juga menghadapi beberapa tantangan, yaitu :

  • Keamanan Data: Melindungi informasi pelanggan dengan teknologi keamanan yang canggih.
  • Ketersediaan Aplikasi: Memastikan aplikasi selalu siap digunakan tanpa gangguan.
  • Kompleksitas Pengembangan: Mengelola proses pengembangan aplikasi yang kompleks.
  • Adaptasi Teknologi: Menyesuaikan dengan perkembangan teknologi baru.

Mengapa Memilih Vascomm?

Di tengah tantangan ini, memiliki mitra yang tepat sangat penting. Vascomm, software house terpercaya, siap membantu Anda mengatasi semua tantangan tersebut dan membawa bisnis Anda ke level berikutnya. Dengan pengalaman yang telah terbukti dalam membantu berbagai klien sukses, Vascomm menyediakan solusi teknologi yang inovatif dan dapat diandalkan. Jangan biarkan bisnis Anda tertinggal di era digital ini. Bersama Vascomm, Anda dapat mengubah tantangan menjadi peluang dan menciptakan bisnis modern yang siap bersaing di pasar global. Apakah Anda siap menjadi yang berikutnya? Mari bergabung dengan Vascomm dan raih kesuksesan bisnis yang Anda impikan.

Employee Self Service

Employee Self Service untuk Efisiensi HR

Employee Self Service, satu dari sekian fitur andalan tim HR yang wajib ada di aplikasi HRIS. Bisa dibilang, fitur berbasis cloud ini akan mengurangi beban pekerjaan tim HR. Jadi, karyawan dengan mudah bisa mengakses informasi pribadi dan melakukan tugas administratif secara mandiri. Mulai dari edit atau perbarui data pribadi, pengajuan cuti, klaim reimbursement, review kehadiran, dan lainnya. 

Selain itu, proses yang sebelumnya perlu birokrasi dan dokumen fisik kini dapat dilakukan secara digital lewat fitur ESS. Karena berbasis online, karyawan bisa mengakses platform HRIS dari smartphone, laptop, PC atau perangkat yang terhubung ke internet. Bak simbiosis mutualisme, Employee Self Service akan menguntungkan bagi karyawan dan perusahaan, khususnya tim HR.

Manfaat Employee Self Service bagi Karyawan

Kemudahan Akses dan Fleksibilitas:

ESS memudahkan karyawan mengakses informasi serta melakukan tugas administratif kapan saja dan dimana saja. Mereka bisa melakukannya lewat smartphone atau komputer yang terhubung ke internet. Jadi, karyawan gak harus datang ke kantor atau bergantung pada HR.

Meningkatkan Keterlibatan dan Kepuasan:

Karyawan punya partisipasi dan kontrol lebih besar atas proses HR. Seperti penilaian kinerja, mengikuti pelatihan, dan memberikan umpan balik secara langsung lewat sistem. Dengan begitu, kepuasan kerja dan loyalitas karyawan pada perusahaan akan meningkat. 

Menyesuaikan Kebutuhan Individu:

Fitur ESS memungkinkan karyawan menyesuaikan pengaturan kerja sesuai kebutuhan pribadi, seperti pilih jadwal kerja dan shift. Fitur ini meningkatkan kepuasan karyawan dengan memberikan fleksibilitas dalam mengelola pekerjaan mereka.

Mendukung Transparansi:

Karyawan punya akses langsung dan transparan terhadap data dan kebijakan HR. Sehingga keterbukaan ini bisa meningkatkan kepercayaan karyawan dan sense of belonging mereka terhadap perusahaan. 

Manfaat Employee Self Service bagi Perusahaan

Mempermudah Aktivitas HR :

Beban kerja tim HR berkurang karena sebagian tugas administratifnya dapat dialihkan kepada karyawan. Proses seperti pengolahan payroll, pengiriman slip gaji, dan pengelolaan absensi yang sebelumnya butuh banyak waktu dan tenaga, kini dapat dilakukan dengan lebih efisien melalui sistem ESS.

Meningkatkan Efektivitas dan Efisiensi :

Berkurangya pekerjaan administratif manual, menjadikan pengeluaran operasional perusahaan lebih efisien. Tim HR bisa fokus pada tugas strategis lain, seperti pengembangan skill dan potensi SDM.

Hemat Biaya :

Penggunaan ESS akan mengurangi biaya pemakaian kertas dan penyimpanan dokumen fisik. Sistem digital mengurangi kebutuhan akan dokumen cetak dan meminimalkan penumpukan dokumen, yang pada akhirnya menghemat biaya operasional.

Mengurangi Human Error :

Dengan otomatisasi proses yang sebelumnya dilakukan secara manual, ESS membantu mengurangi risiko kesalahan dalam pengelolaan data. Data yang diperbarui secara otomatis mengurangi kemungkinan kesalahan manusia dan memastikan akurasi informasi.

Keamanan Data:

ESS meningkatkan keamanan data karyawan dengan menyimpannya dalam sistem cloud yang terenkripsi. Ini mengurangi resiko kehilangan atau kerusakan data akibat bencana atau kesalahan teknis, serta memastikan data tetap aman dan terlindungi.

Kesimpulan

Berdasarkan uraian tadi, kesimpulannya bahwa fitur Employee Self Service menjadi alat yang sangat berharga dalam pengelolaan SDM modern. Fitur ESS bukan hanya akan meningkatkan efisiensi operasional perusahaan tetapi juga mampu memperbaiki pengalaman kerja karyawan. Dari sisi karyawan, integrasi ESS dalam aplikasi HRIS akan memberikan kontrol dan fleksibilitas terhadap data pribadi mereka.  

Sementara dari sisi perusahaan, fitur Employee Self Service bisa mengurangi beban pekerjaan administratif tim HR yang berhubungan juga dengan pengeluaran operasional. Dengan begitu, perusahaan bisa menciptakan lingkungan kerja yang lebih transparan, dan efisien. 

Selain mengembangkan platform HRIS sendiri, Anda juga berkolaborasi dengan pihak ketiga. Tak sedikit penyedia layananan HRIS siap pakai yang menawarkan fitur menarik dan diperlukan oleh tim HR. KelolaHR by Vascomm salah satunya, yang sudah mengembangkan 60 lebih fitur.

Beberapa fitur utama KelolaHR by Vascomm seperti fitur pengelolaan karyawan, absensi, manajemen kerja, sistem payroll, inventaris, dan lainnya. Untuk memberi gambaran lengkap sekaligus pengalaman langsung, Anda bisa melakukan uji coba platform nya gratis di laman KelolaHR atau bisa klik disini

Deepfake

Deepfake Menjamur, Tips Bedakan Foto Asli dan Palsu

Deepfake belakangan jadi perbincangan karena dianggap cukup meresahkan. Hasil foto, audio, dan video yang digenerate oleh teknologi AI ini mampu mengecoh indera penglihatan atau pendengaran manusia. Akibatnya, banyak orang khawatir dengan potensi penyalahgunaan AI untuk menyebarkan informasi palsu atau memanipulasi opini publik. Penting bagi kita untuk memahami cara kerja teknologi canggih ini dan bagaimana mendeteksinya demi menjaga integritas informasi yang kita terima.

Bagaimana deepfake diciptakan? 

Deepfake adalah rekaman komputer yang dilatih melalui gambar-gambar yang sudah ada dan tak terhitung jumlahnya, kata Cristina Lopez, Analis senior Graphika. Deepfake bekerja dengan berbagai cara, salah satunya menggunakan Generative Adversarial Network (GAN). GAN adalah sebuah framework machine learning yang terdiri dari dua jaringan saraf, yaitu generator dan diskriminator. 

Generator bertugas untuk menciptakan gambar palsu yang seolah terlihat nyata. Sementara discriminator akan membedakan gambar asli dan palsu. GAN akan menebak seperti apa wujud seseorang dari berbagai sudut dan kondisi, lalu memindahkan orang tersebut ke orang lain dalam video target dengan menemukan ciri-ciri umum. 

Penyalahgunaan deepfake

Sebuah teknologi apapun, jika jatuh ke tangan orang yang tidak tepat, maka akan dipakai untuk tujuan merugikan. Teknologi yang seharusnya membantu kehidupan sehari-hari bisa disalahgunakan untuk merusak reputasi, menyebarkan informasi palsu, atau bahkan menciptakan ancaman terhadap keamanan digital, privasi, dan integritas informasi. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa teknologi dipakai dengan penuh tanggung jawab dan dalam batasan etika yang tepat.

Bentuk penyalahgunaan teknologi deepfake diantaranya:

Penipu akan membuat video atau audio palsu yang sangat meyakinkan, meniru wajah atau suara seseorang untuk menipu target mereka. Tujuannya untuk menyebarkan informasi palsu, mencuri identitas, bahkan memeras individu.

Deepfake memungkinkan seseorang bisa membuat acara fiktif, juga melakukan wawancara yang menampilkan politisi, selebritas, atau orang berpengaruh lain. Sehingga, informasi hoax ini yang nantinya bisa merusak reputasi, dan mempengaruhi opini publik.

Deepfake dapat melanggar hak asasi dan martabat manusia. Hal ini karena kemampuannya yang menyebarkan informasi salah atau atau kurang pantas. Dampaknya, kepercayaan masyarakat terhadap media dan sumber informasi yang sah akan berkurang.

Cara mendeteksi deepfake

Penyalahgunaan deepfake semakin meningkat seiring perkembangan teknologinya. Tak heran jika masyarakat cukup sulit untuk mendeteksinya. Mendeteksi deepfake bisa menjadi tantangan, meski begitu ada beberapa pertanyaan yang bisa kita jadikan sebagai indikatornya, seperti:

  1. Apakah detailnya tampak kabur atau tidak jelas? Cari masalah pada kulit atau rambut, atau wajah yang tampak lebih kabur daripada lingkungan tempat mereka berada. Fokusnya mungkin tampak lembut secara tidak wajar. 
  2. Apakah pencahayaannya terlihat tidak natural? Sering kali, algoritma deepfake mempertahankan pencahayaan klip yang dipakai sebagai model untuk video palsu. Ini tidak sesuai dengan pencahayaan pada video target. 
  3. Apakah kata-kata atau suara tidak sesuai dengan visual? Audio mungkin tidak sesuai dengan orangnya, terutama jika videonya palsu tetapi audio aslinya tidak dimanipulasi dengan hati-hati. 
  4. Apakah sumbernya tampak dapat dipercaya? Metode ini sering dipakai oleh jurnalis dan peneliti sumber utama atau referensi dari sebuah gambar. Mulai dari siapa yang mengunggah gambarnya, dimana gambar diunggah, dan apakah masuk akal bagi mereka untuk melakukannya.

Langkah strategis untuk memitigasi penyalahgunaan deepfake

Berikut beberapa langkah strategis yang bisa kita dilakukan agar tak termakan foto palsu:

Bisa dibilang, ini jadi metode paling mudah untuk membedakan antara video asli dengan palsu. Sistem AI harus dilatih dalam jangka waktu lama untuk mengembangkan deepfake. Sehingga, sebagian besar video deepfake biasanya punya durasi singkat dan bersumber dari video media sosial.

Kita dapat memeriksa media yang dimanipulasi dengan mencari ketidakkonsistenan pada gambar atau video. Misalnya, bayangan mungkin hilang, tidak konsisten atau memiliki masalah pencahayaan.

Sebagian besar gambar dan video punya metadata, termasuk tanggal, waktu, dan lokasi foto. Melihat data ini untuk melihat apakah cocok dengan konten gambar dapat membantu menentukan keasliannya.

Periksalah situs web untuk melihat apakah gambar tadi berasal dari sumber yang punya reputasi baik dan dapat dipercaya. Jika gambar berasal dari sumber yang tak dikenal atau tidak terverifikasi, maka kemungkinan besar dia palsu.

Terakhir, kita perlu berinvestasi dalam teknologi AI dan perangkat lunak yang mampu mendeteksi deepfake secara akurat. Pemanfaatan tool seperti Forensically dan Izitru bisa dipakai untuk menganalisa gambar asli atau hasil karya manipulatif seseorang.

Cara Memperbaiki Bug CrowdStrike

Cara Memperbaiki Bug CrowdStrike

Bug CrowdStrike menjadi ancaman cukup serius yang bisa menyebabkan gangguan besar pada sistem keamanan perusahaan. Masih ingat insiden beberapa waktu lalu yang menghebohkan dunia, khususnya bagi pengguna Microsoft? Insiden itu melumpuhkan sistem jaringan perusahaan, sehingga semuanya jadi macet. Lalu, bagaimana perusahaan memperbaiki Bug CrowdStrike? Kami akan menguraikannya di artikel ini.

Langkah efektif perbaiki bug crowdStrike

CrowdStrike telah merilis panduan sementara untuk mengatasi blue screen bagi para pengguna Windows. Panduan ini akan memaksa Windows untuk memulai sistem di Safe Mode sehingga driver pihak ketiga seperti driver kernel-level CrowdStrike tidak bisa dimuat. Berikut beberapa langkah yang bisa diambil saat layar mengalami blue screen:

  1. Boot Windows ke Safe Mode atau Windows Recovery Environment.
  2. Arahkan ke direktori C:\Windows\System32\drivers\CrowdStrike.
  3. Cari file dengan nama “C-00000291*.sys”, lalu hapus.
  4. Boot ulang komputer

Selain keempat langkah tadi, masih ada 2 metode lain yang bisa kita pakai untuk mencegah CrowdStrike, yaitu:

Metode 1:

  1. Masuk ke Command Prompt dari opsi Pemulihan.
  2. Arahkan ke C:\Windows\System32\Drivers
  3. Ubah nama CrowdStrike menjadi Crowdstrike_Old
  4. Nyalakan ulang PC.

Metode 2:

  1. Boot PC Windows Anda ke Safe Mode atau Windows Recovery Environment.
  2. Buka Registri Windows
  3. Edit kunci berikut untuk menonaktifkan csagent.sys agar tidak dimuat.
  4. HKLM:\SYSTEM\CurrentControlSet\Services\CSAgent\Mulai dari 1 hingga 4

Jika Anda menjalankan Windows pada instans AWS EC2, Anda dapat mencoba metode lain. Metode ini bisa juga diterapkan untuk instance Windows yang berjalan di Google Cloud Platform. Berikut kelima opsi lain yang bisa dipakai untuk menjalankan Windows pada instans AWS EC2 :

  1. Lepaskan volume EBS dari EC2 yang terkena dampak
  2. Pasang volume EBS ke EC2 baru
  3. Perbaiki folder driver CrowdStrike sesuai solusi yang disarankan oleh CrowdStrike
  4. Lepaskan volume EBS dari instans EC2 baru
  5. Lampirkan volume EBS ke instans EC2 yang terdampak

Langkah sigap crowdStrike cegah bug terulang

Untuk mencegah bug terulang lagi, CrowdStrike mengambil langkah sigap dengan memperkuat proses pengujian dan memperbarui protokol keamanan. Mereka juga memperkenalkan pendekatan baru dalam pemantauan sistem untuk mendeteksi potensi masalah sebelum menyebar.

Langkah tadi dirancang untuk memastikan bahwa BSOD tidak terulang di masa depan, sehingga perusahaan dapat terus beroperasi dengan aman dan efisien. Berikut beberapa tindakan yang dilakukan CrowdStrike untuk melangkah maju:

  1. Memperbarui prosedur pengujian Sistem Konfigurasi Konten.
  2.  Menambahkan lapisan penerapan tambahan dan pemeriksaan penerimaan untuk Sistem Konfigurasi Konten.
  3. Memberikan kontrol tambahan kepada pelanggan atas penerapan pembaruan Konten Respons Cepat.
  4.  Mencegah pembuatan file Channel 291 yang bermasalah.
  5.  Menerapkan pemeriksaan tambahan di Content Validator.
  6. Meningkatkan pemeriksaan batas di Content Interpreter untuk Konten Respons Cepat di File Channel 291.
  7. Melibatkan dua vendor keamanan perangkat lunak pihak ketiga yang independen untuk melakukan peninjauan lebih lanjut terhadap kode sensor Falcon dan kontrol kualitas menyeluruh serta proses rilis.
CrowdStrike Bug pada Sistem Windows Pelajaran berharga dari insiden BSOD

CrowdStrike bug dan pelajaran penting dari insiden BSOD

CrowdStrike bug, penyebab insiden BSOD di seluruh dunia beberapa waktu lalu itu melumpuhkan sistem operasional perusahaan dan organisasi. Lalu, apa yang menyebabkan insiden itu muncul, dan bagaimana solusi untuk mengantisipasinya di masa mendatang, simak terus artikelnya.

Bayangkan jika seseorang dengan mudahnya bisa mematikan sistem IT bank, kampus, dan perusahaan, hanya dengan satu file! Insiden inilah yang sempat heboh bulan lalu, tepatnya 19 Juli 2024. Bagaimana tak heboh, ribuan sistem Windows di seluruh dunia mengalami Blue Screen of Death (BSOD). Insiden ini disebabkan oleh pembaruan buggy dari CrowdStrike Falcon Sensor

Pasalnya, CrowdStrike, penyedia layanan solusi keamanan siber terkenal ini merilis pembaruan untuk Falcon Sensor pada awal Juli 2024. Namun, proses pembaruannya ternyata mengandung bug yang menyebabkan crash sistem Windows. Akibatnya, muncul BSOD yang mengganggu operasi perusahaan dan entitas di seluruh dunia. Insiden ini terutama mempengaruhi pengguna di Amerika Utara dan Eropa.

Salah satu kasus yang menonjol terjadi di rumah sakit besar di New York. Lebih dari 200 komputer yang biasa dipakai untuk manajemen data pasien tiba-tiba terkena BSOD. Akibatnya, operasional rumah sakit selama beberapa jam. Sehingga pihak rumah sakit meminta para staf untuk melakukannya secara manual menggunakan kertas. 

Insiden lain terjadi di bandara utama Frankfurt, jerman. Akibat BSOD, sistem check-in otomatis mengalami gangguan selama berjam-jam. Sebagai pusat transportasi utama di Eropa, insiden BSOD mempengaruhi ribuan penumpang dan jadwal penerbangan terlambat. 

Berdasarkan laporan dari CrowdStrike, lebih dari 30.000 sistem terpengaruh dalam insiden ini. Dari jumlah itu, sekitar 40% adalah sistem di perusahaan besar, sementara sisanya (60%) di organisasi menengah dan kecil. Diperkirakan kerugian finansial yang ditimbulkan mencapai lebih dari 50 juta dolar AS, termasuk biaya perbaikan sistem dan kerugian akibat gangguan operasional.

Solusi dan Pelajaran yang Dapat Dipetik

CrowdStrike merespons cepat insiden BSOD dengan merilis patch untuk memperbaiki bug yang ada. Namun, untuk beberapa organisasi, dampak insiden tidak bisa diatasi cepat. Banyak perusahaan terpaksa melakukan rollback ke versi sebelumnya dari Falcon Sensor, dan melakukan peninjauan ulang terhadap kebijakan pengelolaan risiko mereka.

Pelajaran penting yang bisa Kita ambil dari insiden ini adalah pentingnya pengujian perangkat lunak secara komprehensif sebelum rilis. Pengujian yang melibatkan beberapa skenario penggunaan akan membantu proses identifikasi potensi bug sebelum mencapai pengguna akhir. Selain itu, organisasi perlu rencana cadangan kuat, termasuk prosedur untuk rollback dan komunikasi internal yang efisien dalam menghadapi insiden seperti ini.

Agar insiden serupa tidak terjadi lagi di masa mendatang, ada beberapa upaya antisipasi yang bisa kita ambil, diantaranya:

  1. Pastikan selalu backup sistem sebelum melakukan pembaruan
  2. Rajin memperbarui semua driver dan perangkat lunak
  3. Uji update di lingkungan staging sebelum menerapkan ke sistem produksi
  4. Untuk stabilitas, sebaiknya tetap gunakan beberapa versi di sebelumnya
  5. Terapkan protokol keamanan ketat dan pantau tiap pembaruan yang masuk

Kesimpulan

Insiden BSOD akibat bug pembaruan Falcon Sensor dari CrowdStrike menyoroti pentingnya keamanan dan ketelitian dalam pengembangan perangkat lunak. Keamanan siber pun tidak hanya soal melindungi data dari ancaman eksternal, tetapi juga mengelola risiko dari dalam. Dengan begitu, perusahaan dan organisasi bisa memperkuat sistem dan mengurangi risiko di masa depan. 

Insiden BSOD CrowdStrike secara tidak langsung menunjukkan adanya kerentanan teknologi yang kita andalkan setiap hari. Pengujian cermat, respons cepat terhadap masalah, dan kesiapan untuk mengelola krisis adalah kunci untuk menjaga integritas sistem dan layanan. 

Mengelola Tim Jarak Jauh itu ada tantangannya, ini strategi mengatasinya!

Mengelola Tim Jarak Jauh itu punya tantangan, ini strategi mengatasinya!

Mengelola tim jarak jauh punya tantangan tersendiri. Apalagi saat momen pandemi Covid-19 lalu. Meski pandemi berlalu, pola kerja jarak jauh atau remote working malah semakin populer dan jadi tren baru di masyarakat, utamanya bagi Gen Z dan Millennial. Merespon perubahan tren ini, sebagian perusahaan menerapkan pola remote working dan sistem hybrid

Perubahan pola kerja remote ternyata jadi tantangan baru seorang project manager. Mereka diharapkan bisa beradaptasi cepat dalam pengelolaan tim project yang bekerja dari jarak jauh. Untuk memaksimalkan pengelolaan project, Kita perlu mengurai apa saja keuntungan sekaligus tantangan yang muncul ketika mengelola tim jarak jauh. 

Keunggulan punya tim jarak jauh

  1. Akses terhadap talenta dalam skala global

Tidak adanya batas geografi dalam rekrutmen memberi kesempatan untuk mendapatkan talenta lebih banyak. Rekrutmen global juga memungkinkan perusahaan mendapat talenta dengan beragam skill dan pengalaman. Jadi, keberagaman tadi mendorong solusi inovatif. Makin banyak talent perusahaan, project manager alias PM akan lebih mudah memilih talent yang sesuai dengan kebutuhan project. 

  1. Efisiensi biaya

Perusahaan yang menerapkan sistem remote working tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk biaya operasional bulanan, ruang kerja, dan tools yang diperlukan saat di kantor. Sehingga perusahaan bisa mengalokasikan budgeting untuk kebutuhan lain.

  1. Produktivitas meningkat 

Salah satu manfaat terbesar dari remote working adalah meningkatkan produktivitas tim. Alasannya, pertama karyawan tidak menghabiskan waktu untuk perjalanan ke kantor, tapi mengalokasikannya untuk menyelesaikan proyek. Kedua, karyawan punya kontrol penuh terhadap lingkungan saat bekerja di rumah. Mereka bisa menciptakan lingkungan yang kondusif dan nyaman tanpa distraksi. 

  1. Work life balance

Sistem kerja jarak jauh memungkinkan karyawan bisa mengatur jadwalnya sendiri. Budaya kerja yang fleksibel juga akan menciptakan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi karyawan. 

Tantangan mengelola tim jarak jauh

Selain memberi banyak keuntungan, seperti fleksibilitas dan akses ke talenta global, mengelola tim jarak jauh juga menghadirkan berbagai tantangan unik. Berkoordinasi dengan tim nyatanya punya tantangan sendiri, apalagi jika tim nya tersebar di berbagai lokasi. Berikut termasuk beberapa tantangan utama yang mungkin akan dihadapi oleh PM ketika harus mengelola tim jarak jauh:

  1. Komunikasi yang terbatas

Perbedaan lokasi geografis antar pekerja menyebabkan proses komunikasi tidak bisa dilakukan secara tatap muka langsung. Sebaliknya, mereka berkomunikasi dan melakukan koordinasi lewat rapat virtual dan chatting. Hal ini terkadang menyebabkan waktu berinteraksi antar anggota tim jadi terbatas. 

  1. Penjadwalan jadi lebih sulit

Penjadwalan meeting dan diskusi menjadi lebih rumit karena perlu mencocokan jadwal dari tiap pekerja jarak jauh. Terlebih lagi kalau ada yang berbeda zona waktu.

  1. Ketergantungan terhadap teknologi

Pekerjaan jarak jauh sangat bergantung pada teknologi dan internet. Jika terjadi kendala pada koneksi internet akan membuat karyawan sulit dihubungi.

  1. Keterlibatan dan motivasi tim 

Kurangnya interaksi sosial secara langsung di kantor terkadang membuat hubungan antar karyawan tidak terbentuk sehingga dapat berpengaruh pada semangat kerja. PM juga akan kesulitan dalam membangun budaya tim yang kuat. 

Strategi mengelola tim jarak jauh

Meski muncul beberapa tantangan, bukan berarti PM tidak punya solusi untuk mengatasinya. Bukankah setiap masalah pasti ada solusinya? Nah, berikut, beberapa hal yang bisa PM lakukan dalam mengelola tim jarak jauh. 

  1. Pemilihan teknologi yang tepat

Untuk memaksimalkan kemampuan anggota tim, pemilihan alat dan teknologi menjadi sangat penting. Aplikasi atau tools dapat meningkatkan produktivitas, kolaborasi dan pengalaman bekerja. Beberapa aplikasi yang bisa digunakan oleh tim remote working seperti: 

  • Chat ( Discord, Whatsapp, slack)
  • Video Conference (Google meet , Teams. Zoom)
  • Project Management (Redmine, asana , trello)
  1. Dorong komunikasi lebih intens

Komunikasi menjadi aspek penting dalam mengelola tim jarak jauh. PM harus memastikan  informasi yang diterima tim itu jelas dan tepat. Dia juga perlu memastikan komunikasi antar anggota tim berjalan baik. Ada beberapa cara untuk mendorong komunikasi lebih intens antar anggota tim, yaitu: 

  • Mengadakan pertemuan rutin untuk membahas planning project dan review hasil pekerjaan
  • Memanfaatkan saluran komunikasi yang sudah disepakati
  • Memastikan penyampaian informasi terkait project dapat diterima dan diakses oleh semua anggota tim
  1. Tetapkan target dan tujuan kerja yang jelas

PM perlu memastikan target dan tujuan project sudah diketahui oleh semua anggota tim yang terlibat. Sehingga, anggota tim punya gambaran jelas tentang gambaran project yang akan dikerjakan.

  1. Penetapan peraturan dalam kerja jarak jauh

Perlu diterapkan kebijakan kerja jarak jauh yang harus dijalankan oleh anggota tim untuk memaksimalkan proses kerja jarak jauh, seperti:

  • waktu kerja
  • Jadwal kegiatan sprint review dan sprint planning
  • waktu agenda daily report
  • Saluran komunikasi
  1. Rencana jadwal rapat lebih mudah diakses

Informasi terkait berbagai kegiatan seperti rapat harus bisa diakses dengan mudah oleh anggota tim. Opsinya bisa dengan memanfaatkan teknologi seperti google calendar ataupun tools project management.

  1. Melakukan daily report 

Kegiatan daily report bertujuan untuk mengetahui progres pekerjaan serta kendala yang dihadapi. Jika terjadi kendala selama proses pengerjaan, tim bisa fokus mencari solusi dengan cepat dan tepat.