Mengelola Tim Jarak Jauh itu ada tantangannya, ini strategi mengatasinya!

Mengelola Tim Jarak Jauh itu punya tantangan, ini strategi mengatasinya!

Mengelola tim jarak jauh punya tantangan tersendiri. Apalagi saat momen pandemi Covid-19 lalu. Meski pandemi berlalu, pola kerja jarak jauh atau remote working malah semakin populer dan jadi tren baru di masyarakat, utamanya bagi Gen Z dan Millennial. Merespon perubahan tren ini, sebagian perusahaan menerapkan pola remote working dan sistem hybrid

Perubahan pola kerja remote ternyata jadi tantangan baru seorang project manager. Mereka diharapkan bisa beradaptasi cepat dalam pengelolaan tim project yang bekerja dari jarak jauh. Untuk memaksimalkan pengelolaan project, Kita perlu mengurai apa saja keuntungan sekaligus tantangan yang muncul ketika mengelola tim jarak jauh. 

Keunggulan punya tim jarak jauh

  1. Akses terhadap talenta dalam skala global

Tidak adanya batas geografi dalam rekrutmen memberi kesempatan untuk mendapatkan talenta lebih banyak. Rekrutmen global juga memungkinkan perusahaan mendapat talenta dengan beragam skill dan pengalaman. Jadi, keberagaman tadi mendorong solusi inovatif. Makin banyak talent perusahaan, project manager alias PM akan lebih mudah memilih talent yang sesuai dengan kebutuhan project. 

  1. Efisiensi biaya

Perusahaan yang menerapkan sistem remote working tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk biaya operasional bulanan, ruang kerja, dan tools yang diperlukan saat di kantor. Sehingga perusahaan bisa mengalokasikan budgeting untuk kebutuhan lain.

  1. Produktivitas meningkat 

Salah satu manfaat terbesar dari remote working adalah meningkatkan produktivitas tim. Alasannya, pertama karyawan tidak menghabiskan waktu untuk perjalanan ke kantor, tapi mengalokasikannya untuk menyelesaikan proyek. Kedua, karyawan punya kontrol penuh terhadap lingkungan saat bekerja di rumah. Mereka bisa menciptakan lingkungan yang kondusif dan nyaman tanpa distraksi. 

  1. Work life balance

Sistem kerja jarak jauh memungkinkan karyawan bisa mengatur jadwalnya sendiri. Budaya kerja yang fleksibel juga akan menciptakan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi karyawan. 

Tantangan mengelola tim jarak jauh

Selain memberi banyak keuntungan, seperti fleksibilitas dan akses ke talenta global, mengelola tim jarak jauh juga menghadirkan berbagai tantangan unik. Berkoordinasi dengan tim nyatanya punya tantangan sendiri, apalagi jika tim nya tersebar di berbagai lokasi. Berikut termasuk beberapa tantangan utama yang mungkin akan dihadapi oleh PM ketika harus mengelola tim jarak jauh:

  1. Komunikasi yang terbatas

Perbedaan lokasi geografis antar pekerja menyebabkan proses komunikasi tidak bisa dilakukan secara tatap muka langsung. Sebaliknya, mereka berkomunikasi dan melakukan koordinasi lewat rapat virtual dan chatting. Hal ini terkadang menyebabkan waktu berinteraksi antar anggota tim jadi terbatas. 

  1. Penjadwalan jadi lebih sulit

Penjadwalan meeting dan diskusi menjadi lebih rumit karena perlu mencocokan jadwal dari tiap pekerja jarak jauh. Terlebih lagi kalau ada yang berbeda zona waktu.

  1. Ketergantungan terhadap teknologi

Pekerjaan jarak jauh sangat bergantung pada teknologi dan internet. Jika terjadi kendala pada koneksi internet akan membuat karyawan sulit dihubungi.

  1. Keterlibatan dan motivasi tim 

Kurangnya interaksi sosial secara langsung di kantor terkadang membuat hubungan antar karyawan tidak terbentuk sehingga dapat berpengaruh pada semangat kerja. PM juga akan kesulitan dalam membangun budaya tim yang kuat. 

Strategi mengelola tim jarak jauh

Meski muncul beberapa tantangan, bukan berarti PM tidak punya solusi untuk mengatasinya. Bukankah setiap masalah pasti ada solusinya? Nah, berikut, beberapa hal yang bisa PM lakukan dalam mengelola tim jarak jauh. 

  1. Pemilihan teknologi yang tepat

Untuk memaksimalkan kemampuan anggota tim, pemilihan alat dan teknologi menjadi sangat penting. Aplikasi atau tools dapat meningkatkan produktivitas, kolaborasi dan pengalaman bekerja. Beberapa aplikasi yang bisa digunakan oleh tim remote working seperti: 

  • Chat ( Discord, Whatsapp, slack)
  • Video Conference (Google meet , Teams. Zoom)
  • Project Management (Redmine, asana , trello)
  1. Dorong komunikasi lebih intens

Komunikasi menjadi aspek penting dalam mengelola tim jarak jauh. PM harus memastikan  informasi yang diterima tim itu jelas dan tepat. Dia juga perlu memastikan komunikasi antar anggota tim berjalan baik. Ada beberapa cara untuk mendorong komunikasi lebih intens antar anggota tim, yaitu: 

  • Mengadakan pertemuan rutin untuk membahas planning project dan review hasil pekerjaan
  • Memanfaatkan saluran komunikasi yang sudah disepakati
  • Memastikan penyampaian informasi terkait project dapat diterima dan diakses oleh semua anggota tim
  1. Tetapkan target dan tujuan kerja yang jelas

PM perlu memastikan target dan tujuan project sudah diketahui oleh semua anggota tim yang terlibat. Sehingga, anggota tim punya gambaran jelas tentang gambaran project yang akan dikerjakan.

  1. Penetapan peraturan dalam kerja jarak jauh

Perlu diterapkan kebijakan kerja jarak jauh yang harus dijalankan oleh anggota tim untuk memaksimalkan proses kerja jarak jauh, seperti:

  • waktu kerja
  • Jadwal kegiatan sprint review dan sprint planning
  • waktu agenda daily report
  • Saluran komunikasi
  1. Rencana jadwal rapat lebih mudah diakses

Informasi terkait berbagai kegiatan seperti rapat harus bisa diakses dengan mudah oleh anggota tim. Opsinya bisa dengan memanfaatkan teknologi seperti google calendar ataupun tools project management.

  1. Melakukan daily report 

Kegiatan daily report bertujuan untuk mengetahui progres pekerjaan serta kendala yang dihadapi. Jika terjadi kendala selama proses pengerjaan, tim bisa fokus mencari solusi dengan cepat dan tepat.  

Seberapa familiar Kamu dengan istilah seputar QA?

Seberapa familiar Kamu dengan istilah QA ini?

Siapa yang di kantor sering dengar istilah tertentu yang berkaitan dengan IT? Seringkali, beberapa developer dan tim IT lain berbicara menggunakan istilah spesifik yang mungkin awam bagi non developer. Nah di dunia software Quality Assurance (QA) misalnya, ada banyak istilah penting yang dipakai untuk menjelaskan proses atau alat saat melakukan pekerjaan. Pertanyaannya, seberapa sering kita mendengar istilah bidang QA berikut ini? Lalu, apakah Kita juga tahu arti dari istilah tersebut? 

Beberapa istilah populer dalam dunia QA

Ada banyak istilah populer yang sering dipakai dalam dunia software developer, khususnya tim QA. Berikut beberapa diantaranya:  

  1. Quality Assurance (QA)

QA adalah pendekatan sistematis untuk memastikan produk atau layanan memenuhi standar kualitas yang ditetapkan. Dalam konteks Software Quality Assurance (SQA), QA melibatkan proses pengujian dan pemantauan secara menyeluruh untuk memastikan bahwa perangkat lunak memenuhi persyaratan dan standar kualitas yang ditetapkan.

  1. Software Testing

Software testing adalah proses verifikasi dan validasi perangkat lunak untuk memastikan fungsi berjalan baik. Proses ini melibatkan pengujian fungsional dan non-fungsional untuk mengidentifikasi dan memperbaiki bug atau masalah potensial.

  1. Functional Testing

Jenis pengujian perangkat lunak yang fokus untuk memverifikasi apakah sistem atau aplikasi berfungsi sesuai dengan persyaratan fungsional yang telah ditetapkan. Dengan kata lain, tujuan fungsional testing adalah memastikan perangkat lunak melakukan fungsi yang diharapkan sesuai dengan ketentuan spesifikasi.

  1. Non-Functional Testing

Fokus pada aspek non-fungsional suatu sistem, melibatkan kualitas atau karakteristik kinerja selain dari fungsionalitas inti. Tujuan utama dari non-fungsional testing adalah mengevaluasi atribut seperti kinerja, keamanan, keandalan, ketersediaan, dan usabilitas sistem. Berbeda dengan fungsional testing yang menguji apa yang dilakukan perangkat lunak, non-fungsional testing fokus pada bagaimana perangkat lunak melakukan fungsi tersebut dalam kondisi tertentu.

  1. Regression Test

Regression testing adalah jenis pengujian untuk memastikan perubahan atau pembaruan pada perangkat lunak tidak mempengaruhi fungsi yang sudah ada sebelumnya. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi potensi bug baru yang mungkin muncul akibat perubahan.

  1. Black-box Testing

Metode pengujian yang dilakukan tanpa memperhatikan struktur internal atau logika kode sumber. Dia hanya melakukan pengujian berdasarkan input dan output yang diharapkan.

  1. White-box Testing

Metode pengujian yang dilakukan dengan memeriksa struktur internal atau code. Penguji memiliki pengetahuan tentang struktur internal aplikasi dan melakukan pengujian dengan mengeksekusi code secara langsung.

  1. Integration Testing

Tes yang dilakukan untuk memastikan bahwa suatu sistem dapat bekerja dengan baik dengan sistem lain.

  1. User Acceptance Testing (UAT)

Acceptance testing adalah jenis pengujian yang dilakukan oleh pengguna akhir untuk memastikan bahwa perangkat lunak memenuhi persyaratan pengguna dan siap untuk digunakan.

  1. Performance Testing

Tes yang dilakukan untuk memastikan bahawa suatu sistem dapat menangani beban yang diharapkan dan mencapai target kinerja yang ditentukan.

  1. Automation Testing

Tes yang melibatkan penggunaan perangkat lunak dan script otomatis untuk menjalankan pengujian secara otomatis. Ini membantu meningkatkan efisiensi pengujian, terutama pada skenario pengujian yang berulang.

  1. Test Scenario

Merupakan deskripsi singkat dan jelas tentang bagaimana suatu fitur atau fungsi dari perangkat lunak akan diuji.

  1. Test Case

Test case adalah dokumen yang merinci langkah-langkah dan data uji yang digunakan untuk menguji suatu fungsi atau fitur dalam perangkat lunak. Setiap test case dirancang untuk menguji satu aspek tertentu dari perangkat lunak.

  1. Defect/Bug

Defect adalah kesalahan atau bug dalam perangkat lunak yang menyebabkan ketidaksesuaian dengan persyaratan atau hasil yang diinginkan. Defect dapat ditemukan selama proses pengujian dan perlu diperbaiki sebelum produk dirilis.

Itulah tadi beberapa istilah populer seputar QA. Memahami beberapa istilah populer tadi membuat kita lebih mudah menjalankan proses dalam QA secara efektif dan efisien sehingga dapat menghasilkan perangkat lunak yang berkualitas. Jadi, mana saja nih istilah yang sudah kamu ketahui?

Apa itu SysOps Administrator

SysOps Administrator, Peran dan Skill yang Dibutuhkan dalam Pengembangan Proyek IT

Systems Operations atau biasa disingkat SysOps adalah istilah yang merujuk pada peran untuk mengelola dan menjaga infrastruktur teknologi informasi. Sementara individu yang bertanggung jawab atas pengaturan, pemeliharaan, pemantauan, dan perbaikan infrastruktur IT disebut SysOps Administrator. Tugas mereka di sebuah perusahaan, khususnya Divisi IT diantaranya mencakup:

  1. Pengaturan sistem. Menyiapkan sekaligus mengkonfigurasi software dan hardware untuk menjalankan aplikasi/layanan yang mendukung operasi organisasi.
  2. Pemeliharaan: Memastikan bahwa sistem beroperasi lancar dan efisien. Ini melibatkan pembaruan perangkat lunak, penerapan keamanan, dan tindakan pencegahan lainnya.
  3. Pemantauan: Mengawasi kinerja sistem secara terus-menerus untuk mendeteksi masalah potensial atau penurunan kinerja. Mereka menggunakan alat pemantauan untuk memantau sumber daya dan metrik sistem.
  4. Pengelolaan Kapasitas: Memprediksi pertumbuhan kebutuhan sumber daya dan merencanakan peningkatan infrastruktur yang diperlukan.
  5. Pengelolaan Keamanan: Menetapkan kebijakan keamanan, mengimplementasikan tindakan keamanan, dan merespons ancaman keamanan seperti serangan siber.
  6. Pemulihan Bencana: Merencanakan dan mengimplementasikan solusi pemulihan bencana untuk mengatasi kegagalan software atau hardware yang parah.
  7. Pemecahan Masalah: Menangani masalah teknis yang muncul, lalu menganalisis akar penyebab masalah tadi, dan mencari solusi tepat.
  8. Kerja Sama Tim: Bekerja sama dengan tim pengembangan, pengelola jaringan, dan departemen lain untuk memastikan operasi berjalan lancar.

Di kesehariannya, tim SysOps Administrator sering berhubungan erat dengan DevOps (Development and Operations). DevOps adalah metodologi yang menekankan kerjasama antara tim pengembangan (developers) dan tim operasi sistem (operations) untuk mempercepat pengiriman perangkat lunak dan meningkatkan kualitas layanan. Di banyak organisasi, peran SysOps dan DevOps bisa saling melengkapi.

Secara keseluruhan, SysOps Administrator memainkan peran penting untuk memastikan infrastruktur TI organisasi berjalan dengan baik, aman, dan efisien. Agar peran itu terealisasi maksimal, mereka perlu menguasai skill, baik secara teknis maupun soft skill. Berikut beberapa skill umum yang harus dikuasai oleh seorang SysOps Administrator, baik dari sisi teknis maupun non teknis:

Skill Teknis Seorang SysOps

  1. Kemampuan teknis menjadi kualifikasi utama bagi seseorang yang ingin berprofesi di bidang ini. Beberapa skill teknis yang dimaksud pertama adalah sistem operasi (Linux, Unix, dan Windows Server). Kedua, pemahaman kuat soal jaringan komputer, protokol, topologi, dan keamanan jaringan. Ketiga, skill mengelola basis data seperti MySQL, PostgreSQL, atau MongoDB. Terakhir, keahlian pada Virtualisasi (VMware atau Hyper-V) dan Kontainerisasi  menggunakan Docker.
  2. Pemahaman tentang keamanan IT, termasuk kebijakan keamanan, pemantauan ancaman, dan perlindungan terhadap serangan siber.
  3. Pemantauan sistem menggunakan tools seperti Nagios, Zabbix, atau Prometheus, untuk memonitor kinerja sistem.
  4. Kemampuan identifikasi data kinerja sistem dan pengambilan keputusan atau penyelesaian masalah sistem dengan cepat dan efektif berdasarkan analisa tadi.
  5. Otomatisasi tugas administratif menggunakan bahasa pemrograman seperti Bash, Python, atau PowerShell.
  6. Pengelolaan kapasitas, termasuk mampu untuk memperkirakan dan merencanakan kebutuhan sumber daya sistem untuk mendukung pertumbuhan bisnis.
  7. Pengetahuan tentang perencanaan dan implementasi solusi pemulihan bencana untuk mengatasi kegagalan sistem yang parah.

Skill Non Teknis

Selain kemampuan teknis, SysOps Administrator profesional juga perlu memiliki skill non teknis. Hal ini karena pekerjaan mereka juga berinteraksi dengan lintas divisi. Sehingga, agar koordinasi lintas divisi berjalan lancar, SysOps butuh yang namanya skill komunikasi efektif dan kolaborasi.

Manajemen waktu dan proyek juga menjadi skill penting bagi seorang SysOps Administrator. Selain merencanakan, mengatur, dan mengelola proyek infrastruktur, mereka juga perlu menentukan prioritas sekaligus merespon dengan efisien terhadap perubahan tugas. 

Ketiga, sama halnya posisi lain, SysOps Administrator juga harus punya mindset sebagai pembelajar sejati. Artinya, mereka punya keterbukaan untuk terus belajar dan mengikuti perkembangan terbaru dalam teknologi dan praktik administrasi sistem.

Itu tadi selayang pandang seputar SysOps Administrator, termasuk tugas atau tanggung jawabnya, dan skill apa saja yang diperlukan. Secara keseluruhan, peran SysOps Administrator memerlukan kombinasi keterampilan teknis yang kuat, pemahaman mendalam tentang infrastruktur TI, serta kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan dan tuntutan lingkungan teknis yang terus berkembang.

Zero Trust Security

Mengenal Zero Trust Security

Zero Trust Security, sebuah konsep pendekatan yang semakin populer di dunia digital IT, utamanya dalam hal keamanan data. Keamanan informasi menjadi semakin kompleks dan complicated di era digital. Baik individu maupun perusahaan harus melindungi data penting dari serangan cyber yang juga semakin masif. Lalu, seperti apa kehebatan konsep Zero Trust Security ini? Lanjutkan baca artikelnya.

Zero Trust Security, atau sering disebut Zero Trust Architecture (ZTA) adalah kerangka kerja keamanan yang dirancang untuk mengubah cara kita memandang akses ke sistem dan data. Pendekatan ini berprinsip bahwa tidak ada yang diasumsikan aman secara default di dalam atau luar jaringan. Konsep ZTS menantang model keamanan tradisional yang fokus pada pengamanan perimeter atau batas jaringan di sekitar organisasi.

Setiap pengguna, perangkat, atau sistem dianggap tidak terpercaya dan harus diverifikasi secara terus-menerus sebelum diizinkan mengakses sumber daya atau informasi penting. Hal ini karena konsep Zero Trust Architecture menganggap ancaman bisa datang dari dalam jaringan internal, seperti serangan dari pengguna yang kompromi atau perangkat yang terinfeksi malware.

Prinsip utama Zero Trust Security

  1. Verifikasi identitas. Setiap entitas yang ingin mengakses sumber daya harus terlebih dahulu diverifikasi identitasnya. Hal ini melibatkan otentikasi multifaktor untuk memastikan pengguna atau perangkat yang terkait adalah itu sebenarnya.
  2. Pengendalian akses yang ketat: Setelah identitas diverifikasi, hak akses pengguna atau perangkat harus terbatas pada apa yang mereka butuhkan untuk pelaksanaan tugas. Prinsip ini menghindari akses luas dan membatasi kemungkinan serangan oleh entitas yang terverifikasi.
  3. Segregasi jaringan dan pemantauan: Jaringan dipecah menjadi segmen-segmen kecil dan diatur secara ketat, sehingga jika satu segmen kompromi, serangan tidak bisa dengan mudah menyebar ke bagian lainnya. Pemantauan dan inspeksi lalu lintas jaringan juga diterapkan secara aktif untuk mendeteksi aktivitas mencurigakan atau ancaman yang berpotensi.

Manfaat Zero Trust Security bagi Perusahaan

Implementasi Zero Trust Security memberikan beberapa manfaat bagi perusahaan. Pertama, meminimalisir risiko serangan yang berasal dari dalam maupun luar jaringan perusahaan. Manfaat lain dari sisi kepatuhan. Ada banyak regulasi keamanan data yang mengharuskan organisasi untuk melindungi data mereka secara ketat. Nah, Zero Trust ini akan membantu memenuhi persyaratan keamanan data tadi dengan memastikan akses yang tepat dan pengawasan ketat. 

Terakhir, Zero Trust Security memberikan manfaat fleksibilitas. Artinya, perusahaan bisa lebih fleksibel memperluas infrastruktur ke layanan cloud tanpa mengorbankan keamanan. Hal ini akan mendukung model kerja jarak jauh yang berlaku di perusahaan Anda. 

Tantangan Penerapan ZTS

Meski memberikan manfaat, perusahaan masih menghadapi tantangan dalam menerapkan konsep Zero Trust Security. Pertama dari sisi kompleksitas. Implementasinya butuh perubahan budaya dan infrastruktur cukup besar. Sehingga, tindakan ini mungkin memerlukan investasi waktu dan sumber daya yang tidak sedikit. 

Tantangan kedua, perubahan infrastruktur keamanan yang sebelumnya sudah ada lalu disesuaikan dengan model ZTS bisa cukup susah. Khususnya bagi perusahaan atau organisasi yang sebelumnya sudah punya infrastruktur mapan. Terakhir, verifikasi identitas yang ketat bisa menimbulkan tantangan dalam manajemen pengguna dan perangkat, terutama dalam skala besar.

Zero Trust Security melibatkan kombinasi teknologi, kebijakan, dan praktek terbaik untuk mengamankan jaringan dan data perusahaan. Konsepnya mencakup otentikasi, enkripsi data, pengendalian akses, pemantauan jaringan, dan pemisahan segmen jaringan. Meski tantangan penerapan Zero Trust tak bisa diabaikan, manfaat jangka panjangnya dalam melindungi data sensitif dan infrastruktur organisasi membuatnya jadi pendekatan yang semakin menarik.

Flutter vs Kotlin Multiplatform, Mana yang Pas untuk Pengembangan Aplikasi Mobile Lintas Platform

Flutter vs Kotlin Multiplatform, Mana yang Pas untuk Pengembangan Aplikasi Mobile Lintas Platform? 

Kotlin Multiplatform vs Flutter, keduanya merupakan alat pengembangan yang relatif baru untuk  mendukung proyek lintas platform. Flutter menggunakan mesin rendering UI-nya sendiri berdasarkan Skia. Multiplatform Kotlin memanfaatkan pengembangan asli dengan skalabilitas. Kedua pendekatan tadi efektif  untuk menciptakan aplikasi dengan performa baik lintas platform. 

Flutter

Flutter adalah kerangka pengembangan aplikasi mobile Google yang saat ini sedang populer. Flutter menawarkan pendekatan unik. Yaitu, pengembang bisa membuat aplikasi yang konsisten secara visual di berbagai platform, Android dan iOS. 

Hal yang membuat Flutter menonjol adalah penggunaan Dart. Bahasa pemrograman Dart relatif baru dan mungkin tidak sepopuler bahasa lain seperti Java atau Kotlin. Meski begitu, flutter mampu menarik perhatian pengembang dengan kemampuannya dalam membuat antarmuka pengguna (UI) yang konsisten dan menarik. 

Hot Reload, satu fitur unggulan flutter yang memungkinkan pengembang bisa melihat setiap perubahan secara langsung tanpa harus memulai ulang aplikasi. Ini mempercepat proses  pengembangan dan memungkinkan eksperimen yang cepat dengan tata letak dan desain. 

Framework flutter mudah dipelajari. Dia menawarkan dokumentasi kerangka kerja yang baik dan memudahkan pengembang baru dengan berbagai platform yang mereka pakai sebelumnya. Kelebihan lain, pembuatan antarmuka pengguna di flutter bersifat intuitif dan cepat karena pustaka UI yang dipikirkan dengan matang serta aspek deskriptif Dart. 

Flutter menawarkan beragam widget yang kaya dan dapat disesuaikan, sehingga memudahkan pengembang  untuk membuat tampilan menarik dan berfitur. Pendekatan write once, run anywhere memungkinkan pengembangan dengan kode sama untuk kedua platform. 

Meski belum menjadi pilihan utama untuk setiap proyek, flutter semakin mendapatkan popularitas. Flutter banyak disenangi pengembang yang mau membuat aplikasi dengan tampilan UI konsisten  dan menawan di berbagai platform mobile. 

Kotlin Multiplatform

Dia merupakan pendekatan dalam pengembangan perangkat lunak menggunakan bahasa pemrograman Kotlin, dan memungkinkan pengembang untuk berbagi kode antara platform Android dan iOS. Keunggulan utama Kotlin Multiplatform adalah kemampuannya untuk mengintegrasikan  kode Kotlin dengan proyek yang sudah ada dalam bahasa pemrograman lain, seperti Java atau Swift. 

Hal tersebut memungkinkan pengembang untuk membuat komponen tertentu menggunakan Kotlin dan  menggabungkannya dengan kode yang sudah ada tanpa perlu menulis ulang semuanya. Pengembang juga bisa membuat logika bisnis, fungsi utilitas, atau  komponen lainnya secara bersamaan di berbagai platform. Dengan kata lain,  Anda bisa menulis kode sekali dan menggunakan hasilnya di platform Android dan iOS, sehingga mengurangi  redudansi dalam pengembangan aplikasi lintas platform. 

Pengembang juga memiliki fleksibilitas untuk menulis kode spesifik platform jika diperlukan.  Misalnya, jika ada fitur atau fungsionalitas yang tidak dapat diatasi secara bersamaan, pengembang  dapat menulis bagian-bagian tertentu dalam bahasa yang sesuai dengan platformnya. 

Melalui kotlin multiplatform, tim pengembangan bisa mengoptimalkan efisiensi  pengembangan, meningkatkan konsistensi antar platform, dan memaksimalkan penggunaan  keterampilan pengembang kotlin dalam pengembangan aplikasi mobile. 

Kekurangan Flutter dari Kotlin MultiPlatform

  1. Migrasi. Jika developer sudah punya aplikasi yang dibuat dengan teknologi sebelumnya seperti native, maka migrasi ke flutter memerlukan penulisan ulang seluruh aplikasi. Selain itu,  developer juga mungkin akan kebingungan dimana menempatkan logika bisnis dan logika ui. 
  2. Masih memerlukan solusi teknologi dari native, sehingga mempersulit proses pengembangan.

Kurangnya Kotlin MultiPlatform dari Flutter 

  1. Experimental, kotlin multiplatform masih dalam tahap pengembangan.
  2. Terbatasnya source dokumentasi, sehingga memerlukan penyelesaian masalah yang belum  pernah ditemukan oleh siapapun. 
  3. Arsitektur belum terdefinisi dengan baik. Kurangnya struktur yang bersih kadang bisa jadi masalah, karena sebagian besar pendekatan arsitektur saat ini belum diuji  secara ekstensif dan masih bersifat eksperimental. Kerugian ini tentu akan hilang seiring  berjalannya waktu.

Waktu yang pas menggunakan Flutter dibanding Kotlin Multiplatform

Flutter sangat cocok untuk membuat aplikasi baru yang tidak memerlukan banyak kode khusus  platform. Ini didukung secara luas dengan perpustakaan eksternal, dan menawarkan arsitektur yang  telah teruji serta perpustakaan UI yang sangat baik. 

Semua ini berkontribusi pada waktu pengembangan yang singkat, yang sempurna untuk membuat MVP  guna menguji konsep dalam waktu singkat ke pasar, serta aplikasi sederhana. Kerangka kerja ini  merupakan pilihan tepat untuk aplikasi berperforma tinggi yang menawarkan pengalaman pengguna  umum di berbagai sistem. 

Waktu yang pas menggunakan Kotlin Multiplatform dibanding Flutter 

Kotlin Multiplatform sangat cocok untuk membuat aplikasi baru dan perlu banyak  kode khusus platform. SDK adalah pilihan yang baik ketika perlu memigrasikan aplikasi yang sudah  ada dan dikembangkan secara asli berkat skalabilitas berbagi kode. 

Migrasi dapat dilakukan secara iteratif. Skalabilitas juga memastikan performa luar biasa bahkan dalam  hal fitur kompleks, sehingga Kotlin Multiplatform adalah pilihan pas untuk proyek lebih besar. Terlebih, dia efektif dalam membuat aplikasi yang butuh fitur  yang diimplementasikan secara asli bersama dengan basis kode bersama. 

Flutter punya kelebihan konsistensi antarmuka pengguna (UI) dan pengembangan cepat. Ini karena fitur Hot Reload yang memungkinkan pengembang melihat perubahan secara langsung. Widget  yang kaya dan bisa disesuaikan juga memberikan fleksibilitas dalam desain tampilan. Kelemahan flutter terletak pada bahasa pemrogramannya, Dart, terutama bagi pengembang yang mungkin lebih terbiasa dengan bahasa lain. 

Disisi lain, keunggulan Kotlin Multiplatform pada penggunaan bahasa Kotlin yang bisa terintegrasi dengan kode sebelumnya, dan fleksibilitas untuk berbagi logika bisnis di beragam platform. Sayangnya, kotlin multiplatform punya kekurangan pada widget UI yang seragam seperti yang dimiliki oleh flutter, serta  tingkat popularitas yang belum sebesar flutter.

Pemilihan antara keduanya tergantung pada prioritas  pengembangan. Flutter lebih cocok untuk konsistensi UI dan pengembangan yang cepat,  sementara Kotlin Multiplatform lebih menonjol dalam penggunaan bahasa Kotlin dan integrasi dengan  proyek yang sudah ada. 

Package Flutter Buatan Sendiri

Optimasi Pengembangan Aplikasi lewat Package Flutter Buatan Sendiri

Flutter menjadi salah satu kerangka kerja pengembangan lintas platform paling populer, khususnya aplikasi mobile. Salah satu fitur powerful dari Flutter adalah kemampuannya menggunakan package atau paket yang tersedia untuk menambahkan fungsionalitas ke dalam aplikasi. Selain menggunakan package yang sudah ada, Kita juga bisa loh membuat package flutter sendiri. Menariknya, membuat package flutter sendiri ternyata punya banyak manfaat, beberapa diantaranya: 

1. Reusable Codebase

Membuat package Flutter sendiri memungkinkan kita untuk mengemas logika bisnis atau fungsionalitas tertentu ke dalam unit yang bisa digunakan lagi. Hal ini mengurangi duplikasi kode dan mempercepat pengembangan proyek berikutnya. Misalnya, Kamu bisa membuat package widget kustom yang sering dipakai di berbagai aplikasimu.

2. Maintainability

Dengan memisahkan fungsionalitas ke dalam package yang terpisah, kita bisa memelihara dan memperbaharui kode tersebut secara terpisah. Ini memudahkan Kita dalam menangani perubahan atau peningkatan fungsionalitas tanpa mempengaruhi proyek lain yang bergantung padanya. Pemeliharaan kode yang terpisah juga membantu dalam memperbaiki bug dan meningkatkan kualitas perangkat lunak.

3. Collaboration

Kita bisa berkolaborasi dengan tim atau bahkan komunitas flutter lebih efisien. Disana, kita bisa membagikan package dengan orang lain untuk dipakai pada proyek bersama, atau bahkan mendorong pengembangan terbuka dengan menyediakan package secara publik.

4. Customization

Kita punya kendali penuh atas fungsionalitas serta implementasinya. Kita bisa menyesuaikan package sesuai kebutuhan proyek, dan tanpa harus bergantung pada package pihak ketiga yang mungkin tidak sepenuhnya memenuhi kebutuhan kita.

5. Learning Experience

Proses membuat package sendiri merupakan kesempatan bagus untuk belajar lebih dalam tentang flutter, struktur proyek, manajemen dependensi, dan praktik terbaik dalam pengembangan perangkat lunak. Ini tidak hanya meningkatkan pemahaman kita tentang kerangka kerja flutter, tapi juga membantu kita untuk jadi pengembang yang lebih baik dengan keterampilan lebih luas.

Membuat package sendiri tidak hanya memungkinkan kita untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas pengembangan aplikasi, tetapi juga memberikan banyak manfaat tambahan. Diantaranya pemeliharaan lebih mudah, kolaborasi lebih baik, dan kesempatan pembelajaran yang berharga. Jadi, jangan ragu untuk menjelajahi kemungkinan membuat package sendiri untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas proyek flutter kita.

Butuh Kapasitas Server untuk 250 juta user?Berikut pertimbangannya

Butuh Kapasitas Server untuk 250 juta user?Berikut pertimbangannya

Beberapa waktu lalu, jagat maya dihebohkan dengan huru-hara Sistem Informasi Rekapitulasi Pilkada atau disingkat SIREKAP. Banyak pengguna yang mengeluhkan aplikasinya lemot, sering error, dan susah login. Mengutip dari beberapa portal berita online, permasalahan tadi disebabkan karena banyaknya pengguna yang mengakses sistem dalam waktu bersamaan. Sehingga menyebabkan server down. Berapa banyak kapasitas server yang diperlukan untuk melayani 250 juta pengguna? 

Menentukan kapasitas server yang dibutuhkan untuk melayani 250 juta pengguna melibatkan beberapa faktor, termasuk jenis layanan yang disediakan, tingkat interaksi pengguna, dan sebagainya.

Berikut beberapa pertimbangan umum yang menentukan kapasitas kebutuhan server:

Tipe Layanan

Jika layanan menghabiskan banyak sumber daya seperti video streaming, game online, dan aplikasi berat, maka kapasitas server yang diperlukan juga akan lebih besar.

Tingkat penggunaan 

Pengguna yang berinteraksi dengan server secara aktif akan memerlukan kapasitas server lebih besar. User aktif adalah mereka yang melakukan pengiriman data terus menerus melalui aplikasi. Sebaliknya, pengguna yang tingkat interaksi akses ke aplikasi terbatas tidak memerlukan kapasitas server cukup besar. 

Beban Kerja Puncak

Perlu dihitung beban kerja puncak untuk memastikan server bisa menangani lonjakan lalu lintas pengguna secara efisien tanpa mengalami penurunan kinerja. Perlu adanya uji skalabilitas dan kinerja aplikasi secara rutin di bawah beban berat untuk mengidentifikasi kemacetan dan mengatasinya secara proaktif.

Cache dan Optimalisasi

Penggunaan teknik caching dan optimalisasi server dapat mengurangi beban pada server, mengurangi kebutuhan kapasitas. Penerapan caching untuk data yang sering diakses atau seluruh halaman guna mengurangi beban server aplikasi. Kita bisa gunakan teknologi seperti Redis atau Memcached untuk cache dalam memori.

Redundansi dan Ketahanan

Dalam beberapa kasus, diperlukan server cadangan dan keamanan yang baik untuk mengatasi kegagalan perangkat keras atau serangan. Kita perlu menyiapkan sistem cadangan, redundansi, dan rencana pemulihan bencana untuk meminimalkan waktu henti dan kehilangan data.

Jaringan

Ketersediaan bandwidth yang cukup dan infrastruktur jaringan yang handal sangat penting untuk mendukung jumlah pengguna yang besar. Penggunaan mekanisme caching dan Jaringan Pengiriman Konten (CDN) perlu dipertimbangan untuk mengurangi beban dan latensi server. 

Manajemen Biaya

Efisiensi alokasi sumber daya dan pemantauan biaya ternyata juga jadi pertimbangan penting untuk keberlanjutan pengembangan sistem. Untuk itu perlu pengawasan biaya terkait dengan penskalaan. 

Penting untuk melakukan analisis lebih lanjut dan mempertimbangkan kebutuhan spesifik aplikasi atau layanan yang akan dijalankan pada server tersebut. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah skala horizontal (penambahan server) dan vertikal (peningkatan daya server individual). Tujuannya untuk memastikan fleksibilitas dan skalabilitas sistem. Dengan data yang lebih spesifik, dapat dilakukan perhitungan yang lebih akurat untuk menentukan kapasitas server yang dibutuhkan.

Kesimpulannya, untuk menghitung kapasitas pengguna secara bersamaan perlu melibatkan beberapa pertimbangan seperti kapasitas server, bandwidth jaringan, penggunaan sumber daya rata-rata per pengguna, dan jumlah maksimum pengguna yang didukung oleh sistem tanpa menurunkan kinerja. 

Perhitungan tadi mungkin rumit dan perlu pengujian beban untuk menentukan secara tepat kapasitas pengguna secara bersamaan. Ada juga berbagai alat dan layanan online yang dapat membantu memperkirakan kapasitas pengguna secara bersamaan berdasarkan parameter dan persyaratan tertentu.

Membandingkan Kinerja Laravel Terbaru dengan Framework Pemrograman Pesaingnya

Membandingkan Laravel Terbaru dengan Framework Pesaingnya

Seiring perjalanan waktu dalam pengembangan website, muncul berbagai framework modern seperti React, Next JS, Adonis Js, dan lainnya, bahkan dengan bahasa pemrograman baru yang mulai banyak digunakan yaitu Golang. Dari sekian banyaknya opsi dalam pengembangan website, seperti apa kemudian perbandingan kinerja Laravel dengan framework pesaingnya?

Laravel adalah PHP framework open-source yang dikembangkan oleh Taylor Otwell. Berbekal beberapa fitur canggih dan desain elegan, Laravel mengamankan tempatnya sebagai salah satu framework PHP terdepan saat ini. Soal kinerja, Laravel konsisten melakukan perbaikan di setiap versi barunya, termasuk peningkatan pangalaman pengembangan. Ada beberapa framework atau bahasa pemrograman yang mulai banyak dipakai di kalangan pengembang web, diantaranya:

React JS

React adalah library javascript yang dikembangkan oleh Facebook. Meski bukan framework langsung, React jadi pendamping populer dalam pengembangan antarmuka pengguna yang interaktif. Dalam hal kinerja, React memberikan kecepatan eksekusi sangat baik karena virtual DOM yang canggih. Namun, perlu diingat bahwa Laravel lebih cocok untuk pengembangan aplikasi web pada skala besar, sedangkan React lebih fokus pada komponen antarmuka pengguna.

Golang

Golang atau Go adalah bahasa pemrograman yang dikembangkan oleh Google. Dikenal dengan kecepatan eksekusi yang tinggi, Golang jadi pesaing serius dalam hal kinerja. Meskipun Laravel menggunakan bahasa pemrograman PHP yang dinamis, Golang dengan struktur statis memberikan kinerja lebih baik dalam situasi tertentu. Namun, penggunaan Golang membutuhkan pemahaman lebih mendalam tentang bahasa dan konsep dasarnya.

Yii

Yii adalah PHP framework yang dirancang fokus pada kecepatan dan efisien. Soal kinerja, Yii menawarkan kecepatan eksekusi tinggi dan penggunaan sumber daya lebih efisien.  Meski kemampuan Laravel lebih luas, Yii jadi pilihan lebih baik bagi pengembang yang menginginkan framework ringan dan cepat.

Codeigniter

Framework ini fokus pada kesederhanaan dan kinerja tinggi. Di beberapa situasi, Codeigniter dapat memberikan yang lebih baik dari Laravel. Namun Codeigniter punya fitur lebih terbatas dibandingkan Laravel, dan tidak se komprehensif Laravel dalam hal kemampuan dan fitur pengembangan.

Next JS

Next JS adalah framework javascript yang sering digunakan untuk pengembangan aplikasi web berbasis React. Next JS memberi pengalaman pengembangan yang modern dan efisien dengan dukungan server side rendering (SSR). Dalam hal kinerja, Next JS dapat menghadirkan waktu reload lebih cepat dan penggunaan sumber daya lebih efisien.

Dari beberapa penjabaran poin diatas dapat disimpulkan, Laravel tetap menjadi salah satu PHP framework yang paling populer dan kuat dalam hal pengembangan website. Soal perbandingan kinerja, Laravel tetap memberikan kinerja yang sangat baik di tengah gempuran framework modern seperti React, Next JS, dan Golang. 

Framework satu ini tetap menjadi pilihan kuat untuk pengembangan aplikasi web skala besar. Namun, setiap framework punya kelebihan dan kelemahan serta kesesuaian penggunaan yang berbeda. Pemilihan framework tergantung pada kebutuhan proyek dan preferensi pengembang.

Hybrid Project Management: Menggabungkan Keunggulan Berbagai Metodologi

Hybrid Project Management: Menggabungkan Keunggulan Berbagai Metodologi

Project management adalah seni dan ilmu dalam mengarahkan sumber daya manusia dan material menuju pencapaian tujuan proyek. Dalam konteks teknologi informasi, seorang project manager harus memastikan proyek selesai tepat waktu, sesuai dengan anggaran, dan sesuai dengan kebutuhan yang dihadapi. Terdapat beberapa kerangka kerja (framework) dalam mengelola proyek, seperti Waterfall Project Management, Critical Path Method (CPM), Agile Project Management, Six Sigma, PRINCE2, dan Outcome Mapping.

Dari kerangka kerja tersebut, salah satu pendekatan yang semakin populer adalah Hybrid Project Management. Hybrid Project Management melibatkan penggabungan elemen dari berbagai kerangka kerja manajemen proyek yang berbeda. Hal ini memungkinkan project manager untuk menyusun metodologi yang sesuai dengan kebutuhan spesifik perusahaan, memanfaatkan keunggulan, dan mengatasi kelemahan masing-masing metodologi.

Tantangan dan Keuntungan Hybrid Project Management

Meskipun Hybrid Project Management membawa keuntungan, tetapi juga menimbulkan tantangan baru. Project manager harus memiliki pemahaman mendalam dan keterampilan dalam dua metodologi yang akan digunakan. Proses perencanaan menjadi lebih kompleks karena penggunaan dua metodologi yang dapat menghasilkan jadwal (timeline) yang berbeda, sehingga perencanaan harus lebih teliti.

Pentingnya memberikan penjelasan kepada tim proyek dan stakeholder yang belum terbiasa dengan metode ini menjadi faktor kunci. Diperlukan dukungan tambahan untuk memfasilitasi pembaruan status proyek.

Langkah Implementasi

  • Pilih Dua Metodologi yang Sesuai: Mulailah dengan memilih dua metodologi yang sudah diimplementasikan atau dikuasai sebelumnya.
  • Identifikasi Proses yang Digunakan: Identifikasi proses dari kedua metodologi yang akan digunakan dan tentukan bagian mana yang akan diintegrasikan berdasarkan kebutuhan.
  • Diskusi Implementasi: Libatkan tim dalam diskusi untuk merumuskan cara implementasi masing-masing komponen proses dalam manajemen proyek.
  • Evaluasi dan Penyesuaian Berkala: Lakukan evaluasi secara berkala untuk memastikan efektivitas dan efisiensi dari metodologi yang diterapkan, dan lakukan penyesuaian jika diperlukan.

Sebelum memilih Hybrid Project Management, kita perlu mempertimbangkan beberapa faktor, antara lain:

  • Pemahaman Tim: Pastikan anggota tim memahami dan dapat beradaptasi dengan Hybrid Project Management.
  • Ketersediaan Sumber Daya: Pendekatan hybrid akan membutuhkan keterlibatan penuh tim dalam proses eksekusi proyek.
  • Penyelarasan Klien dan Stakeholder: Pastikan klien dan stakeholder mau terlibat dalam implementasi Hybrid Project Management.
  • Fleksibilitas Anggaran: Pendekatan hybrid memerlukan anggaran yang fleksibel karena perubahan dalam kebutuhan proyek.
  • Komunikasi dan Kolaborasi Tim: Pendekatan hybrid memerlukan komunikasi yang kuat dan kerjasama tim yang efektif.
  • Evaluasi dan Perbaikan Berkelanjutan: Pendekatan hybrid membutuhkan umpan balik berkala dan penyesuaian untuk mencapai kesuksesan proyek.

Dengan memperhatikan langkah-langkah implementasi dan pertimbangan yang matang, penggunaan Hybrid Project Management dapat menjadi solusi efektif untuk mengelola proyek dengan lebih fleksibel dan adaptif.

M. Nizar N

Manajemen Bug yang Efisien dengan Software QA Terbaru

Software QA Terbaru untuk Efisiensi Manajemen Bug

Software QA terbaru menjadi alat yang tidak tergantikan dalam upaya menciptakan perangkat lunak yang lebih andal dan berkualitas. Kesalahan atau kelalaian dalam pengembangan perangkat lunak rupanya menjadi hal yang tidak bisa dihindari. Namun, cara perusahaan menangani kesalahan tadi dapat membuat perbedaan besar dalam kualitas produk akhir.

Inilah sebabnya mengapa manajemen bug yang efektif sangat penting. Salah satu alat yang dapat membantu adalah perangkat lunak quality assurance (QA) terbaru. Pada artikel ini, kita akan melihat cara menggunakan perangkat lunak QA terbaru untuk mengelola bug lebih efektif.

Identifikasi bug dengan cepat

Software QA terbaru dilengkapi dengan berbagai fitur monitoring yang dapat mendeteksi kesalahan secara otomatis. Ini mencakup pemberitahuan instan tentang kesalahan yang terdeteksi, beserta informasi terkait seperti lingkungan tempat kesalahan terjadi, jejak langkah-langkah yang menyebabkan kesalahan, dan banyak lagi. Dengan informasi tersebut, tim pengembang dapat segera mengambil tindakan perbaikan.

Laporan bug terstruktur

Software QA terbaru seringkali dilengkapi dengan sistem pelaporan bug yang terstruktur dan mudah digunakan. Tim pengembangan dapat dengan mudah mengisi informasi seperti deskripsi kesalahan, tingkat keparahan, lokasi kesalahan, dan mengunggah tangkapan layar atau file terkait. Hal ini memungkinkan tim QA dan pengembang untuk lebih memahami kesalahan dan merencanakan langkah-langkah perbaikan yang diperlukan.

Prioritaskan kesalahan yang tepat

Tidak semua kesalahan punya prioritas sama. Beberapa kesalahan akan berdampak signifikan terhadap kinerja perangkat lunak, sementara kesalahan lainnya bisa berdampak lebih terbatas. Perangkat lunak QA terbaru membantu memprioritaskan bug dengan memberikan informasi tentang dampaknya terhadap pengguna akhir atau bisnis. Dengan cara ini, tim pengembang dapat fokus pada perbaikan yang paling penting terlebih dahulu.

Terintegrasi dengan alat manajemen proyek

Manajemen bug yang efektif juga mencakup koordinasi dengan tim pengembangan dan proyek. Perangkat lunak jaminan kualitas terbaru seringkali dapat diintegrasikan dengan alat manajemen proyek seperti JIRA, Trello, atau Asana. Hal ini memungkinkan tim QA secara langsung menghubungkan bug ke tugas pengembangan terkait, memastikan bahwa bug diperbaiki dalam konteks yang tepat dan sesuai dengan kemajuan proyek.

Pemantauan dan audit

Setelah bug ditemukan dan diperbaiki, penting untuk melacak perubahan pada perangkat lunak. Perangkat lunak QA terbaru seringkali memiliki fitur pelacakan dan pengujian yang memungkinkan tim QA dan pengembang melihat riwayat perubahan. Termasuk siapa yang membuat perubahan, dan kapan perubahan itu terjadi. Hal ini membantu mencegah regresi dan memastikan bahwa perbaikan bug tidak menyebabkan masalah lain.

Kesimpulan