Memahami Semantik HTML Memperkuat Struktur dan Makna Konten

Memahami Semantik HTML: Memperkuat Struktur dan Makna Konten

Sebelum membangun situs web, penting bagi developer untuk memahami dan menerapkan semantik HTML dengan baik. HTML (Hypertext Markup Language) adalah bahasa markup yang digunakan untuk membangun struktur dan menandai konten sebuah halaman web. Sementara semantik HTML diartikan sebagai kesesuaian penggunaan tag HTML dengan makna dan fungsi konten yang akan disampaikan. Artikel ini akan mendeskripsikan pentingnya semantik HTML, dan bagaimana menerapkannya secara efektif.

Mengapa Semantik HTML Penting?

  1. Aksesibilitas : Semantik HTML membantu meningkatkan aksesibilitas situs web. Penggunaan tag yang sesuai akan mempermudah user disabilitas atau dengan bantuan teknologi asistif, untuk memahami konten dan berinteraksi dengan situs web.
  2. SEO (Search Engine Optimization) : Search engines seperti Google menggunakan struktur HTML dan semantik untuk memahami konten sebuah halaman. Dengan menerapkan semantik yang benar, kita dapat membantu mesin pencari memahami dan mengindeks konten dengan lebih baik, sehingga meningkatkan kemungkinan penampilan situs web pada hasil pencarian.
  3. Mudah Dipelihara : Tag yang sesuai dan punya makna jelas akan mempermudah proses pembaruan sekaligus maintenance web di masa depan. Semantik yang baik membuat kode HTML lebih mudah dibaca dan dipahami oleh pengembang lain yang mungkin terlibat dalam pengembangan situs web.

Prinsip Semantik HTML

A. Gunakan Tag yang Sesuai

Pilih tag HTML yang tepat untuk mengelompokkan dan memberikan makna pada konten. Misalnya, gunakan tag <header> untuk bagian kepala situs, <nav> untuk navigasi, <main> untuk konten utama, <article> untuk artikel, <section> untuk bagian-bagian yang terkait, dan sebagainya.

B. Gunakan Heading Secara Berurutan

Penggunaan tag heading (<h1> hingga <h6>) harus dilakukan secara berurutan sesuai dengan tingkat hierarki informasi. Tag <h1> digunakan untuk judul utama halaman, <h2> untuk subjudul, dan seterusnya.

C. Jangan Gunakan Tag Hanya untuk Tampilan:

Hindari penggunaan tag semantik hanya untuk tujuan tampilan atau styling. Gunakan tag yang tepat untuk memberikan makna pada konten, menggunakan CSS untuk mengatur tampilan dan gaya visual.

D. Gunakan Atribut alt untuk Gambar

Ketika menyertakan gambar, gunakan atribut alt untuk memberikan deskripsi alternatif tentang gambar tersebut. Ini membantu pengguna yang tidak dapat melihat gambar, serta membantu dalam optimasi mesin pencari.

Contoh implementasi semantik HTML

semantik HTML

Pada contoh disamping, penulis menggunakan tag-tag semantik HTML seperti <header>, <nav>, <main>, <section>, <article>, dan <footer> untuk memberikan makna pada struktur konten. Penggunaan tag heading (<h1>, <h2>) juga diatur secara berurutan untuk hierarki judul.

Dengan menerapkan semantik HTML yang tepat, kita dapat memperkuat struktur dan makna konten pada situs web kita, meningkatkan aksesibilitas, SEO, dan kemudahan pemeliharaan. Semoga artikel ini membantu Anda memahami pentingnya semantik HTML dan menerapkannya dengan baik dalam pengembangan situs web.

Apa saja tag yang tersedia pada Semantik HTML?

Dalam semantik HTML, terdapat sejumlah tag yang dirancang khusus untuk memberikan makna dan struktur pada konten dalam halaman web. Berikut adalah penjelasan mengenai beberapa tag semantik HTML yang umum digunakan:

  1. <header>: Tag ini digunakan untuk mengelompokkan elemen yang berada di bagian kepala (header) halaman, seperti judul, logo, dan navigasi.

  2. <nav>: Tag ini digunakan untuk mengelompokkan elemen navigasi, seperti menu atau tautan navigasi

  3. <main>: Tag ini digunakan untuk mengelompokkan konten utama halaman. Biasanya hanya terdapat satu elemen <main> dalam satu halaman.

  4. <section>: Tag ini digunakan untuk mengelompokkan konten yang terkait atau memiliki topik yang sama. Sebaiknya digunakan untuk mengorganisir konten dalam bagian yang jelas dan berarti.

  5. <article>: Tag ini digunakan untuk mengelompokkan konten yang merupakan artikel atau bagian mandiri dengan informasi yang bermakna secara independen.

  6. <aside>: Tag ini digunakan untuk mengelompokkan konten yang terkait tetapi tidak menjadi bagian utama dari halaman. Biasanya digunakan untuk elemen samping, seperti kolom sisi atau kotak info tambahan.

  7. <footer>: Tag ini digunakan untuk mengelompokkan elemen yang berada di bagian bawah (footer) halaman, seperti informasi hak cipta, tautan ke halaman terkait, atau informasi kontak.

  8. <h1> hingga <h6>: Tag-tag ini digunakan untuk menandai judul atau subjudul halaman. <h1> adalah judul utama, sedangkan <h2> hingga <h6> adalah subjudul dengan tingkat hierarki yang lebih rendah

  9. <figure> dan <figcaption>: Digunakan untuk mengelompokkan gambar atau media lainnya dengan deskripsi atau keterangan yang terkait.

  10. <time>: Tag ini digunakan untuk menandai waktu atau tanggal tertentu dalam konten, seperti tanggal publikasi artikel.

Ini hanya beberapa contoh tag semantik HTML yang sering digunakan. Selain itu, terdapat juga tag lain seperti <address>, <blockquote>, <cite>, <mark>, <code>, dan masih banyak lagi. Penting untuk memahami dan menggunakan tag semantik dengan benar untuk memperkuat struktur dan makna konten dalam halaman web.

QRIS Cross-Border, sistem pembayaran digital global

QRIS Cross-Border: Senjata Indonesia untuk Melawan Dominasi USD

Globalisasi dunia menjadikan tantangan ekonomi dan perdagangan di berbagai negara semakin kompleks. Masalah yang timbul misalnya dominasi mata uang USD untuk transaksi lintas negara. Kabar baiknya, inovasi teknologi baru memungkinkan negara-negara berkembang seperti Indonesia untuk bisa melawan dominasi mata uang tadi. 

Teknologi QRIS contohnya. Sistem pembayaran digital cross-border yang berdampak pada perkembangan ekonomi inklusif dan berkelanjutan. QRIS cross-border merupakan kombinasi standar kode QR pemerintah Indonesia untuk pembayaran elektronik dalam negeri, dengan transaksi lintas negara. Sehingga ini akan mengurangi ketergantungan Indonesia pada mata uang USD dalam perdagangan internasional. 

QRIS cross-border punya peranan signifikan. Selain melawan dominasi USD, dia juga menguatkan stabilitas ekonomi negara. Caranya yaitu dengan mengurangi risiko fluktuasi mata uang yang dapat mempengaruhi ekonomi secara keseluruhan. Berkurangnya fluktuasi mata uang mendorong percepatan inklusi keuangan.  Sehingga pelaku UMKM berpeluang terlibat dalam perdagangan internasional dengan mudah dan terjangkau. Ini berarti, Indonesia pun bisa menjadi salah satu pemain global karena jangkauan pasar yang mendunia. 

Vascomm, satu diantara penyedia layanan IT solution yang berpengalaman dalam pengembangan sistem QRIS cross-border untuk sektor perbankan. Sebagai IT software solution for business, Vascomm berkolaborasi dengan berbagai klien dalam pengembangan sistem aplikasi untuk memenuhi kebutuhan digitalisasi bisnis mereka. Seperti pengembangan sistem pembayaran digital melalui mobile banking, internet banking, dompet digital, dan QRIS cross-border berstandar internasional. 

Sistem QRIS cross-border yang Vascomm kembangkan bisa terintegrasi dengan platform pembayaran yang sudah ada, seperti e-wallet, aplikasi perbankan, dan sistem transaksi elektronik lain. Menariknya, Vascomm juga punya pelayanan on demand services. Sehingga klien bisa menambah atau menghapus fitur sesuai kebutuhan bisnis mereka, melakukan analisa data, dan menyediakan pelaporan transaksi yang disesuaikan. 

Untuk memastikan kelancaran operasional sistem, Vascomm biasanya memberikan layanan tambahan seperti dukungan teknis dan pemeliharaan komprehensif. Tim Vascomm juga akan memberikan jaminan utama terhadap keamanan data dan privasi pelanggan dengan menerapkan protokol terstandarisasi global. Dari sisi tampilan, tim UI Vascomm berfokus pada pengalaman intuitif, dan kenyamanan user saat menggunakan aplikasi.  

Berbekal pengalaman menangani berbagai proyek lintas sektor bisnis, Vascomm percaya bisa menjadi bagian dari mitra bisnis Anda dalam pengembangan QRIS cross-border dan solusi digitalisasi bisnis lain. Mari bersama-sama menghadirkan perubahan positif dan menjadi bagian dalam perdagangan dunia. Untuk konsultasi atau mempelajari profil lengkap Vascomm, termasuk daftar proyek pengembangan aplikasi digital yang diselesaikan, silahkan beralih ke laman vascomm.co.id

Peran System Analyst dalam Proyek IT

Peran System Analyst dalam Proyek IT

Keberhasilan pengembangan proyek IT tak terlepas dari peran seorang System Analyst (SA). Secara general, SA bertanggung jawab menganalisa kebutuhan bisnis dan merancang sistem tepat guna sejalan dengan kebutuhan klien. Apa saja peran dan tanggung jawab System Analyst dalam proyek IT? Yuk, simak artikel ini lebih lanjut!

Requirement Gathering dan Analisis Kebutuhan

Requirement Gathering menjadi proses awal sebelum pengembangan proyek IT. Dia berupa tindakan identifikasi, mengumpulkan, dan mencatat kebutuhan pengguna, tujuan dan sistem yang diinginkan dalam sebuah proyek pengembangan proyek IT.

Perancangan Sistem

System Analyst mengidentifikasi kebutuhan dan membuat solusi sistem yang tepat untuk memenuhi kebutuhan pengguna. Di tahap ini SA merancang spesifikasi fungsional dan non-fungsional sistem, mencakup arsitektur, fitur, alur kerja, dan antarmuka pengguna. Pemodelan proses bisnis, diagram alir data, dan mungkin pembuatan prototipe adalah beberapa komponen penting dalam perancangan proyek IT.

Koordinasi Tim

System Analyst berperan sebagai penghubung antara tim pengembang dengan stakeholder. Sebagai penghubung, SA membantu meningkatkan pemahaman antara pengguna dan pengembang dengan menyampaikan persyaratan dan kebutuhan yang jelas kepada tim pengembang.

Support pasca development

System Analyst biasanya akan terlibat dalam training end user  serta support pasca implementasi sistem. Tujuanya untuk  memastikan pengguna memahami cara menggunakan system, menangani masalah, dan bekerja sama dengan tim pengembang/tim terkait dari permasalahan yang timbul.

Dari penjelasan tadi, Kita bisa simpulkan bahwa SA memainkan peran penting yang menghubungkan kebutuhan bisnis dengan implementasi teknologi di setiap tahapan proyek. Mereka juga memastikan bahwa sistem yang sudah dibangun itu sudah memenuhi kebutuhan bisnis, bisa berfungsi dengan baik, dan memberikan best value untuk stakeholder terkait.

Bahaya Race Condition, Bisa Sebabkan Kerugian Finansial Fatal

Bahaya Race Condition, Bisa Sebabkan Kerugian Finansial Fatal

Perhatikan contoh kasus ini!

Tritan memiliki aplikasi web toko online yang menjual produk elektronik. Terpantau, ada 3 buyer sedang mengakses halaman produk yang sama secara bersamaan.

  1. Buyer 1 lihat stok produk smart TV merek xyz ada 10
  2. Buyer 2 lihat stok produk smart TV merek xyz ada 10
  3. Buyer 3 lihat stok produk smart TV merek xyz ada 10

Nah, ketiga buyer tadi mengklik tombol ‘Beli’ di saat yang sama. Jika ketiga permintaan itu dikirim ke server secara bersamaan, kemungkinan buruk apa yang akan terjadi, dan bagaimana cara mengatasinya? Lanjutkan membaca! Setelah kejadian klik tombol ‘Beli’ bersamaan, kemungkinan urutan kejadian yang muncul bisa jadi:

  1. Buyer 1 – server mengurangi stok produk smart TV merek xyz jadi 9
  2. Buyer 2 – server mengurangi stok produk smart TV merek xyz jadi 9
  3. Buyer 3 – server mengurangi stok produk smart TV merek xyz jadi 9

Setelah ketiga permintaan diproses, stok produk smart TV merek xyz tetap menjadi 9. Kondisi ini terjadi karena ketiga permintaan tadi saling bersaing untuk mengurangi stok tanpa melihat jika tindakan satu buyer bisa mempengaruhi aksi buyer lainnya. Kondisi yang terjadi pada kasus tadi dikenal dengan istilah Race Condition. Dalam konteks aplikasi backend, #racecondition muncul jika perilaku atau hasil dari aplikasi tergantung pada waktu / urutan kejadian. Pada aplikasi backend, race condition bisa menjadi masalah serius seperti:

  1. Korupsi data
  2. Inkonsistensi, dan
  3. Kesalahan lain yang bisa berdampak buruk pada fungsionalitas dan performa aplikasi

Dalam konteks transaksi finansial, masalah konsistensi data akibat race condition akan sangat berbahaya. Bahkan, bisa menyebabkan kerugian finansial yang serius. Contoh kasus sederhana, meski sudah melakukan 5 kali transaksi, saldo nasabah hanya berkurang Rp 10.000, padahal harusnya berkurang Rp 50.000.

Berdasarkan kasus itu, Kita simpulkan bahwa perjalanan saldo pada column balance_before dan balance_after mengalami kekacauan. Jadi saldo tidak bergerak sebagaimana mestinya. Penyebabnya karena transaksi terjadi nyaris bersamaan. Sehingga transaksi berikutnya muncul sebelum transaksi sebelumnya menyelesaikan proses update current_balance.

Apa yang bisa tim IT developer lakukan untuk menyelesaikan persoalan tadi?
Pessimistic Locking pada JPA menjadi salah satu solusi yang bisa dipakai untuk mengatasi masalah race condition.

Deleloper backend bisa mengaplikasikan mekanisme sinkronisasi seperti penguncian (locking) atau transaksi atomik. Dengan menerapkan mekanisme sinkronisasi yang tepat, kita dapat menghindari race condition dan memastikan integritas data dalam aplikasi backend. Seperti apa simulasi penerapan Pessimistic Locking pada JPA? Simak pembahasannya pada artikel lain.

Auhor: Herry Pramono

Jangan Cuma Coding, Programmer Juga Wajib Kuasai Teknologi ini!

Kemampuan membuat kode dalam bahasa pemrograman tertentu menjadi skill wajib seorang programmer. Tetapi, profesi programmer saat ini tidak hanya berkutat pada produksi kode program atau aplikasi saja. Banyak skill dan teknologi lain di luar pemrograman yang perlu juga programmer pahami jika ingin karirnya berkembang. Artikel ini akan menjelaskan beberapa teknologi yang hukumnya wajib dikuasai oleh programmer jika mau tetap relevan di dunia IT. Continue Reading