Cara Memaksimalkan Fungsi GitHub Copilot untuk Proyekmu Selanjutnya

Cara Memaksimalkan Fungsi GitHub Copilot untuk Proyekmu Selanjutnya

Sebelum memaksimalkan fungsi GitHub Copilot, penting bagi Kita untuk memahami cara kerjanya. Artikel ini akan mengulas bagaimana cara kerja Copilot agar lebih maksimal untuk proyek pengembangan software. Cara Kerja GitHub Copilot :

1. Pemahaman Konteks:

Copilot menganalisis kode yang sedang ditulis oleh pengembang untuk memahami konteksnya. Ini termasuk pemahaman terhadap bahasa pemrograman, struktur data, dan logika dari kode yang sedang dikembangkan.

2. Generasi Kode:

Berdasarkan pemahaman konteks, Copilot menghasilkan rekomendasi kode yang relevan. Ini bisa berupa fungsi, kelas, variabel, atau bahkan blok kode yang lebih besar.

3. Saran dan Perbaikan:

Selain menghasilkan kode, Copilot juga memberikan saran terkait penulisan kode, membantu pengembang untuk menulis kode yang lebih efisien dan jelas.

Cara Mengoptimalkan Hasil GitHub Copilot:

1. Memberikan Konteks yang Jelas:

Saat menggunakan GitHub Copilot Copilot, berikan komentar atau variabel dengan konteks jelas. Ini membantu Copilot untuk memahami kebutuhan kode yang sedang dibangun.

Misalnya, Kamu sedang menulis fungsi untuk menghitung total harga pesanan dalam sebuah aplikasi e-commerce. Berikan komentar atau variabel dengan konteks yang jelas untuk membantu Copilot memahami kebutuhan.

Dengan memberikan komentar tersebut, Copilot dapat memahami bahwa fungsi ini berkaitan dengan perhitungan total harga dengan penerapan diskon.

2. Validasi Manual:

Meskipun Copilot sangat cerdas, penting untuk selalu memvalidasi hasil yang dihasilkan secara manual. Terkadang, rekomendasi yang diberikan belum tentu sesuai sepenuhnya dengan kebutuhan proyek.

Contoh, Copilot memberikan rekomendasi untuk mengimplementasikan algoritma sorting dengan fungsi native dari bahasa pemrograman Python. Namun, karena proyekmu sudah menggunakan library lodash untuk sorting, maka hasil dari Copilot perlu diverifikasi dan dimodifikasi.

3. Pemahaman Bahasa Pemrograman:

Memiliki pemahaman yang kuat tentang bahasa pemrograman yang digunakan membantu dalam mengoptimalkan hasil Copilot. Pengembang yang terbiasa dengan sintaksis, paradigma, dan prinsip dasar bahasa akan lebih mudah mengenali rekomendasi yang tepat.

4. Pelajari dari Rekomendasi:

Gunakan rekomendasi Copilot sebagai kesempatan untuk belajar dan memahami pendekatan yang mungkin belum terpikirkan sebelumnya. Gunakan rekomendasi ini sebagai sumber inspirasi dan pemahaman lebih dalam terhadap bahasa pemrograman.

5. Kustomisasi Editor:

Beberapa editor kode memungkinkan pengguna untuk menyesuaikan preferensi Copilot, seperti menyesuaikan jenis rekomendasi yang ingin ditampilkan atau menambahkan snippet kode yang sering digunakan.

Mengapa Perlu Mengoptimalkan Hasil Copilot? Ini Alasannya.

1. Kualitas Kode yang Lebih Baik:

Dengan memberikan konteks yang jelas dan validasi manual, pengembang dapat memastikan bahwa kode yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan proyek dan memenuhi standar kualitas.

2. Meningkatkan Produktivitas:

Dengan memahami cara terbaik untuk menggunakan Copilot, pengembang dapat lebih efisien dalam menulis kode dan mempercepat proses pengembangan.

3. Peningkatan Pembelajaran:

Memanfaatkan rekomendasi Copilot sebagai kesempatan untuk belajar membantu pengembang memperluas pengetahuan mereka tentang bahasa pemrograman dan strategi pemrograman yang berbeda.

Dengan memaksimalkan fungsi GitHub Copilot melalui pemahaman yang kuat tentang cara kerjanya, memberikan konteks yang jelas, validasi manual, dan terus belajar dari rekomendasi yang diberikan, pengembang dapat mengoptimalkan kontribusi Copilot dalam proyek-proyek pengembangan perangkat lunak mereka. 

GitHub Copilot adalah alat inovatif yang diciptakan oleh GitHub dan OpenAI untuk membantu pengembang perangkat lunak dengan rekomendasi kode cerdas dalam editor mereka. Dibangun di atas teknologi kecerdasan buatan yang kuat, Copilot menjadi asisten yang sangat berguna dalam menghasilkan kode, memberikan saran, dan meningkatkan produktivitas pengembangan perangkat lunak. Seperti AI lain, ada langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mengoptimalkan hasilnya.

GitHub Copilot

Mengenal GitHub Copilot: Asisten Coder Paling Powerful

GitHub Copilot adalah alat inovatif yang diciptakan oleh GitHub dan OpenAI untuk membantu pengembang perangkat lunak dengan rekomendasi kode cerdas dalam editor mereka. Dibangun di atas teknologi kecerdasan buatan kuat, Copilot menjadi asisten yang sangat berguna dalam menghasilkan kode, memberikan saran, dan meningkatkan produktivitas pengembangan perangkat lunak.

Apa Itu GitHub Copilot?

Skip the docs and stop searching for examples. GitHub Copilot helps you stay focused right in your editor

GitHub Copilot

Diatas adalah slogan yang ditawarkan oleh GitHub Copilot kepada para programmer. Lalu apa keuntungan yang ditawarkan oleh Copilot bagi programmer? Seperti diulas di paragraf sebelumnya, GitHub Copilot merupakan sistem kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) yang dikembangkan oleh perusahaan OpenAI Codex.

Simplenya, Copilot dibuat untuk mempermudah developer agar penulisan program lebih cepat tanpa perlu membuka dokumentasi dari bahasa pemrograman yang dipakai. GitHub Copilot menggunakan model bahasa yang diperkuat oleh pembelajaran mesin untuk menganalisis konteks kode yang sedang ditulis dan menghasilkan rekomendasi kode secara real-time. Ini berarti Copilot bisa memberikan potongan kode, saran penulisan, dan bahkan komentar berdasarkan konteks yang ada. Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan Copilot:

  1. Penghasilan Kode Otomatis. Copilot memahami konteks dari kode yang sedang ditulis dan secara otomatis menghasilkan potongan kode yang sesuai. Ini bisa berupa fungsi, kelas, variabel, atau bahkan seluruh blok kode.
  2. Saran Penulisan Kode. Selain menghasilkan kode, Copilot juga memberikan saran tentang bagaimana menulis kode dengan lebih baik. Ini bisa berupa penggunaan yang lebih efisien dari fungsi atau struktur data, atau bahkan saran untuk meningkatkan kejelasan kode.
  3. Menyederhanakan Proses Pengembangan. Copilot membantu mempersingkat waktu yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan solusi. Ini juga dapat membantu dalam mengeksplorasi cara-cara baru untuk menyelesaikan masalah.

Bagaimana Mengimplementasikan Copilot dalam Proyek?

1. Aktifkan dalam Editor:

Pastikan extension atau plugin GitHub Copilot terinstal di editor atau lingkungan pengembanganmu. Copilot saat ini tersedia di editor populer seperti Visual Studio Code.

2. Gunakan dengan Konteks:

Mulailah menulis kode dalam editor dan perhatikan rekomendasi yang muncul dari Copilot saat menulis. Berikan konteks jelas dalam komentar atau variabel yang kamu buat untuk memungkinkan Copilot memberikan rekomendasi lebih baik.

3. Eksplorasi dan Validasi:

Teruslah eksplorasi dengan rekomendasi yang diberikan oleh Copilot. Pastikan memvalidasi kode yang dihasilkan. Meski Copilot sangat cerdas, tetapi mungkin tidak selalu memberikan solusi yang sempurna.

4. Pelajari dari Copilot:

Gunakan Copilot sebagai sumber inspirasi dan pembelajaran. Perhatikan bagaimana Copilot menulis kode dan gunakan kesempatan ini untuk memperluas pengetahuanmu tentang bahasa pemrograman atau paradigma yang digunakan.

GitHub Copilot adalah alat yang sangat powerful, tetapi tetap penting untuk diingat bahwa ini adalah alat bantu. Keterlibatan manusia dalam proses pengembangan tetap krusial untuk memastikan kode yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan proyek dan standar terbaik dalam pengembangan perangkat lunak.

Dengan memanfaatkan GitHub Copilot secara bijaksana, pengembang dapat mempercepat proses pengembangan, meningkatkan produktivitas, dan terus belajar dari rekomendasi yang diberikan oleh asisten kodenya yang sangat powerful ini.

Quality Assurance Software

Quality Assurance Software Harus Bisa Ngoding?

Pengujian perangkat lunak (Quality Assurance atau QA) adalah salah satu tahapan penting dari siklus pengembangan perangkat lunak. Penjaminan mutu bertujuan untuk memastikan bahwa perangkat lunak yang dihasilkan berkinerja baik, bebas kesalahan, dan memenuhi kebutuhan pengguna. Salah satu pertanyaan yang sering ditanyakan di dunia Quality Assurance adalah apakah seorang profesional Quality Assurance software harus memiliki keterampilan pemrograman atau coding? Artikel berikut akan menguraikan pro kontra terkait pertanyaan tadi.

Quality Assurance Software harus bisa koding: PRO

Kemampuan Ngoding Meningkatkan Pemahaman

QA dengan kemampuan coding akan lebih memahami source code perangkat lunak yang diuji. Hal ini memungkinkan mereka mengidentifikasi potensi masalah lebih cepat dan efektif.

Kustomisasi pengujian

Dengan keterampilan pengkodean, tim QA bsia membuat skenario pengujian lebih kompleks sesuai kasus pengujian tertentu. Hal ini dapat meningkatkan kualitas pengujian dan mendeteksi kesalahan yang mungkin terlewatkan saat pengujian manual.

Kolaborasi lebih baik

Seorang Quality Assurance software yang menguasai bahasa pemrograman sama dengan tim pengembangan akan berkolaborasi dengan lebih baik. Mereka bisa berkomunikasi lebih mudah dengan pengembang tentang masalah yang terdeteksi.

QA harus bisa koding: KONTRA

Tidak semua QA harus bisa membuat kode 

Tidak semua orang di tim Quality Assurance software harus menjadi ahli  pemrograman. Ada berbagai peran dalam QA termasuk pengujian fungsional, pengujian kinerja, pengujian keamanan, dll. Sebagian besar pekerjaan jaminan kualitas tidak memerlukan pengetahuan pemrograman yang luas.

Fokus utama:

Seorang QA yang terlalu fokus pada pemrograman mungkin akan mengorbankan tujuan utamanya, yaitu memastikan kualitas perangkat lunak. Terlalu banyak waktu yang dihabiskan untuk coding dapat mengurangi waktu yang dihabiskan untuk pengujian yang lebih mendalam.

Keterampilan penting lainnya:

Keterampilan komunikasi, analitis, dan pemecahan masalah juga penting dalam memastikan kualitas. Tidak semua orang memiliki minat atau bakat dalam bidang pemrograman, dan hal ini belum tentu merupakan persyaratan mutlak untuk kesuksesan yang berkualitas.

Kesimpulannya, bisakah seorang Quality Assurance software menulis kode? Jawabannya tergantung pada peran dan tugas dalam tim QA, serta kebutuhan proyek yang sedang dikerjakan. Meskipun keterampilan pengkodean dapat menjadi aset berharga dalam situasi tertentu, keterampilan tersebut belum tentu merupakan persyaratan untuk menjadi penjaminan mutu yang efektif.

Penting untuk mempertimbangkan peran individu dalam tim Quality Assurance software dan memastikan mereka punya keterampilan tepat untuk tanggung jawab jobdesk. Entah seseorang mengetahui cara membuat kode atau tidak, hal terpenting dalam penjaminan kualitas adalah memastikan bahwa perangkat lunak berfungsi dengan baik, aman, dan memenuhi harapan pengguna.

Dokumen Persyaratan Bisnis (BRD)

Dokumen Persyaratan Bisnis (BRD) untuk Kesuksesan Proyek Pengembangan Perangkat Lunak

Pengembangan perangkat lunak menjadi proses kompleks dan menantang bagi klien yang tidak familiar dengan aspek teknis proyek. Tantangan terbesar klien adalah memastikan perangkat lunak yang diterima sesuai dengan kebutuhan dan persyaratan bisnis. Di sinilah pentingnya keberadaan Dokumen Persyaratan Bisnis (BRD) untuk kesuksesan pengembangan perangkat lunak atau software

BRD merupakan dokumen komprehensif yang menguraikan detail kebutuhan dan persyaratan bisnis dalam proyek pengembangan perangkat lunak. Bisa dibilang BRD itu dokumen perjanjian resmi antara klien dan pihak pengembang. Umumnya BRD berisi informasi soal cakupan proyek, kebutuhan, timeline pengerjaan, laporan keuangan, dan perkiraan budget. Lebih spesifik, komponen dalam dokumen persyaratan bisnis (BRD) mencakup: 

  1. Persyaratan fungsional: Fitur dan fungsionalitas yang harus dimiliki perangkat lunak untuk memenuhi tujuan bisnis.
  2. Spesifikasi teknis: Persyaratan teknis perangkat lunak, termasuk persyaratan perangkat keras dan perangkat lunak, serta persyaratan integrasi apa pun.
  3. Tujuan bisnis: Tujuan dan target proyek, serta masalah bisnis yang ingin diselesaikan oleh perangkat lunak.
  4. Jadwal proyek: Jadwal proyek, termasuk tonggak dan batas waktu.

Manfaat penggunaan Dokumen Persyaratan Bisnis (BRD)

Mengutip pendapat I Six Sigma, bahwa setiap manajemen proyek perlu dokumen persyaratan bisnis (BRD) untuk kebutuhan target proyek. Alasannya karena dokumen itu akan menjelaskan solusi paling efektif untuk setiap fungsi proses dalam proyek. Disamping berfungsi untuk membedakan solusi bisnis dan solusi teknis proyek, BRD punya manfaat lain, seperti:

  1. Komunikasi lebih baik: BRD berfungsi untuk memastikan bahwa klien dan pihak pengembang memahami lingkup dan persyaratan proyek.
  2. Risiko lebih rendah: Dengan menentukan cakupan proyek dan persyaratan sejak awal, tim pengembangan bisa mengidentifikasi risiko dan masalah potensial sejak dini, mengurangi kemungkinan keterlambatan atau revisi yang mahal.
  3. Manajemen proyek lebih baik: BRD memastikan proyek berjalan sesuai rencana dan memenuhi kebutuhan serta persyaratan klien.
  4. Perangkat lunak lebih baik: Pengembangan perangkat lunak bisa berjalan efektif sesuai kebutuhan dan persyaratan dari klien sejak awal, jadi meminimalisir revisi atau perubahan yang menambah cost.

Cara Membuat BRD

Membuat BRD mungkin tampak seperti tugas yang menakutkan, tetapi hal ini penting untuk memastikan kesuksesan proyek pengembangan perangkat lunak. Berikut adalah beberapa langkah yang harus diikuti saat membuat BRD:

  1. Kumpulkan persyaratan. Lakukan identifikasi kebutuhan klien, dan persyaratan bisnis yang mereka mau dalam proyek pengembangan perangkat lunak.
  2. Tentukan cakupan proyek, termasuk fitur dan fungsionalitas yang harus ada dalam perangkat lunak.
  3. Tetapkan tujuan dan target proyek, serta batasan atau keterbatasan apa pun.
  4. Buat jadwal, termasuk tonggak dan batas waktu
  5. Tinjau dan revisi. Tinjau BRD dengan klien dan tim pengembangan, dan revisi jika diperlukan untuk memastikan bahwa dokumen tersebut mencerminkan kebutuhan dan persyaratan klien dengan akurat.

Sebagai kesimpulan, Dokumen Persyaratan Bisnis (BRD) adalah dokumen penting untuk proyek pengembangan perangkat lunak. Ini menguraikan kebutuhan dan persyaratan bisnis untuk perangkat lunak, memastikan bahwa tim pengembangan memahami kebutuhan dan persyaratan klien. 

BRD menjadikan komunikasi antara klien dan pihak pengembang berjalan lebih baik, minim resiko, pengembangan perangkat lunak efektif. Jika Anda adalah klien potensial yang berniat mengembangkan aplikasi perangkat lunak, Kami sarankan Anda menghubungi tim pengembang kami untuk diskusi lebih lanjut tentang bagaimana BRD bisa menguntungkan bisnis Anda.

Q & A Vascomm Webinar : Mengenal Arsitektur Microservice

Q & A Vascomm Webinar : Mengenal Arsitektur Microservice

Diantara berbagai pola dan gaya arsitektur perangkat lunak (software architecture), microservice termasuk dalam kategori pola yang paling banyak dipakai oleh software developer. Microservice banyak diaplikasikan pada organisasi dan bisnis yang perlu kelincahan dan skalabilitas lebih besar. 

Di microservice, setiap fitur dibangun terpisah dan independen dari fitur lainnya. Fitur yang terpisah memungkinkan untuk dikembangkan secara individu tanpa berkaitan dengan seluruh codebase. Komunikasi antar service menggunakan HTTP rest atau message bus.

Pola microservice sekilas terlihat lebih kompleks. Selain itu, developer juga perlu mengeluarkan usaha lebih besar untuk pengembangan software. Berbeda dengan monolith yang tiap fiturnya berkaitan erat dan saling mempengaruhi. Sehingga itu membuatnya lebih beresiko, proses update lebih rumit, integrasi lebih susah, dan peluang munculnya bugs lebih banyak.  

Mengenai mengapa dan bagaimana implementasi microservice untuk kebutuhan bisnis, semua disampaikan pada sesi Vascomm Webinar bertema ‘Trend IT di dunia kerja’. Di akhir sesi webinar, ada beberapa pertanyaan yang diajukan oleh peserta, seperti terangkum di bawah ini: 

[Q1] Untuk service yang menggunakan lumen, mana yang performanya lebih powerfull antara laravel dengan nodejs?

Karena laravel/lumen dibangun menggunakan PHP yang mana merupakan synchronous language, maka NodeJS lebih diunggulkan. Alasannya karena NodeJS berbasis Javascript dengan konsep asynchronous, sehingga membuat performa eksekusi code jadi lebih cepat. Selain itu, NodeJS juga memiliki fokus yang bisa menghandle multithreading dan parallel request.

[Q2] Mending menerapkan microservice di awal pengembangan, atau tunggu sampai users sudah banyak?

Tergantung dari tujuan pengembangan dan kebutuhan aplikasi. Jika memang ada niat menerapkan microservice, akan lebih baik kalau dilakukan di awal. Alasannya karena menghapus kebutuhan modularisasi / refactor di kemudian hari. 

Nah, apa itu refactoring ? Menurut Martin Fowler, dia adalah proses mengganti software system tanpa mengubah behaviour dari kode tersebut, akan tetapi membuat struktur di dalamnya jadi lebih baik.

[Q3] Sampai berapa batasan microservice agar web kita berjalan dengan optimal? Misal kita pecah jadi 100, apakah masih worth it? Apa ada alternatif lain jika overload?

Jawabnya relatif, bergantung dengan resource dan kemampuan dari server. Semua disesuaikan kebutuhan saja. Jika terjadi overload, ya nambah resource boss hehe

Kedua, depend on traffic. Jika dirasa modul kita mengalami penurunan performa karena disebabkan traffic yang sangat tinggi , maka kita harus segera melakukan scale up sekali lagi. Tidak bagus juga kalau kita langsung memberikan resource yang sangat besar akan tetapi trafficnya kecil. Jadinya tidak efektif.

Optimalnya bukan tergantung dari banyaknya microservice, tapi jumlah aktifitas atau lalu lintas request responnya serta cara kita mengatasi massive request bersamaan. Bila overload, Kita bisa enhance di dalam code dengan melakukan optimasi task seperti multithread, chunking proses, dan sebagainya. Selain itu, enhance juga perlu dilakukan dari sisi infrastruktur, caranya dengan menambah jumlah resource untuk memaksimalkan kinerja proses.

[Q4] Saran untuk memprioritaskan kebutuhan infrastruktur atau kebutuhan bisnis?

Keduanya sama-sama penting. Poin utamanya itu yang penting bisnis jalan dan infrastruktur bisa support berlangsungnya bisnis

[Q5] Microservices memungkinkan berbagai macam database pada service berbeda. Bagaimana jika dalam pembuatan service butuh data dari service lain? Bagaimana cara mengambilnya?

Lewat API, komunikasi antar services

[Q6] Apakah kemacetan jaringan berpengaruh pada arsitektur sistem layanan microservice? Bagaimana menghindarinya?

Jelas sih. Solusinya simple, bila arsitektur jaringan diatur dengan baik dan gak terjadi bottleneck, maka layanan aman dari gangguan. Apa itu bottleneck? Dia adalah macetnya proses aliran atau transmisi data sebab alasan tertentu. Biasanya karena perbedaan antara kecepatan kerja suatu komponen dengan kecepatan bus-nya.

Untuk mengatasinya kita bisa pakai load balancing. Yaitu teknik mendistribusikan beban trafik pada dua atau lebih jalur koneksi secara seimbang. Gunanya agar trafik berjalan optimal, memaksimalkan throughput, memperkecil waktu tanggap dan menghindari overload pada salah satu jalur koneksi.

Memahami Semantik HTML Memperkuat Struktur dan Makna Konten

Memahami Semantik HTML: Memperkuat Struktur dan Makna Konten

Sebelum membangun situs web, penting bagi developer untuk memahami dan menerapkan semantik HTML dengan baik. HTML (Hypertext Markup Language) adalah bahasa markup yang digunakan untuk membangun struktur dan menandai konten sebuah halaman web. Sementara semantik HTML diartikan sebagai kesesuaian penggunaan tag HTML dengan makna dan fungsi konten yang akan disampaikan. Artikel ini akan mendeskripsikan pentingnya semantik HTML, dan bagaimana menerapkannya secara efektif.

Mengapa Semantik HTML Penting?

  1. Aksesibilitas : Semantik HTML membantu meningkatkan aksesibilitas situs web. Penggunaan tag yang sesuai akan mempermudah user disabilitas atau dengan bantuan teknologi asistif, untuk memahami konten dan berinteraksi dengan situs web.
  2. SEO (Search Engine Optimization) : Search engines seperti Google menggunakan struktur HTML dan semantik untuk memahami konten sebuah halaman. Dengan menerapkan semantik yang benar, kita dapat membantu mesin pencari memahami dan mengindeks konten dengan lebih baik, sehingga meningkatkan kemungkinan penampilan situs web pada hasil pencarian.
  3. Mudah Dipelihara : Tag yang sesuai dan punya makna jelas akan mempermudah proses pembaruan sekaligus maintenance web di masa depan. Semantik yang baik membuat kode HTML lebih mudah dibaca dan dipahami oleh pengembang lain yang mungkin terlibat dalam pengembangan situs web.

Prinsip Semantik HTML

A. Gunakan Tag yang Sesuai

Pilih tag HTML yang tepat untuk mengelompokkan dan memberikan makna pada konten. Misalnya, gunakan tag <header> untuk bagian kepala situs, <nav> untuk navigasi, <main> untuk konten utama, <article> untuk artikel, <section> untuk bagian-bagian yang terkait, dan sebagainya.

B. Gunakan Heading Secara Berurutan

Penggunaan tag heading (<h1> hingga <h6>) harus dilakukan secara berurutan sesuai dengan tingkat hierarki informasi. Tag <h1> digunakan untuk judul utama halaman, <h2> untuk subjudul, dan seterusnya.

C. Jangan Gunakan Tag Hanya untuk Tampilan:

Hindari penggunaan tag semantik hanya untuk tujuan tampilan atau styling. Gunakan tag yang tepat untuk memberikan makna pada konten, menggunakan CSS untuk mengatur tampilan dan gaya visual.

D. Gunakan Atribut alt untuk Gambar

Ketika menyertakan gambar, gunakan atribut alt untuk memberikan deskripsi alternatif tentang gambar tersebut. Ini membantu pengguna yang tidak dapat melihat gambar, serta membantu dalam optimasi mesin pencari.

Contoh implementasi semantik HTML

semantik HTML

Pada contoh disamping, penulis menggunakan tag-tag semantik HTML seperti <header>, <nav>, <main>, <section>, <article>, dan <footer> untuk memberikan makna pada struktur konten. Penggunaan tag heading (<h1>, <h2>) juga diatur secara berurutan untuk hierarki judul.

Dengan menerapkan semantik HTML yang tepat, kita dapat memperkuat struktur dan makna konten pada situs web kita, meningkatkan aksesibilitas, SEO, dan kemudahan pemeliharaan. Semoga artikel ini membantu Anda memahami pentingnya semantik HTML dan menerapkannya dengan baik dalam pengembangan situs web.

Apa saja tag yang tersedia pada Semantik HTML?

Dalam semantik HTML, terdapat sejumlah tag yang dirancang khusus untuk memberikan makna dan struktur pada konten dalam halaman web. Berikut adalah penjelasan mengenai beberapa tag semantik HTML yang umum digunakan:

  1. <header>: Tag ini digunakan untuk mengelompokkan elemen yang berada di bagian kepala (header) halaman, seperti judul, logo, dan navigasi.

  2. <nav>: Tag ini digunakan untuk mengelompokkan elemen navigasi, seperti menu atau tautan navigasi

  3. <main>: Tag ini digunakan untuk mengelompokkan konten utama halaman. Biasanya hanya terdapat satu elemen <main> dalam satu halaman.

  4. <section>: Tag ini digunakan untuk mengelompokkan konten yang terkait atau memiliki topik yang sama. Sebaiknya digunakan untuk mengorganisir konten dalam bagian yang jelas dan berarti.

  5. <article>: Tag ini digunakan untuk mengelompokkan konten yang merupakan artikel atau bagian mandiri dengan informasi yang bermakna secara independen.

  6. <aside>: Tag ini digunakan untuk mengelompokkan konten yang terkait tetapi tidak menjadi bagian utama dari halaman. Biasanya digunakan untuk elemen samping, seperti kolom sisi atau kotak info tambahan.

  7. <footer>: Tag ini digunakan untuk mengelompokkan elemen yang berada di bagian bawah (footer) halaman, seperti informasi hak cipta, tautan ke halaman terkait, atau informasi kontak.

  8. <h1> hingga <h6>: Tag-tag ini digunakan untuk menandai judul atau subjudul halaman. <h1> adalah judul utama, sedangkan <h2> hingga <h6> adalah subjudul dengan tingkat hierarki yang lebih rendah

  9. <figure> dan <figcaption>: Digunakan untuk mengelompokkan gambar atau media lainnya dengan deskripsi atau keterangan yang terkait.

  10. <time>: Tag ini digunakan untuk menandai waktu atau tanggal tertentu dalam konten, seperti tanggal publikasi artikel.

Ini hanya beberapa contoh tag semantik HTML yang sering digunakan. Selain itu, terdapat juga tag lain seperti <address>, <blockquote>, <cite>, <mark>, <code>, dan masih banyak lagi. Penting untuk memahami dan menggunakan tag semantik dengan benar untuk memperkuat struktur dan makna konten dalam halaman web.

QRIS Cross-Border, sistem pembayaran digital global

QRIS Cross-Border: Senjata Indonesia untuk Melawan Dominasi USD

Globalisasi dunia menjadikan tantangan ekonomi dan perdagangan di berbagai negara semakin kompleks. Masalah yang timbul misalnya dominasi mata uang USD untuk transaksi lintas negara. Kabar baiknya, inovasi teknologi baru memungkinkan negara-negara berkembang seperti Indonesia untuk bisa melawan dominasi mata uang tadi. 

Teknologi QRIS contohnya. Sistem pembayaran digital cross-border yang berdampak pada perkembangan ekonomi inklusif dan berkelanjutan. QRIS cross-border merupakan kombinasi standar kode QR pemerintah Indonesia untuk pembayaran elektronik dalam negeri, dengan transaksi lintas negara. Sehingga ini akan mengurangi ketergantungan Indonesia pada mata uang USD dalam perdagangan internasional. 

QRIS cross-border punya peranan signifikan. Selain melawan dominasi USD, dia juga menguatkan stabilitas ekonomi negara. Caranya yaitu dengan mengurangi risiko fluktuasi mata uang yang dapat mempengaruhi ekonomi secara keseluruhan. Berkurangnya fluktuasi mata uang mendorong percepatan inklusi keuangan.  Sehingga pelaku UMKM berpeluang terlibat dalam perdagangan internasional dengan mudah dan terjangkau. Ini berarti, Indonesia pun bisa menjadi salah satu pemain global karena jangkauan pasar yang mendunia. 

Vascomm, satu diantara penyedia layanan IT solution yang berpengalaman dalam pengembangan sistem QRIS cross-border untuk sektor perbankan. Sebagai IT software solution for business, Vascomm berkolaborasi dengan berbagai klien dalam pengembangan sistem aplikasi untuk memenuhi kebutuhan digitalisasi bisnis mereka. Seperti pengembangan sistem pembayaran digital melalui mobile banking, internet banking, dompet digital, dan QRIS cross-border berstandar internasional. 

Sistem QRIS cross-border yang Vascomm kembangkan bisa terintegrasi dengan platform pembayaran yang sudah ada, seperti e-wallet, aplikasi perbankan, dan sistem transaksi elektronik lain. Menariknya, Vascomm juga punya pelayanan on demand services. Sehingga klien bisa menambah atau menghapus fitur sesuai kebutuhan bisnis mereka, melakukan analisa data, dan menyediakan pelaporan transaksi yang disesuaikan. 

Untuk memastikan kelancaran operasional sistem, Vascomm biasanya memberikan layanan tambahan seperti dukungan teknis dan pemeliharaan komprehensif. Tim Vascomm juga akan memberikan jaminan utama terhadap keamanan data dan privasi pelanggan dengan menerapkan protokol terstandarisasi global. Dari sisi tampilan, tim UI Vascomm berfokus pada pengalaman intuitif, dan kenyamanan user saat menggunakan aplikasi.  

Berbekal pengalaman menangani berbagai proyek lintas sektor bisnis, Vascomm percaya bisa menjadi bagian dari mitra bisnis Anda dalam pengembangan QRIS cross-border dan solusi digitalisasi bisnis lain. Mari bersama-sama menghadirkan perubahan positif dan menjadi bagian dalam perdagangan dunia. Untuk konsultasi atau mempelajari profil lengkap Vascomm, termasuk daftar proyek pengembangan aplikasi digital yang diselesaikan, silahkan beralih ke laman vascomm.co.id

Peran System Analyst dalam Proyek IT

Peran System Analyst dalam Proyek IT

Keberhasilan pengembangan proyek IT tak terlepas dari peran seorang System Analyst (SA). Secara general, SA bertanggung jawab menganalisa kebutuhan bisnis dan merancang sistem tepat guna sejalan dengan kebutuhan klien. Apa saja peran dan tanggung jawab System Analyst dalam proyek IT? Yuk, simak artikel ini lebih lanjut!

Requirement Gathering dan Analisis Kebutuhan

Requirement Gathering menjadi proses awal sebelum pengembangan proyek IT. Dia berupa tindakan identifikasi, mengumpulkan, dan mencatat kebutuhan pengguna, tujuan dan sistem yang diinginkan dalam sebuah proyek pengembangan proyek IT.

Perancangan Sistem

System Analyst mengidentifikasi kebutuhan dan membuat solusi sistem yang tepat untuk memenuhi kebutuhan pengguna. Di tahap ini SA merancang spesifikasi fungsional dan non-fungsional sistem, mencakup arsitektur, fitur, alur kerja, dan antarmuka pengguna. Pemodelan proses bisnis, diagram alir data, dan mungkin pembuatan prototipe adalah beberapa komponen penting dalam perancangan proyek IT.

Koordinasi Tim

System Analyst berperan sebagai penghubung antara tim pengembang dengan stakeholder. Sebagai penghubung, SA membantu meningkatkan pemahaman antara pengguna dan pengembang dengan menyampaikan persyaratan dan kebutuhan yang jelas kepada tim pengembang.

Support pasca development

System Analyst biasanya akan terlibat dalam training end user  serta support pasca implementasi sistem. Tujuanya untuk  memastikan pengguna memahami cara menggunakan system, menangani masalah, dan bekerja sama dengan tim pengembang/tim terkait dari permasalahan yang timbul.

Dari penjelasan tadi, Kita bisa simpulkan bahwa SA memainkan peran penting yang menghubungkan kebutuhan bisnis dengan implementasi teknologi di setiap tahapan proyek. Mereka juga memastikan bahwa sistem yang sudah dibangun itu sudah memenuhi kebutuhan bisnis, bisa berfungsi dengan baik, dan memberikan best value untuk stakeholder terkait.

Bahaya Race Condition, Bisa Sebabkan Kerugian Finansial Fatal

Bahaya Race Condition, Bisa Sebabkan Kerugian Finansial Fatal

Perhatikan contoh kasus ini!

Tritan memiliki aplikasi web toko online yang menjual produk elektronik. Terpantau, ada 3 buyer sedang mengakses halaman produk yang sama secara bersamaan.

  1. Buyer 1 lihat stok produk smart TV merek xyz ada 10
  2. Buyer 2 lihat stok produk smart TV merek xyz ada 10
  3. Buyer 3 lihat stok produk smart TV merek xyz ada 10

Nah, ketiga buyer tadi mengklik tombol ‘Beli’ di saat yang sama. Jika ketiga permintaan itu dikirim ke server secara bersamaan, kemungkinan buruk apa yang akan terjadi, dan bagaimana cara mengatasinya? Lanjutkan membaca! Setelah kejadian klik tombol ‘Beli’ bersamaan, kemungkinan urutan kejadian yang muncul bisa jadi:

  1. Buyer 1 – server mengurangi stok produk smart TV merek xyz jadi 9
  2. Buyer 2 – server mengurangi stok produk smart TV merek xyz jadi 9
  3. Buyer 3 – server mengurangi stok produk smart TV merek xyz jadi 9

Setelah ketiga permintaan diproses, stok produk smart TV merek xyz tetap menjadi 9. Kondisi ini terjadi karena ketiga permintaan tadi saling bersaing untuk mengurangi stok tanpa melihat jika tindakan satu buyer bisa mempengaruhi aksi buyer lainnya. Kondisi yang terjadi pada kasus tadi dikenal dengan istilah Race Condition. Dalam konteks aplikasi backend, #racecondition muncul jika perilaku atau hasil dari aplikasi tergantung pada waktu / urutan kejadian. Pada aplikasi backend, race condition bisa menjadi masalah serius seperti:

  1. Korupsi data
  2. Inkonsistensi, dan
  3. Kesalahan lain yang bisa berdampak buruk pada fungsionalitas dan performa aplikasi

Dalam konteks transaksi finansial, masalah konsistensi data akibat race condition akan sangat berbahaya. Bahkan, bisa menyebabkan kerugian finansial yang serius. Contoh kasus sederhana, meski sudah melakukan 5 kali transaksi, saldo nasabah hanya berkurang Rp 10.000, padahal harusnya berkurang Rp 50.000.

Berdasarkan kasus itu, Kita simpulkan bahwa perjalanan saldo pada column balance_before dan balance_after mengalami kekacauan. Jadi saldo tidak bergerak sebagaimana mestinya. Penyebabnya karena transaksi terjadi nyaris bersamaan. Sehingga transaksi berikutnya muncul sebelum transaksi sebelumnya menyelesaikan proses update current_balance.

Apa yang bisa tim IT developer lakukan untuk menyelesaikan persoalan tadi?
Pessimistic Locking pada JPA menjadi salah satu solusi yang bisa dipakai untuk mengatasi masalah race condition.

Deleloper backend bisa mengaplikasikan mekanisme sinkronisasi seperti penguncian (locking) atau transaksi atomik. Dengan menerapkan mekanisme sinkronisasi yang tepat, kita dapat menghindari race condition dan memastikan integritas data dalam aplikasi backend. Seperti apa simulasi penerapan Pessimistic Locking pada JPA? Simak pembahasannya pada artikel lain.

Auhor: Herry Pramono

Jangan Cuma Coding, Programmer Juga Wajib Kuasai Teknologi ini!

Kemampuan membuat kode dalam bahasa pemrograman tertentu menjadi skill wajib seorang programmer. Tetapi, profesi programmer saat ini tidak hanya berkutat pada produksi kode program atau aplikasi saja. Banyak skill dan teknologi lain di luar pemrograman yang perlu juga programmer pahami jika ingin karirnya berkembang. Artikel ini akan menjelaskan beberapa teknologi yang hukumnya wajib dikuasai oleh programmer jika mau tetap relevan di dunia IT. Continue Reading