CrowdStrike Bug pada Sistem Windows Pelajaran berharga dari insiden BSOD

CrowdStrike bug dan pelajaran penting dari insiden BSOD

CrowdStrike bug, penyebab insiden BSOD di seluruh dunia beberapa waktu lalu itu melumpuhkan sistem operasional perusahaan dan organisasi. Lalu, apa yang menyebabkan insiden itu muncul, dan bagaimana solusi untuk mengantisipasinya di masa mendatang, simak terus artikelnya.

Bayangkan jika seseorang dengan mudahnya bisa mematikan sistem IT bank, kampus, dan perusahaan, hanya dengan satu file! Insiden inilah yang sempat heboh bulan lalu, tepatnya 19 Juli 2024. Bagaimana tak heboh, ribuan sistem Windows di seluruh dunia mengalami Blue Screen of Death (BSOD). Insiden ini disebabkan oleh pembaruan buggy dari CrowdStrike Falcon Sensor

Pasalnya, CrowdStrike, penyedia layanan solusi keamanan siber terkenal ini merilis pembaruan untuk Falcon Sensor pada awal Juli 2024. Namun, proses pembaruannya ternyata mengandung bug yang menyebabkan crash sistem Windows. Akibatnya, muncul BSOD yang mengganggu operasi perusahaan dan entitas di seluruh dunia. Insiden ini terutama mempengaruhi pengguna di Amerika Utara dan Eropa.

Salah satu kasus yang menonjol terjadi di rumah sakit besar di New York. Lebih dari 200 komputer yang biasa dipakai untuk manajemen data pasien tiba-tiba terkena BSOD. Akibatnya, operasional rumah sakit selama beberapa jam. Sehingga pihak rumah sakit meminta para staf untuk melakukannya secara manual menggunakan kertas. 

Insiden lain terjadi di bandara utama Frankfurt, jerman. Akibat BSOD, sistem check-in otomatis mengalami gangguan selama berjam-jam. Sebagai pusat transportasi utama di Eropa, insiden BSOD mempengaruhi ribuan penumpang dan jadwal penerbangan terlambat. 

Berdasarkan laporan dari CrowdStrike, lebih dari 30.000 sistem terpengaruh dalam insiden ini. Dari jumlah itu, sekitar 40% adalah sistem di perusahaan besar, sementara sisanya (60%) di organisasi menengah dan kecil. Diperkirakan kerugian finansial yang ditimbulkan mencapai lebih dari 50 juta dolar AS, termasuk biaya perbaikan sistem dan kerugian akibat gangguan operasional.

Solusi dan Pelajaran yang Dapat Dipetik

CrowdStrike merespons cepat insiden BSOD dengan merilis patch untuk memperbaiki bug yang ada. Namun, untuk beberapa organisasi, dampak insiden tidak bisa diatasi cepat. Banyak perusahaan terpaksa melakukan rollback ke versi sebelumnya dari Falcon Sensor, dan melakukan peninjauan ulang terhadap kebijakan pengelolaan risiko mereka.

Pelajaran penting yang bisa Kita ambil dari insiden ini adalah pentingnya pengujian perangkat lunak secara komprehensif sebelum rilis. Pengujian yang melibatkan beberapa skenario penggunaan akan membantu proses identifikasi potensi bug sebelum mencapai pengguna akhir. Selain itu, organisasi perlu rencana cadangan kuat, termasuk prosedur untuk rollback dan komunikasi internal yang efisien dalam menghadapi insiden seperti ini.

Agar insiden serupa tidak terjadi lagi di masa mendatang, ada beberapa upaya antisipasi yang bisa kita ambil, diantaranya:

  1. Pastikan selalu backup sistem sebelum melakukan pembaruan
  2. Rajin memperbarui semua driver dan perangkat lunak
  3. Uji update di lingkungan staging sebelum menerapkan ke sistem produksi
  4. Untuk stabilitas, sebaiknya tetap gunakan beberapa versi di sebelumnya
  5. Terapkan protokol keamanan ketat dan pantau tiap pembaruan yang masuk

Kesimpulan

Insiden BSOD akibat bug pembaruan Falcon Sensor dari CrowdStrike menyoroti pentingnya keamanan dan ketelitian dalam pengembangan perangkat lunak. Keamanan siber pun tidak hanya soal melindungi data dari ancaman eksternal, tetapi juga mengelola risiko dari dalam. Dengan begitu, perusahaan dan organisasi bisa memperkuat sistem dan mengurangi risiko di masa depan. 

Insiden BSOD CrowdStrike secara tidak langsung menunjukkan adanya kerentanan teknologi yang kita andalkan setiap hari. Pengujian cermat, respons cepat terhadap masalah, dan kesiapan untuk mengelola krisis adalah kunci untuk menjaga integritas sistem dan layanan. 

Butuh Kapasitas Server untuk 250 juta user?Berikut pertimbangannya

Butuh Kapasitas Server untuk 250 juta user?Berikut pertimbangannya

Beberapa waktu lalu, jagat maya dihebohkan dengan huru-hara Sistem Informasi Rekapitulasi Pilkada atau disingkat SIREKAP. Banyak pengguna yang mengeluhkan aplikasinya lemot, sering error, dan susah login. Mengutip dari beberapa portal berita online, permasalahan tadi disebabkan karena banyaknya pengguna yang mengakses sistem dalam waktu bersamaan. Sehingga menyebabkan server down. Berapa banyak kapasitas server yang diperlukan untuk melayani 250 juta pengguna? 

Menentukan kapasitas server yang dibutuhkan untuk melayani 250 juta pengguna melibatkan beberapa faktor, termasuk jenis layanan yang disediakan, tingkat interaksi pengguna, dan sebagainya.

Berikut beberapa pertimbangan umum yang menentukan kapasitas kebutuhan server:

Tipe Layanan

Jika layanan menghabiskan banyak sumber daya seperti video streaming, game online, dan aplikasi berat, maka kapasitas server yang diperlukan juga akan lebih besar.

Tingkat penggunaan 

Pengguna yang berinteraksi dengan server secara aktif akan memerlukan kapasitas server lebih besar. User aktif adalah mereka yang melakukan pengiriman data terus menerus melalui aplikasi. Sebaliknya, pengguna yang tingkat interaksi akses ke aplikasi terbatas tidak memerlukan kapasitas server cukup besar. 

Beban Kerja Puncak

Perlu dihitung beban kerja puncak untuk memastikan server bisa menangani lonjakan lalu lintas pengguna secara efisien tanpa mengalami penurunan kinerja. Perlu adanya uji skalabilitas dan kinerja aplikasi secara rutin di bawah beban berat untuk mengidentifikasi kemacetan dan mengatasinya secara proaktif.

Cache dan Optimalisasi

Penggunaan teknik caching dan optimalisasi server dapat mengurangi beban pada server, mengurangi kebutuhan kapasitas. Penerapan caching untuk data yang sering diakses atau seluruh halaman guna mengurangi beban server aplikasi. Kita bisa gunakan teknologi seperti Redis atau Memcached untuk cache dalam memori.

Redundansi dan Ketahanan

Dalam beberapa kasus, diperlukan server cadangan dan keamanan yang baik untuk mengatasi kegagalan perangkat keras atau serangan. Kita perlu menyiapkan sistem cadangan, redundansi, dan rencana pemulihan bencana untuk meminimalkan waktu henti dan kehilangan data.

Jaringan

Ketersediaan bandwidth yang cukup dan infrastruktur jaringan yang handal sangat penting untuk mendukung jumlah pengguna yang besar. Penggunaan mekanisme caching dan Jaringan Pengiriman Konten (CDN) perlu dipertimbangan untuk mengurangi beban dan latensi server. 

Manajemen Biaya

Efisiensi alokasi sumber daya dan pemantauan biaya ternyata juga jadi pertimbangan penting untuk keberlanjutan pengembangan sistem. Untuk itu perlu pengawasan biaya terkait dengan penskalaan. 

Penting untuk melakukan analisis lebih lanjut dan mempertimbangkan kebutuhan spesifik aplikasi atau layanan yang akan dijalankan pada server tersebut. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah skala horizontal (penambahan server) dan vertikal (peningkatan daya server individual). Tujuannya untuk memastikan fleksibilitas dan skalabilitas sistem. Dengan data yang lebih spesifik, dapat dilakukan perhitungan yang lebih akurat untuk menentukan kapasitas server yang dibutuhkan.

Kesimpulannya, untuk menghitung kapasitas pengguna secara bersamaan perlu melibatkan beberapa pertimbangan seperti kapasitas server, bandwidth jaringan, penggunaan sumber daya rata-rata per pengguna, dan jumlah maksimum pengguna yang didukung oleh sistem tanpa menurunkan kinerja. 

Perhitungan tadi mungkin rumit dan perlu pengujian beban untuk menentukan secara tepat kapasitas pengguna secara bersamaan. Ada juga berbagai alat dan layanan online yang dapat membantu memperkirakan kapasitas pengguna secara bersamaan berdasarkan parameter dan persyaratan tertentu.

Pemanfaatan AI Chat GPT untuk Bisnis Kecil

Pemanfaatan AI Chat GPT untuk Bisnis Kecil Anda

Kecerdasan buatan (AI) menjadi pusat perhatian di beberapa tahun terakhir, terutama dengan munculnya Large Language Models (LLM) seperti GPT-3. Bagi bisnis kecil, AI bisa menjadi alat hebat untuk meningkatkan efisiensi, kreativitas, dan daya saing. Artikel ini akan mengurai bagaimana bisnis kecil bisa memanfaatkan LLM Generative AI seperti Chat GPT, Microsoft Bing Chat, dan Google Bard untuk meningkatkan usaha mereka dengan cara yang mudah dimengerti.

1. AI Chat GPT untuk Automatisasi Tugas Rutin

LLM AI dapat digunakan untuk mengotomatisasi tugas rutin dan repetitif. Misalnya, Anda dapat memanfaatkan LLM untuk menanggapi pertanyaan umum dari pelanggan, menghemat waktu dan sumber daya manusia. Dengan demikian, staf Anda bisa fokus pada tanggung jawab yang lebih strategis dan kompleks. Di sisi lain, pelanggan bisa mendapatkan jawaban dengan cepat tanpa menunggu staf manusia, meningkatkan kepuasan pelanggan dan mengurangi beban pekerjaan customer service.

2. Pembuatan Konten yang Relevan

LLM Generative AI mampu menciptakan konten yang lebih relevan dan menarik. Anda bisa menggunakan AI untuk membuat deskripsi produk, posting blog, atau bahkan konten media sosial. Dengan cara ini, Anda dapat memperluas audiens dan mempertahankan keterlibatan pelanggan, meningkatkan brand awareness secara signifikan. Contoh praktisnya seperti penambahan deskripsi yang lebih kreatif dan menarik meningkatkan daya tarik produk, memotivasi pelanggan untuk melakukan pembelian impulsif.

3. Pengoptimalan Proses Bisnis

Pemanfaatan LLM AI membantu dalam mengoptimalkan proses bisnis. Melalui analisis data yang canggih, AI dapat memberikan wawasan tentang bagaimana meningkatkan efisiensi operasional, mengidentifikasi peluang pertumbuhan, dan mengelola risiko. Ini membantu Anda membuat keputusan yang lebih cerdas dan tepat waktu. Contoh implementasinya, sebuah perusahaan makanan cepat saji menggunakan analisis prediktif AI untuk mengoptimalkan rantai pasok dan manajemen inventaris.

4. Pengembangan Aplikasi Berbasis AI

Jika bisnis Anda bergerak di bidang teknologi, Anda dapat mempertimbangkan pengembangan aplikasi berbasis AI. Misalnya, menggunakan LLM untuk menciptakan asisten virtual yang dapat membantu pelanggan dalam navigasi produk, memberikan rekomendasi, atau bahkan menyelesaikan pembelian secara otomatis. Di Vascomm misalnya, tim IT developer menggunakan AI Code Copilot untuk mempermudah penyelesaian code. Dengan cara ini, developer Vascomm bisa menyelesaikan code 50% lebih cepat dari sebelumnya dengan kualitas yang lebih baik juga.

5. Personalisasi Pengalaman Pelanggan

LLM Generative AI membantu Anda mempersonalisasi pengalaman pelanggan. Dengan analisis data yang mendalam, Anda dapat membuat rekomendasi produk yang lebih tepat dan menyesuaikan komunikasi dengan preferensi individu pelanggan. Ini meningkatkan kepuasan pelanggan dan membangun hubungan jangka panjang. Contoh implementasinya pada sebuah toko online menggunakan rekomendasi produk AI berbasis LLM berdasarkan riwayat pembelian dan preferensi pelanggan.

Langkah-langkah Implementasi AI Chat GPT

Berikut langkah yang bisa digunakan dalam mengimplementasikan pemanfaatan AI GPT di bisnis Anda:

  1. Identifikasi tugas yang bisa diotomatisasi: Identifikasi tugas yang memerlukan otomatisasi, seperti respon pelanggan, analisis data, atau pembuatan konten.
  2. Pilih platform AI yang sesuai: Pilihlah platform atau layanan AI yang sesuai dengan anggaran dan kebutuhan bisnis Anda.
  3. Pelajari penggunaan alat LLM: Pelajari cara menggunakan alat LLM yang Anda pilih melalui dokumentasi, tutorial, atau pelatihan yang disediakan.
  4. Terapkan pada skala kecil terlebih dulu: Mulailah dengan mengimplementasikan LLM pada skala kecil untuk menguji kinerjanya sebelum diterapkan secara luas.
  5. Evaluasi dan optimalisasi terus-menerus: Terus pantau kinerja AI dan perbarui implementasi sesuai dengan umpan balik dan hasil evaluasi.

Anda juga dapat berkonsultasi dengan Konsultan IT yang berpengalaman dalam implementasi AI untuk usaha kecil seperti Vascomm. Dengan konsultasi ahli, Anda dapat mengurangi ketidakpastian dan meningkatkan peluang kesuksesan implementasi GPT AI dalam bisnis kecil Anda. 

Bagus Fibrianto

Mobile App Development: Project Kompleks tapi Resource Terbatas

Mobile App Development: Project Kompleks tapi Resource Terbatas [2]

Pengembangan aplikasi mobile (mobile app development) dalam proyek yang kompleks dengan sumber daya terbatas bisa menjadi tantangan. Meski begitu, dia bisa diatasi dengan perencanaan yang cermat dan strategi tepat. Masih melanjutkan artikel sebelumnya, berikut beberapa strategi yang bisa kita implementasikan untuk mengoptimasi resource terbatas dalam pengembangan proyek aplikasi mobile berskala besar atau kompleks.

Memaksimalkan Penggunaan Library dan Plugin

Bisa dibilang, cara ini efektif untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas kode. Library dan plugin adalah kumpulan kode yang dikembangkan oleh komunitas atau pengembang individu dan bisa kita pakai lagi untuk pembangunan aplikasi. Jadi, pengembang tidak perlu menulis kode dari awal. 

Penggunaan library UI seperti Material-UI di React Native atau Flutter dapat mempermudah implementasi antarmuka pengguna yang menarik tanpa harus menulis setiap komponen secara manual. Plugin juga memberi fungsi tambahan yang memperluas kemampuan aplikasi tanpa perlu mengembangkan fitur dari awal.

Meski begitu, pemilihan library dan plugin harus dilakukan secara hati-hati. Pengembang perlu memastikan library atau plugin punya dukungan komunitas yang baik, terus diperbarui, dan cocok dengan kebutuhan spesifik proyek. Terlalu banyak ketergantungan pada library atau plugin tertentu bisa menghambat fleksibilitas pengembangan. 

Pemanfaatan library dan plugin yang maksimal akan mempercepat proses pengembangan, meningkatkan kualitas kode, dan mengurangi risiko kesalahan manusia. Dengan begitu, pengembang bisa menciptakan aplikasi mobile yang lebih efisien dan andal.

Manajemen Waktu 

Manajemen waktu juga menjadi unsur kritis dalam kesuksesan pengembangan aplikasi mobile. Pengembang perlu merencanakan dan mengatur waktu dengan cermat, mulai dari tahap perencanaan hingga penyelesaian proyek. Langkah awal manajemen waktu yang efisien adalah dengan membuat jadwal realistis dan mematuhinya. 

Pembagian waktu yang baik membantu menghindari prokrastinasi dan memastikan bahwa setiap fase pengembangan mendapatkan perhatian yang diperlukan. Masing-masing tahapannya adalah melakukan identifikasi tugas-tugas kunci. Kedua, alokasikan cukup waktu untuk setiap tahap pengembangan. Ketiga, prioritaskan pekerjaan berdasarkan urgensi dan dampaknya terhadap proyek.

Penggunaan alat manajemen proyek dan teknologi yang mendukung efisiensi waktu juga penting. Tools seperti Trello, Asana, atau Jira bisa melacak progres, mengelola tugas, dan memungkinkan kolaborasi yang lancar antar anggota tim. Otomatisasi proses seperti build dan deployment juga bisa menghemat waktu secara signifikan. 

Terakhir, pemantauan dan evaluasi progres secara berkala bisa membantu pengembang dalam mengidentifikasi potensi keterlambatan atau masalah lainnya. Pengembang dengan cepat juga bisa mengambil tindakan korektif. Ketepatan manajemen waktu membantu pengembang untuk mengoptimalkan produktivitas, meningkatkan kualitas hasil, dan memastikan proyek aplikasi mobile selesai tepat waktu sesuai dengan target yang ditentukan.

Pemantauan Kode yang Konsisten

Langkah terakhir ini untuk memastikan kualitas dan keberlanjutan proyek. Kode yang konsisten mengikuti standar dan pedoman penulisan kode yang sudah ditetapkan. Ini mencakup pemakaian format yang seragam, penyusunan struktur kode, dan penggunaan konvensi penamaan variabel dan fungsi. 

Dengan menjaga konsistensi, pengembang dan anggota tim lain dengan mudah bisa memahami, membaca, dan memelihara kode, bahkan jika proyek menjadi semakin kompleks atau berganti tangan kepada pengembang baru. Konsistensi pemantauan kode bisa ditingkatkan lewat penggunaan alat analisis statis dan penerapan kode review secara teratur.

Alat analisis statis seperti ESLint atau Pylint akan membantu mengidentifikasi potensi masalah dalam kode, seperti kesalahan sintaks, atau pelanggaran aturan penulisan kode. Pemantauan lewat kode review oleh anggota tim memungkinkan umpan balik konstruktif, pertukaran pengetahuan, dan penyempurnaan berkelanjutan. Kode yang konsisten bukan hanya menciptakan lingkungan pengembangan lebih bersih, tapi juga meningkatkan kecepatan dan efisiensi tim dalam mengembangkan, memelihara, dan memperbarui aplikasi mobile.

Kesimpulan

Kesuksesan proyek pengembangan aplikasi mobile tergantung pada langkah-langkah yang diambil sejak awal hingga implementasi akhir. Perencanaan matang, pemilihan platform yang tepat, dan efisiensi manajemen waktu menjadi faktor kunci untuk mencapai hasil optimal. 

Selain itu, penggunaan kerangka kerja yang efisien dan pemaksimalan library serta plugin membantu mempercepat proses pengembangan sambil meningkatkan kualitas dan konsistensi kode. Pemantauan kode yang konsisten, dengan penerapan standar penulisan kode dan analisis statis, memainkan peran penting dalam menciptakan lingkungan pengembangan yang terstruktur dan dapat dipahami oleh seluruh tim.

Pentingnya memahami kebutuhan pengguna, memilih platform dengan bijaksana, dan mengintegrasikan teknologi terkini dalam pengembangan memberi fondasi kuat untuk menciptakan aplikasi mobile yang sukses. 

Kesimpulannya, kesuksesan proyek pengembangan aplikasi mobile perlu kombinasi harmonis dan perencanaan strategis, keahlian teknis, manajemen sumber daya yang efisien, dan komitmen terhadap standar kualitas tinggi sepanjang siklus hidup pengembangan aplikasi tersebut.

Ian Ahmad P

Pengembangan aplikasi mobile

Mobile App Development: Project Kompleks, tapi Resource Terbatas? (1)

Pengembangan aplikasi mobile (mobile app development) di era disrupsi digital kini menjadi bagian integral dalam dunia teknologi. Pemahaman tentang bagaimana memaksimalkan sumber daya pun menjadi penting untuk bisa mengembangkan aplikasi yang responsif, efisien, dan inovatif. Persoalannya, tidak semua perusahaan punya tim mobile developer dalam jumlah cukup banyak. Lalu, bagaimana mereka yang punya keterbatasan resource tetap bisa menyelesaikan project besar dan kompleks? Simak uraian dan bocoran tipsnya di artikel ini. 

Pengerjaan proyek mobile app development skala besar dengan developer mobile terbatas rupanya menjadi tantangan tersendiri. Meski begitu, itu bukan pekerjaan mustahil yang tidak bisa kita selesaikan dengan baik. Dengan perencanaan matang dan strategi efektif, Kita masih bisa mengoptimalkan tim kecil untuk menyelesaikan proyek. Berikut beberapa strategi  yang bisa Kita aplikasikan untuk mengoptimalkan resource terbatas dalam pengembangan proyek aplikasi mobile berskala besar atau kompleks. 

Perencanaan yang Matang

Perencanaan yang baik menjadi penentu suksesnya proyek pengembangan aplikasi mobile. Dokumen perencanaan proyek bertujuan untuk menghindari ambigu atau konflik yang mungkin muncul selama pengembangan. Hal utama yang harus ada dalam perencanaan diantaranya tujuan proyek, kebutuhan user, dan ruang lingkup pekerjaan. Tim pengembang perlu melakukan identifikasi jelas dan terperinci mengenai fitur utama yang akan diimplementasikan, termasuk prioritas dan bagaimana mereka saling berinteraksi. 

Perencanaan yang baik juga merumuskan anggaran dan alokasi sumber daya dengan cermat. Di dalamnya membahas soal penilaian realistis waktu untuk setiap tahapan pengembangan, pemilihan teknologi tepat, serta perhitungan anggaran, mencakup biaya pengembangan, pemasaran, dan pemeliharaan. 

Perencanaan yang matang memberimu beberapa keuntungan. Dia akan memberi kita arah jelas, membantu mengelola ekspektasi, dan memastikan semua pemangku kepentingan yang terlibat paham serta setuju dengan jalur yang diambil. Keuntungan lain, proyek kita akan punya dasar kokoh, sehingga tim kita bisa bekerja lebih efisien dengan hasil yang optimal.

Ketepatan dalam Pemilihan Platform 

Pemilihan platform tepat dalam mobile app development adalah keputusan strategis yang dapat mempengaruhi kesuksesan proyek secara keseluruhan. Platform umumnya merujuk pada sistem operasi yang akan mendukung aplikasi, seperti iOS, Android, atau keduanya. Pengembang perlu tahu demografi target pengguna dan preferensi pasar. Jika target pasar utama adalah pengguna iPhone dan iPad, maka pengembangan di platform iOS akan lebih menguntungkan. Sebaliknya, jika tujuannya adalah menjangkau pengguna Android yang lebih luas, pengembangan untuk platform Android dapat menjadi pilihan lebih baik.

Pemanfaatan Framework yang Efisien

Gunakan kerangka kerja (framework) yang telah terbukti efisien dan sesuai dengan kebutuhan proyek. Kerangka kerja populer seperti React Native, Flutter, atau Xamarin memungkinkan pengembang untuk membuat aplikasi cross-platform dengan menggunakan satu basis kode. Cross-platform development adalah pendekatan yang memungkinkan pengembang membuat aplikasi di berbagai platform menggunakan satu basis kode. 

Keunggulan utama dari pengembangan cross-platform adalah efisiensi waktu dan biaya. Jadi, pengembang bisa menulis kode sekali dan mengimplementasikannya di kedua platform tanpa harus mengembangkan aplikasi dari awal untuk setiap sistem operasi. Hal ini mengurangi beban kerja dan memungkinkan pemeliharaan lebih mudah karena perubahan hanya perlu dilakukan pada satu basis kode.

Cross-platform development juga memungkinkan konsistensi antar aplikasi yang berjalan di berbagai platform. Desain dan fungsionalitas yang seragam di semua perangkat akan menciptakan pengalaman konsisten bagi pengguna. User juga bisa memiliki interaksi sama di semua perangkat yang mereka pakai. 

Cara tersebut bukan hanya menghemat waktu pengembangan, tapi juga akan menciptakan lingkungan yang lebih mudah dipahami oleh pengguna. Mereka bisa beradaptasi cepat dengan antarmuka yang serupa di berbagai perangkat. Keunggulan ini membuat cross-platform development menjadi pilihan menarik, terutama untuk perusahaan atau pengembang yang ingin mencapai audiens yang luas dengan anggaran dan sumber daya terbatas.

Ian Ahmad

Cara Memaksimalkan Fungsi GitHub Copilot untuk Proyekmu Selanjutnya

Cara Memaksimalkan Fungsi GitHub Copilot untuk Proyekmu Selanjutnya

Sebelum memaksimalkan fungsi GitHub Copilot, penting bagi Kita untuk memahami cara kerjanya. Artikel ini akan mengulas bagaimana cara kerja Copilot agar lebih maksimal untuk proyek pengembangan software. Cara Kerja GitHub Copilot :

1. Pemahaman Konteks:

Copilot menganalisis kode yang sedang ditulis oleh pengembang untuk memahami konteksnya. Ini termasuk pemahaman terhadap bahasa pemrograman, struktur data, dan logika dari kode yang sedang dikembangkan.

2. Generasi Kode:

Berdasarkan pemahaman konteks, Copilot menghasilkan rekomendasi kode yang relevan. Ini bisa berupa fungsi, kelas, variabel, atau bahkan blok kode yang lebih besar.

3. Saran dan Perbaikan:

Selain menghasilkan kode, Copilot juga memberikan saran terkait penulisan kode, membantu pengembang untuk menulis kode yang lebih efisien dan jelas.

Cara Mengoptimalkan Hasil GitHub Copilot:

1. Memberikan Konteks yang Jelas:

Saat menggunakan GitHub Copilot Copilot, berikan komentar atau variabel dengan konteks jelas. Ini membantu Copilot untuk memahami kebutuhan kode yang sedang dibangun.

Misalnya, Kamu sedang menulis fungsi untuk menghitung total harga pesanan dalam sebuah aplikasi e-commerce. Berikan komentar atau variabel dengan konteks yang jelas untuk membantu Copilot memahami kebutuhan.

Dengan memberikan komentar tersebut, Copilot dapat memahami bahwa fungsi ini berkaitan dengan perhitungan total harga dengan penerapan diskon.

2. Validasi Manual:

Meskipun Copilot sangat cerdas, penting untuk selalu memvalidasi hasil yang dihasilkan secara manual. Terkadang, rekomendasi yang diberikan belum tentu sesuai sepenuhnya dengan kebutuhan proyek.

Contoh, Copilot memberikan rekomendasi untuk mengimplementasikan algoritma sorting dengan fungsi native dari bahasa pemrograman Python. Namun, karena proyekmu sudah menggunakan library lodash untuk sorting, maka hasil dari Copilot perlu diverifikasi dan dimodifikasi.

3. Pemahaman Bahasa Pemrograman:

Memiliki pemahaman yang kuat tentang bahasa pemrograman yang digunakan membantu dalam mengoptimalkan hasil Copilot. Pengembang yang terbiasa dengan sintaksis, paradigma, dan prinsip dasar bahasa akan lebih mudah mengenali rekomendasi yang tepat.

4. Pelajari dari Rekomendasi:

Gunakan rekomendasi Copilot sebagai kesempatan untuk belajar dan memahami pendekatan yang mungkin belum terpikirkan sebelumnya. Gunakan rekomendasi ini sebagai sumber inspirasi dan pemahaman lebih dalam terhadap bahasa pemrograman.

5. Kustomisasi Editor:

Beberapa editor kode memungkinkan pengguna untuk menyesuaikan preferensi Copilot, seperti menyesuaikan jenis rekomendasi yang ingin ditampilkan atau menambahkan snippet kode yang sering digunakan.

Mengapa Perlu Mengoptimalkan Hasil Copilot? Ini Alasannya.

1. Kualitas Kode yang Lebih Baik:

Dengan memberikan konteks yang jelas dan validasi manual, pengembang dapat memastikan bahwa kode yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan proyek dan memenuhi standar kualitas.

2. Meningkatkan Produktivitas:

Dengan memahami cara terbaik untuk menggunakan Copilot, pengembang dapat lebih efisien dalam menulis kode dan mempercepat proses pengembangan.

3. Peningkatan Pembelajaran:

Memanfaatkan rekomendasi Copilot sebagai kesempatan untuk belajar membantu pengembang memperluas pengetahuan mereka tentang bahasa pemrograman dan strategi pemrograman yang berbeda.

Dengan memaksimalkan fungsi GitHub Copilot melalui pemahaman yang kuat tentang cara kerjanya, memberikan konteks yang jelas, validasi manual, dan terus belajar dari rekomendasi yang diberikan, pengembang dapat mengoptimalkan kontribusi Copilot dalam proyek-proyek pengembangan perangkat lunak mereka. 

GitHub Copilot adalah alat inovatif yang diciptakan oleh GitHub dan OpenAI untuk membantu pengembang perangkat lunak dengan rekomendasi kode cerdas dalam editor mereka. Dibangun di atas teknologi kecerdasan buatan yang kuat, Copilot menjadi asisten yang sangat berguna dalam menghasilkan kode, memberikan saran, dan meningkatkan produktivitas pengembangan perangkat lunak. Seperti AI lain, ada langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mengoptimalkan hasilnya.

GitHub Copilot

Mengenal GitHub Copilot: Asisten Coder Paling Powerful

GitHub Copilot adalah alat inovatif yang diciptakan oleh GitHub dan OpenAI untuk membantu pengembang perangkat lunak dengan rekomendasi kode cerdas dalam editor mereka. Dibangun di atas teknologi kecerdasan buatan kuat, Copilot menjadi asisten yang sangat berguna dalam menghasilkan kode, memberikan saran, dan meningkatkan produktivitas pengembangan perangkat lunak.

Apa Itu GitHub Copilot?

Skip the docs and stop searching for examples. GitHub Copilot helps you stay focused right in your editor

GitHub Copilot

Diatas adalah slogan yang ditawarkan oleh GitHub Copilot kepada para programmer. Lalu apa keuntungan yang ditawarkan oleh Copilot bagi programmer? Seperti diulas di paragraf sebelumnya, GitHub Copilot merupakan sistem kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) yang dikembangkan oleh perusahaan OpenAI Codex.

Simplenya, Copilot dibuat untuk mempermudah developer agar penulisan program lebih cepat tanpa perlu membuka dokumentasi dari bahasa pemrograman yang dipakai. GitHub Copilot menggunakan model bahasa yang diperkuat oleh pembelajaran mesin untuk menganalisis konteks kode yang sedang ditulis dan menghasilkan rekomendasi kode secara real-time. Ini berarti Copilot bisa memberikan potongan kode, saran penulisan, dan bahkan komentar berdasarkan konteks yang ada. Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan Copilot:

  1. Penghasilan Kode Otomatis. Copilot memahami konteks dari kode yang sedang ditulis dan secara otomatis menghasilkan potongan kode yang sesuai. Ini bisa berupa fungsi, kelas, variabel, atau bahkan seluruh blok kode.
  2. Saran Penulisan Kode. Selain menghasilkan kode, Copilot juga memberikan saran tentang bagaimana menulis kode dengan lebih baik. Ini bisa berupa penggunaan yang lebih efisien dari fungsi atau struktur data, atau bahkan saran untuk meningkatkan kejelasan kode.
  3. Menyederhanakan Proses Pengembangan. Copilot membantu mempersingkat waktu yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan solusi. Ini juga dapat membantu dalam mengeksplorasi cara-cara baru untuk menyelesaikan masalah.

Bagaimana Mengimplementasikan Copilot dalam Proyek?

1. Aktifkan dalam Editor:

Pastikan extension atau plugin GitHub Copilot terinstal di editor atau lingkungan pengembanganmu. Copilot saat ini tersedia di editor populer seperti Visual Studio Code.

2. Gunakan dengan Konteks:

Mulailah menulis kode dalam editor dan perhatikan rekomendasi yang muncul dari Copilot saat menulis. Berikan konteks jelas dalam komentar atau variabel yang kamu buat untuk memungkinkan Copilot memberikan rekomendasi lebih baik.

3. Eksplorasi dan Validasi:

Teruslah eksplorasi dengan rekomendasi yang diberikan oleh Copilot. Pastikan memvalidasi kode yang dihasilkan. Meski Copilot sangat cerdas, tetapi mungkin tidak selalu memberikan solusi yang sempurna.

4. Pelajari dari Copilot:

Gunakan Copilot sebagai sumber inspirasi dan pembelajaran. Perhatikan bagaimana Copilot menulis kode dan gunakan kesempatan ini untuk memperluas pengetahuanmu tentang bahasa pemrograman atau paradigma yang digunakan.

GitHub Copilot adalah alat yang sangat powerful, tetapi tetap penting untuk diingat bahwa ini adalah alat bantu. Keterlibatan manusia dalam proses pengembangan tetap krusial untuk memastikan kode yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan proyek dan standar terbaik dalam pengembangan perangkat lunak.

Dengan memanfaatkan GitHub Copilot secara bijaksana, pengembang dapat mempercepat proses pengembangan, meningkatkan produktivitas, dan terus belajar dari rekomendasi yang diberikan oleh asisten kodenya yang sangat powerful ini.

Quality Assurance Software

Quality Assurance Software Harus Bisa Ngoding?

Pengujian perangkat lunak (Quality Assurance atau QA) adalah salah satu tahapan penting dari siklus pengembangan perangkat lunak. Penjaminan mutu bertujuan untuk memastikan bahwa perangkat lunak yang dihasilkan berkinerja baik, bebas kesalahan, dan memenuhi kebutuhan pengguna. Salah satu pertanyaan yang sering ditanyakan di dunia Quality Assurance adalah apakah seorang profesional Quality Assurance software harus memiliki keterampilan pemrograman atau coding? Artikel berikut akan menguraikan pro kontra terkait pertanyaan tadi.

Quality Assurance Software harus bisa koding: PRO

Kemampuan Ngoding Meningkatkan Pemahaman

QA dengan kemampuan coding akan lebih memahami source code perangkat lunak yang diuji. Hal ini memungkinkan mereka mengidentifikasi potensi masalah lebih cepat dan efektif.

Kustomisasi pengujian

Dengan keterampilan pengkodean, tim QA bsia membuat skenario pengujian lebih kompleks sesuai kasus pengujian tertentu. Hal ini dapat meningkatkan kualitas pengujian dan mendeteksi kesalahan yang mungkin terlewatkan saat pengujian manual.

Kolaborasi lebih baik

Seorang Quality Assurance software yang menguasai bahasa pemrograman sama dengan tim pengembangan akan berkolaborasi dengan lebih baik. Mereka bisa berkomunikasi lebih mudah dengan pengembang tentang masalah yang terdeteksi.

QA harus bisa koding: KONTRA

Tidak semua QA harus bisa membuat kode 

Tidak semua orang di tim Quality Assurance software harus menjadi ahli  pemrograman. Ada berbagai peran dalam QA termasuk pengujian fungsional, pengujian kinerja, pengujian keamanan, dll. Sebagian besar pekerjaan jaminan kualitas tidak memerlukan pengetahuan pemrograman yang luas.

Fokus utama:

Seorang QA yang terlalu fokus pada pemrograman mungkin akan mengorbankan tujuan utamanya, yaitu memastikan kualitas perangkat lunak. Terlalu banyak waktu yang dihabiskan untuk coding dapat mengurangi waktu yang dihabiskan untuk pengujian yang lebih mendalam.

Keterampilan penting lainnya:

Keterampilan komunikasi, analitis, dan pemecahan masalah juga penting dalam memastikan kualitas. Tidak semua orang memiliki minat atau bakat dalam bidang pemrograman, dan hal ini belum tentu merupakan persyaratan mutlak untuk kesuksesan yang berkualitas.

Kesimpulannya, bisakah seorang Quality Assurance software menulis kode? Jawabannya tergantung pada peran dan tugas dalam tim QA, serta kebutuhan proyek yang sedang dikerjakan. Meskipun keterampilan pengkodean dapat menjadi aset berharga dalam situasi tertentu, keterampilan tersebut belum tentu merupakan persyaratan untuk menjadi penjaminan mutu yang efektif.

Penting untuk mempertimbangkan peran individu dalam tim Quality Assurance software dan memastikan mereka punya keterampilan tepat untuk tanggung jawab jobdesk. Entah seseorang mengetahui cara membuat kode atau tidak, hal terpenting dalam penjaminan kualitas adalah memastikan bahwa perangkat lunak berfungsi dengan baik, aman, dan memenuhi harapan pengguna.

Dokumen Persyaratan Bisnis (BRD)

Dokumen Persyaratan Bisnis (BRD) untuk Kesuksesan Proyek Pengembangan Perangkat Lunak

Pengembangan perangkat lunak menjadi proses kompleks dan menantang bagi klien yang tidak familiar dengan aspek teknis proyek. Tantangan terbesar klien adalah memastikan perangkat lunak yang diterima sesuai dengan kebutuhan dan persyaratan bisnis. Di sinilah pentingnya keberadaan Dokumen Persyaratan Bisnis (BRD) untuk kesuksesan pengembangan perangkat lunak atau software

BRD merupakan dokumen komprehensif yang menguraikan detail kebutuhan dan persyaratan bisnis dalam proyek pengembangan perangkat lunak. Bisa dibilang BRD itu dokumen perjanjian resmi antara klien dan pihak pengembang. Umumnya BRD berisi informasi soal cakupan proyek, kebutuhan, timeline pengerjaan, laporan keuangan, dan perkiraan budget. Lebih spesifik, komponen dalam dokumen persyaratan bisnis (BRD) mencakup: 

  1. Persyaratan fungsional: Fitur dan fungsionalitas yang harus dimiliki perangkat lunak untuk memenuhi tujuan bisnis.
  2. Spesifikasi teknis: Persyaratan teknis perangkat lunak, termasuk persyaratan perangkat keras dan perangkat lunak, serta persyaratan integrasi apa pun.
  3. Tujuan bisnis: Tujuan dan target proyek, serta masalah bisnis yang ingin diselesaikan oleh perangkat lunak.
  4. Jadwal proyek: Jadwal proyek, termasuk tonggak dan batas waktu.

Manfaat penggunaan Dokumen Persyaratan Bisnis (BRD)

Mengutip pendapat I Six Sigma, bahwa setiap manajemen proyek perlu dokumen persyaratan bisnis (BRD) untuk kebutuhan target proyek. Alasannya karena dokumen itu akan menjelaskan solusi paling efektif untuk setiap fungsi proses dalam proyek. Disamping berfungsi untuk membedakan solusi bisnis dan solusi teknis proyek, BRD punya manfaat lain, seperti:

  1. Komunikasi lebih baik: BRD berfungsi untuk memastikan bahwa klien dan pihak pengembang memahami lingkup dan persyaratan proyek.
  2. Risiko lebih rendah: Dengan menentukan cakupan proyek dan persyaratan sejak awal, tim pengembangan bisa mengidentifikasi risiko dan masalah potensial sejak dini, mengurangi kemungkinan keterlambatan atau revisi yang mahal.
  3. Manajemen proyek lebih baik: BRD memastikan proyek berjalan sesuai rencana dan memenuhi kebutuhan serta persyaratan klien.
  4. Perangkat lunak lebih baik: Pengembangan perangkat lunak bisa berjalan efektif sesuai kebutuhan dan persyaratan dari klien sejak awal, jadi meminimalisir revisi atau perubahan yang menambah cost.

Cara Membuat BRD

Membuat BRD mungkin tampak seperti tugas yang menakutkan, tetapi hal ini penting untuk memastikan kesuksesan proyek pengembangan perangkat lunak. Berikut adalah beberapa langkah yang harus diikuti saat membuat BRD:

  1. Kumpulkan persyaratan. Lakukan identifikasi kebutuhan klien, dan persyaratan bisnis yang mereka mau dalam proyek pengembangan perangkat lunak.
  2. Tentukan cakupan proyek, termasuk fitur dan fungsionalitas yang harus ada dalam perangkat lunak.
  3. Tetapkan tujuan dan target proyek, serta batasan atau keterbatasan apa pun.
  4. Buat jadwal, termasuk tonggak dan batas waktu
  5. Tinjau dan revisi. Tinjau BRD dengan klien dan tim pengembangan, dan revisi jika diperlukan untuk memastikan bahwa dokumen tersebut mencerminkan kebutuhan dan persyaratan klien dengan akurat.

Sebagai kesimpulan, Dokumen Persyaratan Bisnis (BRD) adalah dokumen penting untuk proyek pengembangan perangkat lunak. Ini menguraikan kebutuhan dan persyaratan bisnis untuk perangkat lunak, memastikan bahwa tim pengembangan memahami kebutuhan dan persyaratan klien. 

BRD menjadikan komunikasi antara klien dan pihak pengembang berjalan lebih baik, minim resiko, pengembangan perangkat lunak efektif. Jika Anda adalah klien potensial yang berniat mengembangkan aplikasi perangkat lunak, Kami sarankan Anda menghubungi tim pengembang kami untuk diskusi lebih lanjut tentang bagaimana BRD bisa menguntungkan bisnis Anda.

Q & A Vascomm Webinar : Mengenal Arsitektur Microservice

Q & A Vascomm Webinar : Mengenal Arsitektur Microservice

Diantara berbagai pola dan gaya arsitektur perangkat lunak (software architecture), microservice termasuk dalam kategori pola yang paling banyak dipakai oleh software developer. Microservice banyak diaplikasikan pada organisasi dan bisnis yang perlu kelincahan dan skalabilitas lebih besar. 

Di microservice, setiap fitur dibangun terpisah dan independen dari fitur lainnya. Fitur yang terpisah memungkinkan untuk dikembangkan secara individu tanpa berkaitan dengan seluruh codebase. Komunikasi antar service menggunakan HTTP rest atau message bus.

Pola microservice sekilas terlihat lebih kompleks. Selain itu, developer juga perlu mengeluarkan usaha lebih besar untuk pengembangan software. Berbeda dengan monolith yang tiap fiturnya berkaitan erat dan saling mempengaruhi. Sehingga itu membuatnya lebih beresiko, proses update lebih rumit, integrasi lebih susah, dan peluang munculnya bugs lebih banyak.  

Mengenai mengapa dan bagaimana implementasi microservice untuk kebutuhan bisnis, semua disampaikan pada sesi Vascomm Webinar bertema ‘Trend IT di dunia kerja’. Di akhir sesi webinar, ada beberapa pertanyaan yang diajukan oleh peserta, seperti terangkum di bawah ini: 

[Q1] Untuk service yang menggunakan lumen, mana yang performanya lebih powerfull antara laravel dengan nodejs?

Karena laravel/lumen dibangun menggunakan PHP yang mana merupakan synchronous language, maka NodeJS lebih diunggulkan. Alasannya karena NodeJS berbasis Javascript dengan konsep asynchronous, sehingga membuat performa eksekusi code jadi lebih cepat. Selain itu, NodeJS juga memiliki fokus yang bisa menghandle multithreading dan parallel request.

[Q2] Mending menerapkan microservice di awal pengembangan, atau tunggu sampai users sudah banyak?

Tergantung dari tujuan pengembangan dan kebutuhan aplikasi. Jika memang ada niat menerapkan microservice, akan lebih baik kalau dilakukan di awal. Alasannya karena menghapus kebutuhan modularisasi / refactor di kemudian hari. 

Nah, apa itu refactoring ? Menurut Martin Fowler, dia adalah proses mengganti software system tanpa mengubah behaviour dari kode tersebut, akan tetapi membuat struktur di dalamnya jadi lebih baik.

[Q3] Sampai berapa batasan microservice agar web kita berjalan dengan optimal? Misal kita pecah jadi 100, apakah masih worth it? Apa ada alternatif lain jika overload?

Jawabnya relatif, bergantung dengan resource dan kemampuan dari server. Semua disesuaikan kebutuhan saja. Jika terjadi overload, ya nambah resource boss hehe

Kedua, depend on traffic. Jika dirasa modul kita mengalami penurunan performa karena disebabkan traffic yang sangat tinggi , maka kita harus segera melakukan scale up sekali lagi. Tidak bagus juga kalau kita langsung memberikan resource yang sangat besar akan tetapi trafficnya kecil. Jadinya tidak efektif.

Optimalnya bukan tergantung dari banyaknya microservice, tapi jumlah aktifitas atau lalu lintas request responnya serta cara kita mengatasi massive request bersamaan. Bila overload, Kita bisa enhance di dalam code dengan melakukan optimasi task seperti multithread, chunking proses, dan sebagainya. Selain itu, enhance juga perlu dilakukan dari sisi infrastruktur, caranya dengan menambah jumlah resource untuk memaksimalkan kinerja proses.

[Q4] Saran untuk memprioritaskan kebutuhan infrastruktur atau kebutuhan bisnis?

Keduanya sama-sama penting. Poin utamanya itu yang penting bisnis jalan dan infrastruktur bisa support berlangsungnya bisnis

[Q5] Microservices memungkinkan berbagai macam database pada service berbeda. Bagaimana jika dalam pembuatan service butuh data dari service lain? Bagaimana cara mengambilnya?

Lewat API, komunikasi antar services

[Q6] Apakah kemacetan jaringan berpengaruh pada arsitektur sistem layanan microservice? Bagaimana menghindarinya?

Jelas sih. Solusinya simple, bila arsitektur jaringan diatur dengan baik dan gak terjadi bottleneck, maka layanan aman dari gangguan. Apa itu bottleneck? Dia adalah macetnya proses aliran atau transmisi data sebab alasan tertentu. Biasanya karena perbedaan antara kecepatan kerja suatu komponen dengan kecepatan bus-nya.

Untuk mengatasinya kita bisa pakai load balancing. Yaitu teknik mendistribusikan beban trafik pada dua atau lebih jalur koneksi secara seimbang. Gunanya agar trafik berjalan optimal, memaksimalkan throughput, memperkecil waktu tanggap dan menghindari overload pada salah satu jalur koneksi.