Design Sprint & SCRUM: Teknik Pengembangan Produk Startup yang Minim Risikov

Design Sprint & SCRUM: Teknik Pengembangan Produk Startup yang Minim Risiko

Memulai bisnis startup bisa jadi petualangan menarik dan penuh tantangan. Ada beberapa hal yang perlu Kita siapkan sebelum mengembangkan bisnis startup lebih jauh. Misalnya, soal pengembangan produk yang dibutuhkan pasar saat itu (product-market fit). Bagaimana mencapai product-market fit tadi? Artikel ini menguraikan penggabungan design sprint dan SCRUM yang jadi solusi dalam pengembangan produk startup efisien, mudah beradaptasi, dan minim resiko.  

Apa itu Design Sprint? 

Design Sprint merupakan metode yang dikembangkan oleh Google Ventures. Metodenya dirancang untuk membantu penyempurnaan ide sebuah produk lebih cepat melalui rekan tim kerja. Design sprint melibatkan aktivitas kolaboratif dengan rekan kerja, seperti mengidentifikasi masalah, membuat solusi, menghasilkan ide, membuat prototype  hingga uji produk kepada calon pengguna. 

Ada beberapa manfaat ketika startup menerapkan metode design sprint, diantaranya:

  • Identifikasi Masalah 

Cepat menangani masalah seperti problem worth solving, hingga dapat solusi tepat.

  • Cepat dan Efisien

Design sprint hanya berlangsung selama seminggu, sehingga memudahkan Anda untuk  mencapai hasil yang relevan dalam jangka waktu cukup singkat. 

  • Validasi Ide 

Anda bisa melakukan uji prototype kepada calon pengguna, sebelum memulai berinvestasi lebih luas.

Kunci sukses ide startup berasal dari kinerja kolaborasi tim. Metode design sprint akan melibatkan aktivitas kolaboratif bersama rekan kerja atau tim. Termasuk tim desainer, pengembang, pemilik produk, dan lainnya. 

Model design sprint memungkinkan Anda bisa membuat ide dan prototype sederhana, hingga uji prototype kepada calon pengguna. Hasil uji prototype nantinya bisa jadi pertimbangan layak tidaknya untuk dilanjutkan. 

SCRUM untuk Pengembangan Produk Startup

SCRUM merupakan rangkaian kerja pengembangan perangkat lunak yang mengikuti pendekatan berulang. Hal ini melibatkan penciptaan tim kolaboratif, dan fokus terhadap pengiriman produk dalam jangka waktu yang disebut Sprint.

Manfaat SCRUM untuk Startup

Beberapa alasan mengapa startup juga perlu menerapkan SCRUM untuk pengembangan bisnis startup antara lain: 

  • Keterlibatan Pemangku Kepentingan 

SCRUM membutuhkan interaksi bersama tim pengembang secara sehat dan teratur.

  • Fleksibilitas

Anda bisa beradaptasi cepat dengan merespon perubahan kebutuhan pasar terkait kebutuhan produk. 

  • Pengiriman Produk yang Cepat
SCRUM akan menghasilkan pengiriman produk lebih cepat daripada metode tradisional.

Setelah metode Design Sprint selesai dan idenya tervalidasi, Anda bisa melanjutkan pengembangan produk ke metode SCRUM. Hasil penggunaan design sprint seperti identifikasi masalah dan pembentukan prototype dapat digunakan sebagai titik awal untuk memulai metode SCRUM.

Anda bisa bekerja dengan tim untuk menentukan prioritas fitur dan fungsi produk yang perlu dikembangkan terlebih dahulu. SCRUM melibatkan pembangunan produk secara berulang hingga sempurna, dalam periode waktu yang singkat, biasanya satu hingga empat minggu.

Kelebihan Pendekatan Kombinasi
Kombinasi design sprint dan SCRUM memberikan sejumlah kelebihan bagi startup antara lain:

  • Minim Risiko
    Meminimalisir risiko pengembangan produk. Caranya dengan memvalidasi ide dan beradaptasi dalam perubahan SCRUM. 
  • Adaptabilitas
    Startup harus siap beradaptasi cepat karena design sprint dan SCRUM membutuhkan kinerja yang gesit.
  • Peningkatan Kolaborasi Tim
    Butuh kolaborasi tim yang selaras agar kombinasi kerja dari gabungan design sprint dan SCRUM  bisa terkoordinasi dengan baik.
  • Pengiriman Produk Lebih Cepat
    Metode SCRUM fokus pada pengiriman yang lebih cepat, sehingga pemasaran produk bisa lebih cepat.

Contoh startup yang sukses menggabungkan metode design sprint dan SCRUM untuk pengembangan produk digital mereka adalah Slack dan Airbnb. Keduanya bukan saja sukses menciptakan ide, tapi juga melakukan adaptasi dan respon cepat terhadap kebutuhan pelanggan. 

Berikut 3 langkah untuk mengimplementasikan kolaborasi design sprint dan SCRUM: 

  • Memulai awal dengan Design Sprint
    Anda bisa memulai untuk mengidentifikasi masalah yang ingin diselesaikan.
  • Melanjutkan dengan SCRUM
    Gunakan hasil kinerja dari Design Sprint sebagai titik awal dalam SCRUM.
  • Optimalkan Kolaborasi Tim 

Pastikan tim Anda berkolaborasi dengan baik sepanjang proses pengembangan produk.

Kesimpulannya, penggabungan design sprint dan SCRUM adalah teknik sangat efektif untuk pengembangan produk startup. Cara ini membantu startup mengasah ide mereka, mengidentifikasi masalah yang ingin diselesaikan, dan membantu mengembangkan produk dengan cepat dan adaptif. 

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *