Keberhasilan pengembangan proyek IT tak terlepas dari peran seorang System Analyst (SA). Secara general, SA bertanggung jawab menganalisa kebutuhan bisnis dan merancang sistem tepat guna sejalan dengan kebutuhan klien. Apa saja peran dan tanggung jawab System Analyst dalam proyek IT? Yuk, simak artikel ini lebih lanjut!
Requirement Gathering dan Analisis Kebutuhan
Requirement Gathering menjadi proses awal sebelum pengembangan proyek IT. Dia berupa tindakan identifikasi, mengumpulkan, dan mencatat kebutuhan pengguna, tujuan dan sistem yang diinginkan dalam sebuah proyek pengembangan proyek IT.
Perancangan Sistem
System Analyst mengidentifikasi kebutuhan dan membuat solusi sistem yang tepat untuk memenuhi kebutuhan pengguna. Di tahap ini SA merancang spesifikasi fungsional dan non-fungsional sistem, mencakup arsitektur, fitur, alur kerja, dan antarmuka pengguna. Pemodelan proses bisnis, diagram alir data, dan mungkin pembuatan prototipe adalah beberapa komponen penting dalam perancangan proyek IT.
Koordinasi Tim
System Analyst berperan sebagai penghubung antara tim pengembang dengan stakeholder. Sebagai penghubung, SA membantu meningkatkan pemahaman antara pengguna dan pengembang dengan menyampaikan persyaratan dan kebutuhan yang jelas kepada tim pengembang.
Support pasca development
System Analyst biasanya akan terlibat dalam training end user serta support pasca implementasi sistem. Tujuanya untuk memastikan pengguna memahami cara menggunakan system, menangani masalah, dan bekerja sama dengan tim pengembang/tim terkait dari permasalahan yang timbul.
Dari penjelasan tadi, Kita bisa simpulkan bahwa SA memainkan peran penting yang menghubungkan kebutuhan bisnis dengan implementasi teknologi di setiap tahapan proyek. Mereka juga memastikan bahwa sistem yang sudah dibangun itu sudah memenuhi kebutuhan bisnis, bisa berfungsi dengan baik, dan memberikan best value untuk stakeholder terkait.