Cloud vs on premise – Memasuki 2025, transformasi digital menjadi kebutuhan utama untuk bisa memenangkan persaingan pasar. Bisnis dituntut untuk bergerak cepat, aman, dan efisien.
Di sisi lain, pertumbuhan data, ketergantungan pada layanan digital, dan tekanan operasional membuat pemilihan arsitektur IT semakin krusial.
Banyak perusahaan mulai mempertimbangkan transisi ke cloud, tapi tidak sedikit juga yang tetap mengandalkan sistem on premise karena alasan keamanan atau regulasi. Lalu, mana yang sebenarnya lebih tepat untuk kebutuhan bisnis saat ini?
Apa Itu Cloud dan On Premise?
Sederhananya, cloud computing adalah model di mana infrastruktur, software, dan penyimpanan data dijalankan oleh penyedia layanan (seperti AWS, Google Cloud, Azure), dan diakses melalui internet.
Sebaliknya, on premise berarti perusahaan memiliki dan mengelola sendiri server serta sistem IT mereka, biasanya ditempatkan di dalam kantor atau data center internal.
Perbedaan utama antara keduanya terletak pada kepemilikan, fleksibilitas, dan cara perusahaan mengelola resiko, keamanan, serta biaya.
Perbandingan Cloud vs On Premise
Berikut beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan sebelum memutuskan:
1. Biaya
- Cloud: Tidak membutuhkan investasi awal besar. Skema langganan atau bayar sesuai pemakaian memungkinkan perusahaan mengontrol anggaran lebih fleksibel.
- On premise: Butuh biaya awal besar untuk server, lisensi, dan infrastruktur. Namun, dalam jangka panjang, biaya bisa lebih stabil jika dikelola dengan baik.
2. Skalabilitas
- Cloud: Mudah disesuaikan. Perusahaan bisa menambah atau mengurangi kapasitas dengan cepat sesuai kebutuhan.
- On Premise: Untuk scale-up, perlu penambahan hardware dan proses procurement yang lebih panjang.
3. Keamanan dan Kepatuhan
- On Premise: Cocok untuk industri yang butuh kontrol penuh atas data. Keamanan dikelola sepenuhnya oleh tim internal.
- Cloud: Penyedia layanan biasanya memiliki sertifikasi keamanan dan kepatuhan (ISO, GDPR, dsb.), tapi tetap memerlukan pengaturan internal yang ketat.
4. Aksesibilitas
- Cloud: Dapat diakses dari mana saja. Ideal untuk kerja remote, tim lapangan, dan kolaborasi antar kantor.
- On Premise: Akses terbatas ke jaringan internal, kecuali disiapkan sistem VPN atau remote access tambahan.
5. Pemeliharaan
- Cloud: Tidak perlu maintenance langsung. Update dan perawatan sistem ditangani oleh penyedia layanan.
- On Premise: Perlu tim IT untuk mengelola, memperbarui, dan menjaga kestabilan sistem secara rutin.
Baca juga: Apa Itu On Demand Services? Ini Penjelasan dan Contohnya!
Jadi, Mana yang Paling Cocok untuk Bisnis?
Tidak ada solusi tunggal untuk semua bisnis. Cloud lebih cocok untuk perusahaan yang membutuhkan fleksibilitas, bekerja secara remote, atau ingin fokus pada efisiensi tanpa beban pengelolaan infrastruktur. Cocok untuk startup, UMKM digital, dan tim teknologi yang dinamis.
On Premise tetap relevan untuk industri yang memiliki aturan ketat, seperti finansial, pemerintahan, atau kesehatan di mana kepemilikan dan kontrol atas data sangat krusial.
Di banyak kasus, pendekatan hybrid menggabungkan cloud dan on premise, juga bisa menjadi solusi terbaik. Fleksibel, bertahap, dan sesuai dengan kesiapan bisnis.
Dapatkan Solusi Teknologi yang Tepat Bersama Vascomm
Memilih infrastruktur cloud vs on premise bukan keputusan yang bisa cocok untuk semua bisnis. Itulah mengapa Vascomm hadir bukan hanya sebagai penyedia solusi teknologi, tapi juga sebagai partner strategis yang memahami konteks dan kebutuhan bisnis Anda.
Kami siap mendampingi mulai dari proses evaluasi hingga implementasi, baik saat Anda ingin beralih ke cloud, maupun mengoptimalkan sistem on premise yang sudah berjalan.
Pastikan sistem yang Anda gunakan benar-benar mendukung efisiensi, keamanan, dan pertumbuhan jangka panjang. Konsultasikan kebutuhan Anda dengan kami!