Membandingkan Kinerja Laravel Terbaru dengan Framework Pemrograman Pesaingnya

Membandingkan Laravel Terbaru dengan Framework Pesaingnya

Seiring perjalanan waktu dalam pengembangan website, muncul berbagai framework modern seperti React, Next JS, Adonis Js, dan lainnya, bahkan dengan bahasa pemrograman baru yang mulai banyak digunakan yaitu Golang. Dari sekian banyaknya opsi dalam pengembangan website, seperti apa kemudian perbandingan kinerja Laravel dengan framework pesaingnya?

Laravel adalah PHP framework open-source yang dikembangkan oleh Taylor Otwell. Berbekal beberapa fitur canggih dan desain elegan, Laravel mengamankan tempatnya sebagai salah satu framework PHP terdepan saat ini. Soal kinerja, Laravel konsisten melakukan perbaikan di setiap versi barunya, termasuk peningkatan pangalaman pengembangan. Ada beberapa framework atau bahasa pemrograman yang mulai banyak dipakai di kalangan pengembang web, diantaranya:

React JS

React adalah library javascript yang dikembangkan oleh Facebook. Meski bukan framework langsung, React jadi pendamping populer dalam pengembangan antarmuka pengguna yang interaktif. Dalam hal kinerja, React memberikan kecepatan eksekusi sangat baik karena virtual DOM yang canggih. Namun, perlu diingat bahwa Laravel lebih cocok untuk pengembangan aplikasi web pada skala besar, sedangkan React lebih fokus pada komponen antarmuka pengguna.

Golang

Golang atau Go adalah bahasa pemrograman yang dikembangkan oleh Google. Dikenal dengan kecepatan eksekusi yang tinggi, Golang jadi pesaing serius dalam hal kinerja. Meskipun Laravel menggunakan bahasa pemrograman PHP yang dinamis, Golang dengan struktur statis memberikan kinerja lebih baik dalam situasi tertentu. Namun, penggunaan Golang membutuhkan pemahaman lebih mendalam tentang bahasa dan konsep dasarnya.

Yii

Yii adalah PHP framework yang dirancang fokus pada kecepatan dan efisien. Soal kinerja, Yii menawarkan kecepatan eksekusi tinggi dan penggunaan sumber daya lebih efisien.  Meski kemampuan Laravel lebih luas, Yii jadi pilihan lebih baik bagi pengembang yang menginginkan framework ringan dan cepat.

Codeigniter

Framework ini fokus pada kesederhanaan dan kinerja tinggi. Di beberapa situasi, Codeigniter dapat memberikan yang lebih baik dari Laravel. Namun Codeigniter punya fitur lebih terbatas dibandingkan Laravel, dan tidak se komprehensif Laravel dalam hal kemampuan dan fitur pengembangan.

Next JS

Next JS adalah framework javascript yang sering digunakan untuk pengembangan aplikasi web berbasis React. Next JS memberi pengalaman pengembangan yang modern dan efisien dengan dukungan server side rendering (SSR). Dalam hal kinerja, Next JS dapat menghadirkan waktu reload lebih cepat dan penggunaan sumber daya lebih efisien.

Dari beberapa penjabaran poin diatas dapat disimpulkan, Laravel tetap menjadi salah satu PHP framework yang paling populer dan kuat dalam hal pengembangan website. Soal perbandingan kinerja, Laravel tetap memberikan kinerja yang sangat baik di tengah gempuran framework modern seperti React, Next JS, dan Golang. 

Framework satu ini tetap menjadi pilihan kuat untuk pengembangan aplikasi web skala besar. Namun, setiap framework punya kelebihan dan kelemahan serta kesesuaian penggunaan yang berbeda. Pemilihan framework tergantung pada kebutuhan proyek dan preferensi pengembang.

Mengenal Angular JS dan Fitur - Fiturnya

Mengenal Angular JS dan Fitur – Fiturnya

AngularJS merupakan salah satu front-end framework JavaScript untuk pembuatan website dinamis yang cukup populer di kalangan developer. Framework buatan engineer Google, Misko Hevery dan Adam Abrons terkenal ramah untuk level pemula.

Google merilis versi pertama pada 2012 sebagai framework yang open source. Hingga saat ini angular.js sukses menjadi salah satu framework JavaScript populer dan banyak dipakai oleh developer di seluruh dunia.

AngularJS  memungkinkan developer untuk membuat website dengan metode Model-View-Controller (MVC), yaitu:

  • Model, struktur data yang mengelola informasi dan menerima input dari controller.
  • View, representasi informasi.
  • Controller, merespons input dan berinteraksi dengan model.

Fitur Utama Dalam Angular Js

  • Data binding: sinkronisasi data otomatis antara model dan view.
  • Scope: objek yang mengacu pada model sebagai perekat antara controller dan view.
  • Controller: kumpulan fungsidari javascript.
  • Services: Angular JS datang dengan beberapa built-in services seperti $http untuk membuat sebuah XMLHttpRequests.
  • Filters: pilihan item dari sebuah array dan mengembalikan sebuah array baru.
  • Directives: marker dari DOM elemen seperti element, attribute, css dan lainnya.
  • Templates: tampilan yang dirender dengan informasi dari controller dan model.
  • Routing: perpindahan tampilan.
  • Model View Whatever: Angular JS tidak mengimplementasikan MVC secara umum, tapi sesuatu yang lebih dekat sebagai MVVM (Model View View Model).
  • Deep Linking: mengijinkan Anda untuk meng-encode keadaan dari aplikasi pada URL, sehingga bisa dibookmark. Aplikasi bisa direstore dari URL dari keadaan terakhir.
  • Dependency Injection: terdapat built in dependency injection sehingga membantu developer untuk membuat dan mencoba aplikasi dengan mudah.

Fitur Umum Angular Js

Angular JS adalah framework yang efisien untuk membangun Rich Internet Applications (RIA). Framework ini memberikan pilihan developer untuk menulis aplikasi dari sisi client dengan javascript dan pendekatan MVC (Model, View, Controller).

Aplikasi yang dibangun menggunakan Angular JS bisa dipakai di segala web browser. Dia bisa secara otomatis menghandle javascript agar cocok dengan web browser yang digunakan.

AngularJS memiliki bagian-bagian utama yang mempengaruhi proses kerja dari framework tersebut, bagian utama tersebut berupa

  • Ng- App, memberikan pengarahan definisi dan link dari aplikasi ke HTML.
  • Ng- Model, mengarahkan data aplikasi ke input kontrol HTML.
  • Ng- Bind, menunjukan arahan ke tag HTML.

Secara keseluruhan, implementasi framework AngularJS dalam pengembangan website punya beberapa kelebihan, diantaranya:

  1. Memudahkan developer untuk melakukan pembuatan aplikasi karena mampu melakukan pengelolaan SIngle Page Application secara mudah.
  2. Tingkat interaksi dengan HTML tinggi karena kemampuannya untuk data binding pada HTML.
  3. Punya komponen yang bisa digunakan kembali.
  4. Memiliki sifat Dependency Injection yang membantu pekerjaan developer dalam melakukan penulisan komponen atau kode yang terpisah satu sama lain.
  5. Kemudahan dalam melakukan pembuatan kode sehingga menghasilkan cara yang lebih singkat dan efisien.
Callback Javascript

Mengenal Callback Javascript

JavaScript adalah bahasa pemrograman yang sangat populer dan kuat yang digunakan dalam pengembangan web. Salah satu konsep yang penting dalam JavaScript adalah callback. Callback adalah fungsi yang diberikan sebagai argumen pada fungsi lain dan akan dieksekusi setelah fungsi tersebut selesai dijalankan. Dalam artikel ini, kita akan menjelaskan secara lengkap apa itu callback, bagaimana cara menggunakannya, dan mengapa ini penting dalam pengembangan JavaScript.

Apa Itu Callback?

Callback adalah salah satu konsep fundamental dalam JavaScript yang memungkinkan kita untuk mengendalikan alur eksekusi program. Callback adalah fungsi yang diberikan sebagai parameter ke fungsi lain. Fungsi yang menerima callback akan menjalankannya pada waktu yang ditentukan atau setelah suatu peristiwa tertentu terjadi. Contoh sederhana callback adalah:

function greeting(name, callback) {
  console.log(`Hello, ${name}!`);
  callback();
}

function sayGoodbye() {
  console.log("Goodbye!");
}

greeting("John", sayGoodbye);

Pada contoh di atas, sayGoodbye adalah callback yang akan dieksekusi setelah fungsi greeting selesai dijalankan.

Mengapa Kita Memerlukan Callback?

Callback sangat berguna dalam pengembangan JavaScript karena JavaScript adalah bahasa pemrograman asinkron. Ini berarti bahwa beberapa operasi dapat berjalan secara bersamaan tanpa harus menunggu operasi sebelumnya selesai. Contoh paling umum dari asinkronitas dalam JavaScript adalah pemanggilan AJAX, pengunduhan gambar, atau pengambilan data dari database.

Dalam situasi-situasi seperti itu, kita perlu menentukan tindakan yang akan diambil ketika operasi asinkron selesai. Itulah mengapa kita menggunakan callback. Callback memungkinkan kita untuk menangani operasi asinkron dengan menjalankan kode tertentu ketika operasi tersebut selesai atau mengembalikan hasilnya.

Jenis-jenis Callback

Ada dua jenis callback dalam JavaScript:

Synchronous Callback: Synchronous callback dieksekusi segera setelah fungsi yang menggunakannya selesai dijalankan. Contoh sederhana dari synchronous callback adalah:

function syncFunction(callback) {
  console.log("Before callback");
  callback();
  console.log("After callback");
}
syncFunction(() => {
  console.log("Inside callback");

Asynchronous Callback: Asynchronous callback dieksekusi nanti, setelah suatu peristiwa tertentu terjadi. Ini sangat berguna dalam situasi asinkron seperti pemanggilan AJAX atau pengunduhan gambar.

function asyncFunction(callback) {
       console.log("Before setTimeout");
       setTimeout(function () {
           callback();
       }, 2000);
       console.log("After setTimeout");
}
asyncFunction(() => {
      console.log("Inside callback");
});

Contoh Penggunaan Callback yang Umum

Pemanggilan AJAX: Callback sering digunakan untuk menangani respons dari permintaan AJAX. Kita dapat menentukan callback yang akan dijalankan ketika data dari server telah diterima.

function fetchData(url, callback) {
  // Mengirim permintaan AJAX
  // Ketika response diterima, menjalankan callback
  fetch(url)
    .then((response) => response.json())
    .then((data) => {
      callback(data);
    });
}
fetchData("https://api.example.com/data", (data) => {
  console.log(data);
});

Event Handling: Callback juga digunakan dalam penanganan peristiwa. Ketika suatu peristiwa terjadi, callback yang telah ditentukan akan dieksekusi.

document.querySelector("button").addEventListener("click", function () {
  console.log("Button clicked!");
});

Callback Hell (Pyramid of Doom)

Salah satu masalah yang sering muncul dalam penggunaan callback adalah callback hell, juga dikenal sebagai “pyramid of doom”. Ini terjadi ketika kita memiliki banyak callback bersarang dalam kode kita, yang membuatnya sulit dibaca dan dipelihara.

function fetchData(url, callback) {
  fetch(url)
    .then((response) => response.json())
    .then((data) => {
      processData(data, () => {
        displayData(data, () => {
          // ... dan seterusnya
        });
      });
    });
}

Untuk mengatasi masalah tadi, kita dapat menggunakan teknik seperti Promises atau async/await

Menggunakan Promises sebagai Alternatif Callback

Promises adalah cara modern untuk mengatasi asinkronisasi dalam JavaScript. Mereka memungkinkan kita untuk menulis kode yang lebih bersih dan mudah dibaca daripada callback hell.

function fetchData(url) {
  return fetch(url)
    .then((response) => response.json());
}

fetchData("https://api.example.com/data")
  .then((data) => {
    console.log(data);
  })
  .catch((error) => {
    console.error(error);
  });